Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Sistem Kesehatan Publik di India Terancam Kolaps

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Antrean warga di Delhi India. Kasus infeksi di daerah tersebut termasuk yang tinggi di India.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Rumah sakit-rumah sakit di India mengalami kesulitan dengan lonjakan pasien infeksi virus corona yang terus terjadi.

Otoritas di ibu kota negara, Delhi, menginstruksikan 33 rumah sakit swasta untuk mencadangkan 80 persen tempat tidur di unit pelayanan intensifnya (ICU) untuk pasien Covid-19.

Pasalnya, mulai terjadi kekurangan fasilitas di rumah sakit-rumah sakit milik pemerintah.

Data hingga hari ini, Senin (21/9/2020), India menempati posisi kedua negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia, dengan 5.485.612 kasus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada awal Agustus lalu, Delhi berhasil mengendalikan penyebaran pandemi dengan kasus-kasus baru menurun hingga kurang dari 1.000 per hari.

Namun, terjadi peningkatan kasus Covid-19 di negara dan ibu kota sehingga tidak dapat menghindar dari dampak lonjakan ini.

Secara total, jumlah kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi di Delhi telah melewati angka 230.000 dengan lebih dari 4.000 kasus baru harian dalam delapan hari terakhir.

"Terlihat seperti tidak ada akhir dari krisis ini. Kami kewalahan dengan peningkatan infeksi yang terjadi. Tidak hanya di Delhi, kekurangan staf medis terlatih di RS pemerintah dan swasta terjadi di negara secara umum," kata Dr Anoop Saraya yang bekerja di Alll India Institute of Medical Science Delhi sebagaimana dikutip DW, Sabtu (19/9/2020).

Data dari aplikasi okupansi rumah sakit pemerintah lokal, Delhi Corona, menunjukkan tidak adanya bed ICU dengan ventilator yang tersedia untuk pasien virus corona di 8 dari 11 rumah sakit swasta ternama ibu kota.

Baca juga: Ini Penyebab Kasus Virus Corona di India Melonjak Tajam

Rumah sakit kewalahan

Jumlah total kasus lebih dari 5 juta di India ini telah berlipat ganda dari 2,5 juta kasus hanya dalam satu bulan.

Banyak pasien yang kini tidak bisa mendapatkan tempat di rumah sakit karena kekurangan fasilitas dari lonjakan yang terjadi.

Di negara bagian utara, Punjab, kekurangan tempat tidur, rumah sakit yang penuh, dan tenaga kesehatan yang bekerja lebih dari kapasitasnya menjadi ancaman tersendiri pada sistem kesehatan.

Infeksi di wilayah tersebut telah mencapai 87.200 kasus dengan 2.500 kematian dalam beberapa hari terakhir.

Sementara, kondisi di Mumbai lebih baik, dengan setidaknya sepertiga dari tempat tidur normal rumah sakit masih tersedia.

Namun, jumlah tempat tidur dan ventilator semakin langka dengan bertambahnya pasien.

Baca juga: Tingkat Kematian Covid-19 Menurun saat Kasus Meningkat, Bagaimana Kondisi di India?

Kekurangan oksigen

Sebelumnya, melansir BBC, 14 September 2020, dengan bertambahnya kasus-kasus baru Covid-19, permintaan terhadap oksigen meningkat secara eksponensial.

Rumah sakit dan pusat layanan mengonsumsi hingga 2.700 ton oksigen per hari bulan ini.

Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan bulan April, di mana konsumsi hanya sebesar 750 ton.

"Saat ini, 45 persen oksigen yang kami produksi untuk industri, sedangkan 55 persen lainnya untuk rumah sakit dan panti jompo," kata Presiden All India Industrial Gases Manufeacturers Association, Saket Tikku.

Menurut Tikku, pemerintah berada di posisi sulit. Jika persediaan oksigen industri untuk pabrik dipotong, kegiatan industri pun akan jatuh.

Sebaliknya, jika kekurangan oksigen di rumah sakit tidak dapat terselesaikan, nyawa para pasien akan berada dalam bahaya. 

Kesalahan prioritas

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Pemerintah India telah membuka kembali gym, sebagian tempat kerja, hingga pasar.

Penerbangan evakuasi internasional juga dioperasikan setiap hari. Begitu pula dengan layanan kereta api.

Hanya bioskop, sekolah, dan universitas yang tetap ditutup.

Kementerian Kesehatan sendiri mengklaim tidak adanya kekurangan ventilator di level nasional.

"Kapasitas harian saat ini untuk produksi oksigen di India adalah lebih dari 6.900 metrik ton. Kami memastikan manajemen inventori yang layak di level rumah sakit. Kami berencana untuk mengisi stok-stok tersebut secara tepat waktu," kata Sekretaris Kessehaan Rajesh Bushan.

Di awal bulan ini, Komisi Keuangan menyebut bahwa negara akan memerlukan dana sebesar 58 miliar Euro atau sekitar 100 trilliun rupiah selama lima tahun ke depan untuk penyediaan layanan kesehatan dasar bagi masyarakat.

Para ahli mengkhawatirkan jumlah total kasus kematian di India mengalami lonjakan dalam beberapa minggu ke depan dengan dilonggarkannya pembatasan penguncian di seluruh wilayah kecuali yang berisiko tinggi.

Baca juga: Longgarkan Pembatasan Sosial, India Laporkan 89.706 Kasus Corona dalam 24 Jam

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi