Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Takjub Keajaiban Bandar Jakarta

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi musik.
Editor: Heru Margianto


PADA masa karantina diri akibat Coronafobia saya memperoleh banyak waktu untuk melanjutkan beberapa upaya yang masih terbengkalai . Antara lain menelusuri keajabain tata harmoni lagu Bandar Jakarta yang semula saya duga ciptaan Ismai Marzuki namun ternyata Iskandar.

Gumun

Bandar Jakarta diawali secara konvensional alias biasa-biasa saja dengan akord Tonika namun pada ketukan irama ke 7 ½ langsung pindah bukan ke akord Dominan namun loncat ke Dominan Ganda sebagai gerak modulatif ke tangga nada lain yang dimantapkan sampai dengan ketukan ke 19 ½ sebagai Tonika yang mengalir ke atas kemudian ke bawah sampai dengan ketukan ke 40.

Di sini saya tidak mampu mematuhi petuah Jawa: Ojo Gumunan (jangan mudah heran) akibat terus terang saya sangat gumun atas keberanian setelah “salto mortale” Pak Iskandar beristirahat pada Dominan yang sudah berubah fungsi menjadi Tonika untuk kemudian pada ketukan ke 37 menyelinapkan interval tujuh kecil agar beralih-fungsi menjadi Dominan tujuh untuk kemudian mendarat pada ketukan ke 41 di --- ya ampun! ---- Sub Dominan yang kemudian difungsikan sebagai Tonika!

Di situ Pak Iskandar berbuat sebuah dosa asal kaliber taman Firdaus Musik Akademis Barat yaitu berani bergerak dari Dominan ke Sub Dominan yang layak diyakini pasti mengandung dosa paralel interval kuint maka secara akademis hukumnya wajib dogmatis tanpa kompromi dicoret dengan tinta merah oleh penguji berijazah ilmu harmoni sebagai bukan sekadar kesalahan namun dosa tak terampuni!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosa makin parah akibat Sub Dominan yang sudah susah-payah dicapai secara tidak halal melalui Dominan ternyata malah diperankan sebagai Tonika.

Justru pada rangkaian dosa asal berlapis-lapis ibarat buah terlarang itu bagi saya merupakan puncak keindahan gubahan musik Pak Iskandar nan tiada dua di marcapada ini.

Gumun

Pada ketukan ke 57 Sub Dominan ganda yang beralih-peran sebagai Tonika dengan melodi indah berkeliaran ke sana ke mari masih dalam wilayah harmoni Tonika untuk kemudian bermodulasi kembali ke Dominan demi permai mendarat sebagai Tonika dalam tangga nada awal.

Selanjutnya Pak Iskandar menggubah Bandar Jakarta tanpa peduli ilmu bentuk musik seiring-sejalan dengan misalnya Sonata dalam b minor untuk pianoforte gubahan Franz Liszt.

Silakan cemooh saya mudah gumunan namun memang apa boleh buat saya memang benar-benar gumun atas kesaktian Pak Iskandar berakrobat harmoni dari modulasi ke modulasi setara kenekatan gerak batin seorang dodekafonikawan seperti Arnold Schoenberg namun tanpa menanggalkan sukma tonalitas.

Ketakjuban saya terhadap keajaiban “Bandar Jakarta” Iskandar bercampur iri sama halnya keirian saya terhadap keajaiban “Yen ing tawang ono Lintang” Anjar Ani, “Belaian Bunga” Ismail Marzuki, “Kunang-Kunang” Titiek Puspa, “Menghitung Hari” Melly Guslaw, “Banyu Langit” Didi Kempot, “Gethuk” Manthous , “Gema Maumere” Nyong Franco.

Iri akibat saya tidak mampu menggubah lagu seindah yang para beliau terbukti mampu menggubahnya.

Ketakjuban saya juga Insya Allah menyadarkan kita semua sebagai warga Indonesia bahwa sebenarnya tidak ada salahnya di samping menggemari musik bangsa asing, kita juga menikmati nikmatnya musik karya bangsa kita sendiri. Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi