Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Terbaru Sebut NSAID Tidak Berhubungan dengan Keparahan Pasien Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi obat
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen dan diklofenak tidak berhubungan dengan kondisi tingkat keparahan Covid-19.

Studi yang dilakukan oleh Universitas Denmark dan terbit 8 September 2020 di PLOS Medicine ini berbeda dengan kekhawatiran yang sempat muncul sebelumnya.

Sebagaimana diketahui, pada fase awal pandemi Covid-19, muncul kekhawatiran bahwa obat penghilang rasa sakit ibuprofen bisa memperparah pasien virus corona.

Ibuprofen maupun obat-obatan golongan NSAID lain, adalah obat yang beredar luas di pasaran. Sehingga pengaruh obat ini terhadap Covid-19 dianggap penting untuk diselidiki.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pernah Dapat Warning dari WHO, Ibuprofen Diuji Coba sebagai Obat Covid-19

Penelitian

Studi baru mengenai NSAID sendiri dilakukan peneliti menggunakan data dari 9.326 warga Denmark yang dites positif virus SARS-CoV-2 sekitar 27 Februari hingga 29 April 2020.

Para peneliti mengamati data pasien yang meliputi penggunan NSAID, kasus kematian dalam waktu 30 hari terakhir, rawat inap, masuk ICU, ventilasi mekanis dan terapi penggantian ginjal akut.

Dari data tersebut ada 248 orang (2,7 persen) yang menerima resep NSAID dalam rentang waktu 30 hari usai positif.

Hasilnya para peneliti menyimpulkan tidak melihat ada hubungan antara penggunaan NSAID dan keparahan pasien.

“Kami memeriksa apakah penggunaan NSAID dikaitkan dengan mortalitas 30 hari dan hasil yang merugikan pada populasi nasional individu positif SARS-CoV-2. Penggunaan NSAID tidak terkait dengan peningkatan mortalitas 30 hari, sebuah temuan yang kuat dalam berbagai analisis tambahan, " kata penulis penelitian dikutip dari FOXNews.

Menurut hasil penelitian, mereka yang positif dan diobati dengan NSAID sebanyak 6,3 persen meninggal, 24,5 persen dirawat di rumah sakit, dan 4,9 persen di ICU.

Jumlah tersebut tidak berbeda signifikan secara statistik dengan mereka yang dites positif akan tetapi tidak diobati dengan NSAID yakni 6,1 persen meninggal, 21,2 persen dirawat rumah sakit dan 4,7 persen di ICU.

“Mempertimbangkan bukti yang tersedia, tidak ada alasan untuk menarik penggunaan NSAID yang diindikasikan dengan baik selama pandemi SARS-CoV-2,” kata para penulis dikutip dari Medical Express

Meski demikian penulis mengingatkan untuk tetap mempertimbangkan efek samping NSAID selama penggunaan obat tersebut.

“Namun, efek samping NSAID yang sudah mapan, terutama efek ginjal, gastrointestinal, dan kardiovaskular, harus selalu dipertimbangkan, dan NSAID harus digunakan dalam dosis serendah mungkin untuk durasi sesingkat mungkin untuk semua pasien,” lanjut mereka.

Baca juga: WHO: Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Obati Gejala Infeksi Virus Corona

Sempat dilarang

Penggunaan NSAID sempat tidak direkomendasikan bagi orang yang diketahui positif Covid-19.

Mengutip Kompas.com (17/6/2020) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (17/3/2020) melarang penggunaan NSAID termasuk ibuprofen usai Pemerintah Perancis memperingakan obat-obat anti-inflamasi dapat memperburuk efek virus pada tubuh.

Menteri Kesehatan Perancis Oliver Veran mengatakan obat anti-inflamasi non steroid seperti ibuprofen dapat memperburuk infeksi sehingga pihaknya menyarankan penggunaan paracetamol.

Pada 19 April 2020, WHO memperbarui rekomendasinya yang menerangkan tidak ada bukti mengenai adanya efek samping yang parah, pemanfaatan layanan kesehatan akut, maupun kelangsungan hidup jangka panjang, dan kualitas hidup pasien dengan Covid-19 yang diberikan NSAID.

Meski demikian mengutip dari situs resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), FDA merekomendasikan siapapun agar mendiskusikan penggunaan NSAID dengan dokter.

FDA juga memperingatkan aktivitas farmakologis NSAID dalam mengurangi peradangan dan demam dapat mengurangi kegunaan tanda diagnostik dalam mendeteksi infeksi.

 Baca juga: Ibuprofen dan Parasetamol, Mana yang Efektif untuk Pasien Covid-19?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi