Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Poin Penting Pidato Jokowi di Sidang Umum PBB

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/HO/KEMENLU
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk ditayangkan dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo mengajak pemimpin dunia untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar pada Selasa (22/9/2020) malam waktu New York atau Rabu (23/9/2020) pagi waktu Indonesia.

Sejak menjabat sebagai Presiden RI, ini merupakan kali pertama Jokowi menyampaikan pidato di hadapan majelis tersebut.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB

Sebelumnya, Jokowi selalu mendelegasikan tugas itu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Majelis Umum PBB sendiri digelar secara virtual dan Jokowi menyampaikan pidatonya melalui rekaman. 

Baca juga: Jokowi Pidato di Sidang Umum PBB Pakai Bahasa Indonesia, Mengapa?

Ada sejumlah poin penting yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Ajakan bersatu padu

Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan berbagai konflik dan masalah di dunia, termasuk kemiskinan, kelaparan, hingga hukum internasional yang tidak diindahkan.

"Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini," katanya. 

Menurut Jokowi, kini masih ada rivalitas antarnegara dalam penanganan pandemi Covid-19. 

"Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya rivalitas yang semakin menajam," ungkapnya.

"Padahal, kita seharusnya bersatu padu selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antar-negara yang saling menguntungkan," lanjutnya.

Ia menambahkan, dampak dari pandemi Covid-19 sangat besar, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.

Baca juga: Di Sidang Umum PBB, Jokowi Minta Kerja Sama Kesehatan Global Diperkuat

Selain itu, virus corona juga tidak mengenal batas negara sehingga tak ada yang aman mendahului yang lain.

Jokowi mengatakan, apabila perpecahan dan rivalitas terus terjadi, ia khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestrai akan goyah atau bahkan akan sirna.

"Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," ucapnya.

2. Bridge builder perdamaian dunia

Presiden Jokowi menyebut bahwa Indonesia akan terus memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi.

"Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia, spirit yang menguntungkan semua pihak tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no country, should be left behind," kata Jokowi.

Dalam pidatonya, Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk memperoleh hak-haknya. 

"Palestina adalah satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya," ungkapnya. 

Selain itu, Jokowi mengatakan, bersama negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. 

"Spirit kerja sama dan perdamaian inilah yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan Indo Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo Pacific," tuturnya. 

Baca juga: Jokowi: Palestina Satu-satunya Negara Peserta KAA yang Belum Merdeka

3. PBB harus berbenah diri

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan tiga pemikirannya untuk merespons kondisi dunia saat ini. 

Salah satunya adalah bahwa PBB harus senantiasa berbenah diri.

"PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis," katanya.

Menurut Jokowi, PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. 

"Dan kita semua punya tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar PBB tetap relevan dan semakin kontributif sejalan dengan tantangan zaman," tambahnya.

Jokowi menyebut bahwa Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme.

"Multilateralisme adalah satu-satunya jalan yang dapat memberikan kesetaraan," tegasnya.

Baca juga: Pidato Sidang Umum PBB, Jokowi Ajak Semua Negara Mulai Reaktivasi Kegiatan Ekonomi

4. Penguatan collective global leadership

Jokowi juga meminta penguatan collective global leadership.

Pasalnya, dalam hubungan antarnegara atau hubungan internasional, setiap negara selalu memperjuangkan kepentingan nasionalnya.

"Jangan lupa, kita semua memiliki tanggung jawab untuk kontribusi, menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia. Di sinilah dituntut peran PBB untuk memperkokoh collective global leadership," kata dia.

"Dunia membutuhkan spirit kolabrasi dan kepemimpinan global yang lebih kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik," lanjutnya.

5. Penguatan kerja sama penanganan Covid-19

Terakhir, Presiden Jokowi menyebut perlunya penguatan kerja sama penanganan Covid-19, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

"Untuk jangka panjang, tata kelola ketahanan kesehatan dunia harus lebih diperkuat. Tatanan kesehatan dunia yang berbasis pada ketahanan kesehatan nasional akan menjadi penentu masa depan dunia," ungkapnya.

Sementara, dari sisi ekonomi, menurut Jokowi, reaktivasi kegiatan ekonomi secara bertahap harus mulai dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan-kelemahan global supply chain yang ada saat ini.

"Aktivasi ekonomi harus memprioritaskan kesehatan warga dunia. Dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita. Semua itu dapat tercapai jika semua bekerja sama, bekerja sama, dan bekerja sama," tegasnya.

Baca juga: Di Sidang Umum PBB, Jokowi Serukan Akses Vaksin Covid-19 Setara untuk Semua Negara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi