Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Manusia Terberat di Dunia 2017 Sembuh dari Covid-19...

Baca di App
Lihat Foto
Juan Pedro Franco berolahraga dengan pedal sepeda yang dimodifikasi di rumahnya, di Guadalajara, negara bagian Jalisco, Meksikp, pada Sabtu (17/2/2018). (AFP/Ulises Ruiz)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penyebaran virus corona di dunia telah mencapai 32 juta kasus hingga Kamis (24/9/2020) malam.

Jumlah korban jiwa akibat virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tersebut juga telah mencapai 983.040.

Virus yang disebut menyebar pertama kali di Kota Wuhan, China tersebut juga tidak pandang bulu. Pejabat, artis, atlet hingga masyarakat luas juga terinfeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Baru-baru ini, mantan orang terberat di dunia versi Guinness World Records 2017 Juan Pedro Franco dari Meksiko berhasil mengalahkan virus corona.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Franco dahulu memiliki berat 595 kilogram atau lebih dari berat rata-rata beruang kutub jantan.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Miliki riwayat penyakit

Namun, kini pria yang berusia 36 tahun itu memiliki berat sekitar 208 kilogram.

Franco memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit paru obstruktif kronis yang membuat perjuangannya melawan virus itu menjadi sangat melelahkan.

"Ini penyakit yang sangat agresif. Saya mengalami sakit kepala, nyeri tubuh, sesak napas, demam. Saya adalah orang yang sangat berisiko tinggi," kata Franco kepada AFP dikutip dari France 24, Rabu (23/9/2020).

Baca juga: Temukan Kelemahan Virus Corona, Peneliti Inggris Optimistis Pengembangan Obat Covid-19 Berhasil

Dia meyakini, upayanya menjaga kesehatan dan berat badan lewat diet, olahraga, dan operasi telah membantunya bisa bertahan hidup.

Karena tanpa upaya itu, maka kondisi diabetes serta hipertensi yang tidak terkendali mungkin akan memperparah gejala infeksi Covid-19.

Untuk diketahui, Meksiko ialah negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi keempat di dunia.

Tak hanya itu, juga memiliki tingkat obesitas tertinggi di planet ini di antara anak-anak dan tertinggi kedua di antara orang dewasa.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui soal OTG pada Covid-19

Banyak yang meninggal karena punya masalah obesitas

Seperempat dari lebih dari 74.000 orang Meksiko yang meninggal setelah tertular virus memiliki masalah kelebihan berat badan atau obesitas.

Banyak dari mereka yang meninggal menderita setidaknya satu kondisi yang mendasari seperti hipertensi, diabetes dan obesitas, yang sering dikaitkan dengan pola makan yang buruk dan kurang olahraga.

"Pasien yang diabetik, punya hipertensi, dan penyakit jantung lebih rentan mengalami komplikasi serius dari virus tersebut," ungkap Jose Antonio Castaneda, salah satu dokter yang menangani Franco.

"Kemungkinannya bisa bertahan hidup minim," lanjutnya.

Franco, yang kehilangan ibunya yang berusia 66 tahun karena Covid-19, percaya bahwa proses penurunan berat badannya, membantu dia bertahan hidup karena diabetes dan hipertensinya sekarang terkendali.

Baca juga: Kanker Ovarium dan Risiko Covid-19...

Menderita beberapa masalah kesehatan

Tak hanya mengalami kesulitan bergerak, saat mengalami obesitas lalu, Franco juga harus menderita beberapa penyakit berbahaya seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan masalah hambatan di paru-parunya.

Dokter mengkhawatirkan berbagai risiko yang bisa mengancam nyawa Franco, apabila dia tidak mengurangi berat badannya.

Saat itulah, Franco memutuskan untuk menjalani dua kali operasi lambung.

Baca juga: CDC Sebutkan Adanya Penyebaran Covid-19 di Pesawat, Ini Penjelasannya...

Saat dewasa, Franco dan ibunya pindah dari daerah asalnya, Aguascalientes, ke Guadalajara, kota di mana Franco bertemu dengan ahli bedah bariartik Jose Antonio Castaneda.

Castaneda memaksa Fraco untuk melakukan diet ketat karena hipotiroidime.

Dia tidak mengizinkan pria gemuk itu makan masakan Mediterania selama 6 bulan.

Pada Mei 2017, Franco menjalani operasi pertama untuk melepaskan bagian perut sehingga volumenya berkurang hingga 80 persen.

Baca juga: Hari Ini Rekor Kasus Harian Covid-19, Zona Merah Bertambah Jadi 58, Mana Saja?

6 bulan kemudian, dokter mengurangi setengah sisa perutnya dan menghubungkan dengan salah satu kantong yang lebih kecil ke usus.

Menurut dokter, Franco tidak bisa bergerak saat itu, sehingga membakar kalori tidak akan pernah cukup untuk mengatasi obesitasnya.

Satu-satunya pilihan dengan mengurangi secara radikal ukuran perutnya.

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Bagaimana Cara Isolasi Mandiri dan Merawat Saudara yang Positif Covid-19?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: AFP, France24
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi