Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona di Dunia 25 September: 32,3 Juta Kasus | Google Maps Akan Rilis Daerah Sebaran Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Warga melintas di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di Petamburan, Jakarta, Rabu (16/9/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19 secara nasional. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Penyebaran virus-virus corona belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Melansir Worldometers, jumlah kasus virus corona di dunia hingga Jumat (25/9/2020) mencapai 32.390.656.

Jumlah korban jiwa akibat virus SARS-CoV-2 tersebut sebanyak 986.835. Sementara pasien yang dikabarkan sembuh ada 23.892.852.

Baca juga: Hari Ini Rekor Kasus Harian Covid-19, Zona Merah Bertambah Jadi 58, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat, 7.177.673 kasus, 207.396 meninggal dunia, dan 4.422.635 sembuh.
  2. India, 5.816.103 kasus, 92.317 meninggal dunia, dan 4.752.991 sembuh.
  3. Brasil, 4.657.702 kasus, 139.808 meninggal dunia, 4.023.789 sembuh
  4. Rusia, 1.128.836 kasus, 19.948 meninggal dunia, dan 929.829 sembuh.
  5. Kolumbia, 790.823 kasus, 24.924 meninggal dunia, dan 674.961 sembuh.
  6. Peru, 782.695 kasus, 31.870 meninggal dunia, dan 636.489 sembuh.
  7. Meksiko, 710.049 kasus, 74.949 meninggal dunia, dan 510.237 sembuh.
  8. Spanyol, 704.209 kasus, 31.118 meninggal dunia.
  9. Argentina, 678.266 kasus, 14.766 meninggal dunia, dan 536.589 sembuh.
  10. Afrika Selatan, 667.049 kasus, 16.283 meninggal dunia, dan 595.916 sembuh

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Berikut ini secara lengkap update seputar virus corona di berbagai negara dikutip dari CNN:

1. Amerika Serikat

Sebuah perkiraan yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memproyeksikan akan ada 214.000-226.000 kematian akibat virus corona di Amerika Serikat pada 17 Oktober 2020 nanti.

Sebelumnya pada 10 Oktober perkiraan yang muncul adalah 218.000 kematian.

Adapun saat ini setidaknya jumlah orang meninggal di AS mencapai 202.344 orang.

Sementara itu, Komisaris Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) Dr Stephen Hahn pada Kamis (24/9/2020) menolak mengomentari pernyataan Trump yang mengatakan akan mengganti badan itu jika sampai merilis standar yang ketat untuk otorisasi kandidat vaksin Covid-19.

Saat ini FDA tengah mempertimbangkan akan mengeluarkan aturan terkait waktu tambahan untuk mengevaluasi keamanan vaksin.

Baca juga: Update Vaksin Corona: Meningkat, Kini 5 Vaksin Disetujui Terbatas

2. Inggris

Negara ini kembali mencatat jumlah kasus virus corona tertinggi sejak pandemi dimulai.

Gelombang kedua di Inggris menyebabkan negara itu kembali mencatat sebanyak 6.634 kasus virus corona dalam 24 jam terakhir.

Setidaknya ada 40 kematian yang dilaporkan pada Kamis (24/9/2020).

Sehingga korban meninggal di Inggris sampai dengan saat ini mencapai 41.902 orang.

Baca juga: Beberapa Catatan soal Resesi Inggris...

3. Afrika

Kasus Covid-19 yang dikonfirmasi beserta jumlah kematian yang dilaporkan masih rendah di banyak negara Afrika.

Tetapi hasil laporan awal pada kelompok komunitas menunjukkan jumlah infeksi sebenarnya lebih tinggi dari yang dilaporkan pemerintah.

Terkait hal itu WHO memperingatkan bahwa mungkin ada banyak kasus tak bergejala.

"Analisis awal menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen kasus di Afrika tidak bergejala," ujar Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Afrika.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Menurutnya tindakan cepat pemerintah memberlakukan kuncian awal, kepatuhan publik terhadap pembatasan pergerakan akan membantu benua itu menjaga kasusnya tetap rendah.

Sejumlah ahli masih belum yakin mengenai apa yang menjadi penyebab rendahnya kematian di Afrika.

"Kami tidak tahu faktor pasti yang menyebabkannya, kami hanya tahu bahwa beberapa faktor lebih mungkin," kata Dr Sam Agatre Okuonzi dari Uganda.

Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab rendahnya kematian di Afrika adalah karena mayoritas penyintas mayoritas dari kalangan muda, frekuensi banyak orang Afrika yang menghabiskan waktu di luar rumah, sedikit pergerakan, dan bagaimana interaksi di pedesaan adalah beberapa hal yang cukup menjelaskan alasan potensial kenapa di benua itu kematian hanya sedikit.

Potensi lain adalah karena tingkat kekebalan silang yang berkembang di negara itu.

Baca juga: Cara Membuat Password yang Aman dari Peretasan

4. Eropa

Saat ini kasus virus corona di banyak negara Eropa mencapai rekor tertinggi saat Eropa menghadapi gelombang kedua.

Meski demikian jumlah kematian di banyak negara itu masih jauh dari puncak yang terjadi pada April dulu.

Meski demikian sejumlah ahli memperingatkan, dari tanda-tanda yang terlihat ada kemungkinan akan terjadi banyak tragedi pada musim dingin ini.

Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Buka Pendaftaran untuk Nakes Penanggulangan Covid-19, Ini Rinciannya...

Para ahli mengatakan saat ini rumah sakit di Eropa mungkin telah siap mengobati Covid-19.

Selain itu tindakan seperti menjaga jarak sosial dan mengenakan masker telah menjadi norma dan penyebaran belakangan terjadi pada usia muda sehingga lebih kecil kemungkinan meninggal.

Akan tetapi menurut mereka perlu diwaspadai adanya musim dingin yang mulai terjadi.

"Jelas kami tidak benar-benar memiliki cara untuk mencegah Covid menyebar, selain penguncian atau tindakan jarak sosial dan sebagainya; kami belum memiliki vaksin," ujar Michael Head, peneliti senior kesehatan global di Universitas Southampton Inggris kepada CNN.

 

Baca juga: CDC Sebutkan Adanya Penyebaran Covid-19 di Pesawat, Ini Penjelasannya...

Google Maps

Google Maps dalam waktu dekat akan merilis fitur baru yang menunjukkan seberapa meluasnya virus corona di suatu wilayah geografis.

Nantinya mulai minggu depan aplikasi maps akan menampilkan rata-rata tujuh hari kasus Covid-19 baru per 100.000 orang.

Nantinya area yang diarsir akan menunjukkan apakah kasus meningkat atau menurun yang akan diarsir menggunakan salah satu dari enam warna untuk menandakan berapa banyak kasus baru yang dilaporkan.

Fitur Google ini didapatkan dengan menarik tiga sumber data yakni Universitas Johns Hopkins, New York Times dan Wikipedia.

Mereka juga menerima data dari WHO dan organisasi kesehatan publik atau pemerintah lain.

Nantinya fitur ini akan tersedia untuk 220 negara.

Baca juga: Mengenal Sosok Jerinx yang Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus IDI Kacung WHO

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Berat Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi