Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelanggaran Lalu Lintas di Jepang oleh Pesepeda Catatkan Rekor, Lebih dari 22.000 Kasus

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi sepeda impor
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Pelanggaran lalu lintas di Jepang oleh pengendara sepeda pada tahun 2019 mencapai rekor tertinggi, yakni 22.859 kasus.

Sementara, hingga pertengahan tahun 2020, pelanggaran lalu lintas oleh pesepeda sudah mencapai 12.839 kasus.

Dilansir The Japan Times, data pelanggaran pengendara sepeda tersebut dirilis Badan Kepolisian Nasional Jepang pada Jumat (25/9/2020).

"Masyarakat tampaknya kurang menyadari bahwa pengendara sepeda juga tunduk pada peraturan lalu lintas seperti halnya pengemudi kendaraan bermotor," kata seorang pejabat kepolisian Jepang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepolisian Jepang memperingatkan dari 427 pengendara sepeda yang tewas dalam kecelakaan pada 2019, 329 di antaranya atau 77 persen dikarenakan melanggar aturan lalu lintas.

Jenis pelanggaran pada tahun 2019 yang paling banyak adalah pengabaian lampu lalu lintas yang mencapai 12.472 kasus.

Baca juga: Aturan Menteri Terbit, Ini Kelengkapan yang Harus Dipenuhi pada Sepeda

Pelanggaran pada urutan kedua adalah penyeberangan rel kereta api setelah gerbang ditutup menempati urutan kedua, dengan 5.931 kasus.

Pelanggaran lainnya adalah 1.555 kasus tidak berhenti di lampu merah, 1.024 pelanggaran menggunkana earphone atau payung saat bersepeda, dan 109 kasus bersepeda sambil mabuk.

Tahun ini diprediksi bertambah 

Sementara pada tahun ini, diperkirakan jumlah pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pesepeda akan bertambah. 

Prediksi tersebut muncul dikarenakan penggunaan sepeda yang mengalami peningkatan selama pandemi virus corona, termasuk untuk layanan pengiriman ke rumah dan perjalanan pulang pergi.

Polisi pun akan mengambil langkah tegas terhadap para pesepeda yang melanggar aturan lalu lintas tersebut.

Undang-undang lalu lintas Jepang menyebut, pesepeda berusia 14 tahun atau lebih yang mengabaikan peringatan polisi karena bersepeda dengan berbahaya sebanyak dua kali selama tiga tahun, harus mengikuti kursus keselamatan selama tiga jam atau membayar denda.

Awal bulan ini, Polisi Prefektur Aichi meminta operator layanan pengiriman makanan Uber Eats di Jepang untuk mengikuti peraturan lalu lintas.

Hal tersebut dilakukan setelah polisi menerima banyak laporan tentang pengendara sepeda yang mengantarkan makanan tanpa memperhatikan lampu lalu lintas.

Polisi juga meminta pengantar makanan untuk mengendarai sepeda dengan aman, termasuk menghindari berkendara di tengah jalan.

Sementara itu, petugas polisi prefektur yang tengah berpatroli di distrik pusat Nagoya pada 10 September saat waktu makan siang mengeluarkan peringatan kepada 52 pengendara sepeda yang mengabaikan lampu lalu lintas atau berkendara dengan earphone menyala.

Sebanyak 16 di antara pesepeda tersebut adalah pengantar makanan.

Baca juga: Soal Aturan Sepeda, Menhub: Kalau Ada yang Keberatan, Kami Welcome

Sepeda makin populer

Dilansir The Mainichi, 3 Mei 2020, pada 21 April atau sekitar dua minggu setelah pernyataan keadaan darurat diberlakukan di tujuh prefektur, termasuk Tokyo dan Kanagawa, ada peningkatan jumlah pesepeda di Naka Ward, distrik bisnis Yokohama.

Seorang wanita berusia 54 tahun yang bekerja di salah satu perusahaan lokal mengungkapkan kepada alasannya menggunakan sepeda.

"Biasanya saya naik kereta, tetapi saya mengganti naik sepeda dua minggu lalu karena saya takut dengan virus corona," kata perempuan itu.

Menurut penjual sepeda besar di kota itu, setengah dari pembeli yang datang selama sebulan terakhir mengatakan mereka khawatir tentang penyebaran virus corona dan ingin menggunakan sepeda untuk mulai bekerja.

Tren ini juga terlihat dengan inisiatif berbagi sepeda, yang telah meluas ke seluruh negeri.

Berbagi sepeda memungkinkan sepeda dapat dipinjam dengan cara yang mirip dengan mobil rental, dan dikembalikan ke terminal yang telah ditentukan.

Menurut Docomo Bike Share Inc. yang berbasis di Tokyo yang memiliki sekitar 750.000 anggota, tercatat ada peningkatan anggota baru antara 1 dan 15 April.

Mereka mencatat ada penambahan anggota sebesar 20 persen lebih tinggi daripada jumlah pendaftaran harian di bulan Maret.

Meskipun penurunan dalam penggunaan secara keseluruhan, mereka mencatat peningkatan pengguna pertama kali.

"Kami pikir ada pengaruh dari penyebaran virus corona baru. Tampaknya itu tidak terbatas pada perjalanan, dengan banyak orang juga menggunakannya untuk pengiriman barang," kata juru bicara Docomo Bike Share Inc.

Di Tokyo tampaknya mengalami tren yang serupa. Seorang karyawan perusahaan IT berusia 40 tahun yang tinggal di ibu kota Ota Ward baru-baru ini bepergian dengan sepeda.

Sebelumnya, dia biasa naik kereta ke kantornya di distrik Roppongi.

"Meskipun keadaan membaik setelah pernyataan keadaan darurat diberlakukan, kepadatan orang di kereta membuat saya jadi khawatir akan terinfeksi," kata karyawan itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi