Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global Disebut sebagai Pemicu Kebakaran Besar di California

Baca di App
Lihat Foto
AFP/BRITTANY HOSEA-SMALL
Suasana di San Francisco, California, AS, dengan langit berwarna oranye yang dipenuhi asap pekat dari kebakaran lahan, Rabu (9/9/2020). Kebakaran terbesar dalam sejarah California itu dilaporkan telah menghancurkan 470 ribu hektar vegetasi kering dan 3,1 juta hektar lahan terbakar.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para ilmuwan mengatakan bahwa perubahan iklim mendorong skala dan dampak kebakaran hutan besar di California baru-baru ini.

Menurut mereka, California sekarang memiliki risiko kebakaran lebih besar daripada sebelum manusia mulai mengubah iklim.

Masalah pengelolaan lahan yang sering disebut Presiden Donald Trump sebagai penyebab utama, justru tak terbukti.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran hutan di California sejak Agustus 2020 merupakan yang terburuk dalam 18 tahun terakhir.

Lebih dari 30 orang dilaporkan meninggal dunia dan ribuan orang mengungsi.

Gubernur California Gavin Newsom menyalahkan perubahan iklim sebagai penyebab kebakaran, tetapi Trump di sisi lain menunjuk praktik pengelolaan lahan sebagai pendorong utama.

Baca juga: Saat Populasi Hewan di Dunia Turun 68 Persen dalam 50 Tahun...

Perubahan iklim

Sekarang, tinjauan penelitian ilmiah tentang alasan kebakaran ini menunjukkan bahwa kenaikan suhu memainkan peran utama.

Awal tahun ini, tim peneliti yang sama menerbitkan ulasan tentang asal-usul kebakaran besar di Australia pada 2019.

Dikutip dari BBC, Jumat (25/9/2020), studi tersebut menunjukkan bahwa perubahan iklim berada di balik peningkatan frekuensi dan dampak kebakaran.

Baca juga: Viral, Video Kuda Laut Jantan Lahirkan Bayi, Benarkah Demikian?

Hal itu didefinisikan sebagai periode waktu dengan risiko kebakaran yang lebih tinggi karena kombinasi suhu tinggi, kelembapan dan curah hujan rendah, serta angin kencang.

"Dalam hal luasnya kebakaran hutan, dan yang telah meningkat delapan hingga sepuluh kali lipat dalam empat dekade terakhir, tren tersebut didorong oleh perubahan iklim," kata Dr Matthew Jones dari University of East Anglia, Norwich, Inggris.

"Perubahan iklim pada akhirnya berarti bahwa hutan-hutan itu, apapun keadaannya, menjadi lebih hangat dan lebih sering kering. Itulah yang sebenarnya mendorong jenis skala dan dampak kebakaran yang kita lihat hari ini," lanjutnya.

Baca juga: Kabar Baik, 3 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Timur

Zona kebakaran berbahaya

Dari 1979 hingga 2019, kondisi cuaca kebakaran telah meningkat rata-rata delapan hari di seluruh dunia.

Di California, jumlah hari musim gugur dengan kondisi kebakaran hutan yang ekstrim berlipat ganda dalam periode itu.

Para penulis menyimpulkan, perubahan iklim membawa cuaca yang lebih panas dan lebih kering di AS bagian barat.

Baca juga: Mencairnya Es di Greenland dan Risiko Banjir Tahunan...

Wilayah tersebut secara fundamental lebih terpapar risiko kebakaran daripada sebelum manusia mulai mengubah iklim global.

Faktor lain kebakaran di California adalah perambahan pemukiman manusia ke dalam kawasan hutan. Hal ini telah menempatkan lebih banyak rumah pada risiko kebakaran ini.

Antara 1940 dan 2010, terjadi peningkatan sekitar 100 kali lipat dalam jumlah rumah yang dibangun di zona kebakaran berbahaya di AS bagian barat.

Para peneliti mengatakan bahwa kondisi kebakaran hutan kemungkinan akan terus meningkat di masa depan.

Selain itu, kebakaran yang dihasilkan kemungkinan besar juga akan semakin parah.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi