Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Covid-19, Apa yang Bisa Dipelajari Eropa dari Swedia?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Maria Vonotna
Suasana Kota Stockholm, Swedia.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejumlah negara di Eropa masih terus mengalami lonjakan kasus Covid-19. Sebut saja Perancis, yang mencatatkan hampir 12.000 kasus harian.

Melansir The Guardian, 25 September 2020, peningkatan kasus ini diduga karena Perancis mengesampingkan kebijakan penguncian.

Hal yang sama terjadi dengan Spanyol. Dengan total kasus yang melebihi 700.000 kasus, negara ini juga tak akan menerapkan lockdown kedua.

Menurut Pemerintah Spanyol, yang dibutuhkan saat ini adalah kepatuhan dan komitmen individu.

Sementara itu, Swedia, mengalami penurunan kasus Covid-19 secara signifikan karena warganya dengan sukarela mematuhi protokol pencegahan. Hal yang terjadi di Swedia dinilai bisa memberikan pelajaran bagi komunitas global.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, menurut para ahli, setiap negara harus menemukan pendekatan yang berbeda.

Baca juga: Melihat Gelombang Kedua Pandemi Corona di Eropa Saat Ini

Yang bisa dipelajari dari Swedia

Direktur darurat regional WHO untuk Eropa, Dorit Nitzan, mengatakan, fokus Swedia ada pada kebijakan yang berkelanjutan, keterlibatan warga, dan kepatuhan sukarela.

Akan tetapi, menurut dia, pendekatan Swedia mungkin tidak dapat diterapkan di setiap negara.

Di Swedia, kontrak sosial antara pemerintah dan penduduknya secara historis didasarkan pada tingkat kepercayaan yang sangat tinggi.

Nitzan mengatakan, jika suatu negara ingin mengadopsi apa yang dilakukan Swedia, bukan berarti harus melakukan hal yang sama persis.

“Strategi setiap negara untuk mengendalikan Covid-19 harus didasarkan pada situasi dan konteks spesifiknya, dan dapat diterima secara ilmiah dan budaya. Ini adalah cara pendekatan yang dilakukan oleh Swedia," ujar Nitzan.

Ia menyebutkan, WHO ingin melihat apa yang dilakukan Swedia karena negara itu dinilai berhasil menyesuikan langkah penanganannya dengan perilaku dan latar belakang masyarakatnya.

Hal ini yang membuat kebijakan yang diambil menjadi efektif.

Baca juga: Rempah Bantu Dokter Hadapi Wabah di Eropa, seperti Apa?

Kebijakan Pemerintah Swedia

Dalam penanganan penyebaran virus corona, Swedia menutup perguruan tinggi dan universitas, untuk warga yang berusia di atas 16 tahun.

Namun, sekolah tetap dibuka untuk siswa yang lebih muda.  

Selain itu, Swedia juga melarang pertemuan lebih dari 50 orang, dan mendesak mereka yang berusia di atas 70 tahun dan termasuk kelompok berisiko terpapar Covid-19 untuk mengisolasi diri.

Jika imbauan ini tak dipatuhi, maka 10 juta orang di Swedia akan diminta untuk menjaga jarak fisik dan bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Sementara, toko, bar, restoran, dan pusat kebugaran tetap dibuka mewajibkan penggunaan masker.

Kepala ahli epidemiologi, Anders Tegnell, menegaskan, tujuannya bukan untuk mencapai kekebalan kawanan secara cepat.

Akan tetapi, memperlambat penyebarannya sehingga layanan kesehatan dapat mengatasi penyakit Covid-19.

Menurut Tegnell, krisis pandemi ini seperti maraton, bukan lari cepat.

Ia menilai, pendekatan yang dilakukan Swedia ini terbukti efektif daripada tindakan penguncian atau karantina wilayah.

Pihak berwenang berpendapat, kesehatan masyarakat harus dilihat dalam arti luas.

Artinya, jika tindakan penguncian dilakukan secara ketat, maka akan berdampak pada masyarakat, termasuk meningkatnya pengangguran dan masalah kesehatan mental.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kota-kota di Eropa Umumkan Pembatasan Baru

Pro kontra

Tak semua sependapat. Pendekatan yang dilakukan Swedia sempat memunculkan polemik.

Tegnell dan Badan Kesehatan Masyarakat Swedia dianggap mengabaikan bukti ilmiah dan beberapa rekomendasi WHO.

Selain itu, Swedia juga sempat mengalami masa di mana infeksi virus corona yang tinggi.

Bahkan, negara itu mencatat kematian akibat Covid-19 terbanyak di Eropa pada Mei 2020.

Menurut laporan, jumlah korban per juta penduduknya 10 kali lebih tinggi daripada Norwegia dan Finlandia, meskipun lebih rendah dari Spanyol dan Italia.

Hampir setengah dari 5.878 kematian Swedia terjadi di panti jompo.

Banyaknya kematian pasien orang tua ini diindikasi bahwa Swedia telah gagal melindungi masyarakat yang paling rentan terinfeksi Covid-19.

Pemerintah juga telah mengakui kegagalan serius di sektor perawatan. 

Tanggapan ahli

Seorang profesor kesehatan masyarakat dan direktur kesehatan global di Universitas Jenewa, Antoine Flahault mengatakan, pedekatan yang dilakukan oleh Swedia telah banyak dibuat visualisasinya.

"Banyak orang mengira karena Swedia tidak mengunci negara, dan pemerintah tidak melakukan apa-apa," ujar Flahault.

"Sebenarnya, butuh beberapa langkah kunci. Tetapi terutama, itu berhasil membuat warga negara memahami dan berpartisipasi dalam perang melawan virus, tanpa paksaan, undang-undang atau peraturan wajib," lanjut dia.

Di sisi lain, seorang profesor epidemiologi penyakit menular di London yang mengetuai kelompok penasehat WHO, David Heymann, mengatakan, negara-negara harus menghadapi kenyataan bahwa kita harus hidup dengan virus corona yang akan menjadi endemik.

Hal inilah yang akan membuat setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memahami bagaimana melindungi diri mereka sendiri dan melindungi orang lain, serta menahan wabah yang terjadi melalui pelacakan kontak yang cepat dan efisien.

Baca juga: Update Terkini Covid-19 di Dunia: 29,4 Juta Orang Terinfeksi | Peningkatan Jumlah Kematian akibat Covid-19 di Eropa

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi