Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada! Lemak Perut Bisa Memicu Risiko Kematian Dini

Baca di App
Lihat Foto
af_istocker
Ilustrasi lemak perut
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kelebihan lemak perut dikaitkan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi dari penyebab apa pun.

Pada perempuan, setiap peningkatan 10 cm lemak perut meningkatkan risiko kematian sebesar 8 persen, dan 12 persen untuk pria.

Penelitian yang diterbitkan oleh The BMJ, Rabu (23/9/2020) itu juga menyebutkan, pinggul dan paha yang lebih besar dikaitkan dengan risiko kematian dini lebih rendah.

Dikutip dari CNN, Kamis (24/9/2020), temuan itu merupakan hasil analisis dari 72 studi yang melibatkan lebih dari 2,7 juta partisipan dan diperlajari dari tiga hingga 24 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Awas, Lemak Perut Tingkatkan Risiko Kematian

Semua penelitian mengeksplorasi berbagai ukuran berat badan di sekitar bagian tengah tubuh yang telah lama dianggap sebagai faktor risiko signifikan untuk resistensi metabolik.

Untuk diketahui, resensi metabolik merupakan awal dari timbulnya penyakit diabetes, jantung, dan lainnya.

"Hasil kami menunjukkan bahwa ukuran adipositas sentral (lemak) dapat digunakan sebagai pendekatan tambahan, dalam kombinasi dengan indeks massa tubuh untuk menentukan risiko kematian dini," kata para penulis.

Peran lemak perut

Sebagian besar pengukuran berat badan berfokus pada indeks massa tubuh (IBM) yang mengukur berat dalam kilogram dan membaginya dengan tinggi badan dalam meter.

Jika BMI kurang dari 18,5, maka akan dimasukkan ke dalam kategori kurus. Berat badan dianggap normal jika BMI berada pada kisaran antara 18,5 dan 24,9.

Tubuh akan dianggap kelebihan berat badan jika BMI di antara 25 dan 29,9.

Sementara apabila lebih dari 30 BMI menunjukkan bahwa Anda mengalami obesitas.

Tetapi para kritikus menunjukkan bahwa BMI tidak membedakan antara massa tubuh tanpa lemak dan massa lemak.

Baca juga: Mengapa Covid-19 Lebih Mematikan pada Orang dengan Obesitas?

Selain itu, BMI juga tidak memberikan indikasi di mana lemak berada.

Hal tersebut tentu akan menjadi masalah karena bukti yang ada menunjukkan lebih banyak lemak di sekitar bagian tengah tubuh dikaitkan dengan penyakit kronis daripada obesitas secara keseluruhan.

Terlalu banyak lemak perut menunjukkan penumpukan jenis lemak visceral di sekitar berbagai organ internal, seperti hati, pankreas, dan usus.

Lemak visceral disebut lemak aktif karena mempengaruhi fungsi hormon dengan mengeluarkan protein yang menyebabkan peningkatan resistensi terhadap insulin.

Sehingga membuat kita rentan terhadap diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol berlebih, penyakit jantung, beberapa jenis kanker, dan penyakit Alzheimer.

Selain makan terlalu banyak dan olahraga terlalu sedikit, para ilmuwan berpikir kortisol dan hormon stres berperan dalam peningkatan lemak perut.

Kortisol meningkatkan resistensi insulin yang bisa menambah timbunan lemak.

Cara mengecek

Untuk mengetahui apakah memiliki lemak perut yang berpotensi berbahaya, Anda bisa menggunakan pita pengukur.

Sambil berdiri tegak dan perut rileks, ukur perut Anda beberapa inci di atas pinggul.

Untuk perempuan, angka kuncinya diperkirakan 89 cm di sekitar perut, sementara pria 102 cm.

Baca juga: Perempuan Ini Diputus Tunangannya karena Gemuk, Kini Menang Miss Britania Raya 2020

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi