Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Berhasil Kendalikan Pandemi, Thailand Kembali Perpanjang Status Darurat

Baca di App
Lihat Foto
MLADEN ANTONOV / AFP
Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Thailand akan memperpanjang status keadaan darurat hingga Oktober 2020.

Negara yang bergantung banyak pada sektor pariwisata ini bersiap untuk membuka kembali perbatasannya bagi wisatawan asing setelah 6 bulan tetap menjaga keberhasilannya menahan penyebaran virus corona.

Melansir Straits Times, Senin (28/9/2020), Satuan Tugas Covid-19 Nasional yang diketuai oleh Perdana Menteri Prayuth Chan-o-cha, menyetujui perpanjangan aturan darurat hingga 31 Oktober 2020.

Menurut Menteri Pariwisata dan Olahraga, Phiphat Ratchakitparakarn, panel juga menyetujui visa turis khusus untuk turis asing mulai bulan depan.

Perpanjangan satu bulan ke depan ini akan menjadi perpanjangan keenam sejak perintah pertama pada Maret 2020.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan darurat memungkinkan pemerintah untuk menegakkan aturan karantina wajib dan rencana pengendalian penyakit yang lebih fokus tanpa memerlukan banyak persetujuan dari berbagai lembaga.

Baca juga: Demonstrasi Besar di Thailand, 30.000 Orang Turun ke Jalan

Sebelumnya, aturan tersebut seharusnya berakhir pada 30 September ini.

Thailand disebut telah berhasil mengendalikan wabah virus corona dengan cepat dan secara bertahap dapat memulai kembali sebagian besar aktivitas ekonominya sejak Mei 2020.

Akan tetapi, kondisi perekonomiannya yang sangat bergantung pada sektor manufaktur, mengalami kondisi terburuk karena pandemi yang mengganggu perdagangan dan perjalanan internasional.

Turis asing akan segera masuk

Turis-turis asing gelombang pertama, yaitu 150 warga negara China, akan tiba dengan penerbangan charter dari Guangzhou di Phuket pada 8 Oktober 2020.

Setelahnya, akan datang pula rombongan lain dari China pada 25 Oktober 2020 dan pengunjung dari Eropa di awal November 2020.

Pembatasan jumlah visa untuk pengunjung asing bertujuan untuk menguji kesiapan negara untuk pembukaan kepada skala wisatawan yang lebih luas pada bulan-bulan ke depan.

Secara umum, negara-negara di Asia Tenggara memang terus berupaya untuk menemukan keseimbangan antara upaya meminimalisir risiko infeksi dan membuka kembali wilayahnya untuk wisatawan asing yang dapat membantu menyelamatkan ekonomi.

Para wisatawan asing yang ingin masuk ke negara ini harus memperoleh visa khusus, melakukan tes Covid-19 sebelum keberangkatan, dan setuju untuk menjalankan lebih banyak tes dan karantina saat kedatangan.

Prayuth mengatakan, otoritas akan melakukan persiapan total untuk menjalankan penelusuran dari wabah baru yang muncul. Begitu pula dengan sistem layanan kesehatan.

Menurut data, Thailand hanya melaporkan dua kasus infeksi lokal sejak akhir Mei lalu.

Melansir data dari laman Worldometers, Senin (28/9/2020), hingga kini, Thailand telah mencatatkan 3.545 kasus dengan 59 kematian. Adapun mayoritas dari kasus-kasus baru ini ditemukan pada karantina negara.

Sementara, jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh adalah sebanyak 3.369.

Sampai saat ini, jumlah kasus aktif Covid-19 yang tercatat di Thailand adalah sebanyak 117.

Baca juga: Maskapai di Thailand Buka Restoran Bertema Pesawat untuk Obati Rindu Suasana Penerbangan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi