Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 1 Juta Orang Meninggal Akibat Virus Corona, Ini Kata PBB

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Petugas memakamkan jenazah COVID-19, di TPU Pondok Ranggon, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Petugas administrasi TPU Pondok Ranggon mengatakan saat ini jumlah makam yang tersedia untuk jenazah dengan protokol COVID-19 tersisa 1.069 lubang makam, dan diperkirakan akan habis pada bulan Oktober apabila kasus kematian akibat COVID-19 terus meningkat.
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 terus berlangsung, angka kasus terus bergerak. Termasuk, angka kasus baru virus corona, kesembuhan, dan kematian.

Menurut data Worldometer, Selasa (29/9/2020) siang, angka kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia sudah mencapai 1.006.381 kasus.

Tiga negara penyumbang angka kematian terbesar yakni Amerika Serikat dengan 209.808 kasus kematian, Brasil dengan 142.161 kematian, dan India dengan 96.351 kematian.

Angka kematian akibat virus corona yang mencapai 1 juta tersebut tidak sedikit.

Apalagi, kasus virus corona pertama kali diketahui akhir tahun lalu, artinya belum genap satu tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengutip BBC, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebutnya sebagai sesuatu yang 'mematikan pikiran' dan 'capaian yang menyakitkan'.

Baca juga: Kematian Covid-19 Tembus 1 Juta, Ini 20 Negara dengan Korban Terbanyak

Terlepas dari tingginya kasus kematian yang telah terjadi, Guterres tetap mengajak semua pihak untuk bahu-membahu mengatasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

"Kita tidak boleh melupakan kehidupan setiap individu, mereka (korban bisa jadi) adalah ayah dan ibu kita, istri dan suami kita, saudara laki-laki dan perempuan kita, teman dan kolega kita," kata dia dalam pesan video.

Guterres mengatakan sakit yang melanda masyarakat dunia terasa semakin berlipat ganda akibat ganasnya penyakit yang belum ditemukan vaksinnya ini.

Virus corona tercatat telah tersebar di 188 negara, dengan lebih dari 33 juta kasus positif yang dikonfirmasi.

Upaya melakukan kuncian wilayah, pembatasan pergerakan manusia, dan beragam tindakan lain untuk menghentikan penyebaran virus mau tidak mau menyeret banyak negara ke jurang resesi.

Sementara itu, upaya pengembangan vaksin yang efektif terus dikerjakan oleh sejumlah pihak di berbagai negara.

Namun demikian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa jumlah kematian akibat virus ini bisa mencapai 2 kali lipat dari angka yang ada saat ini, sebelum akhirnya vaksin tersedia secara luas.

Baca juga: WHO Peringatkan Kematian Akibat Corona Bisa Capai 2 Juta Orang

Sebagaimana dilansir Reuters, tingkat kematian ini bahkan sesuatu yang bukan hanya sebatas hasil membayangkan atau berandai-andai saja, melainkan sangat mungkin terjadi.

Hal tersebut disampaikan Mike Ryan, Kepala Program Darurat PBB, dalam sebuah kesempatan di hari Jumat (25/9/2020).

Ryan berharap tidak ada pihak yang menyalahkan kaum muda dan menyebutnya sebagai agen pembawa virus yang membuat angka infeksi meningkat akhir-akhir ini setelah sejumlah aturan dilonggarkan.

Sebaliknya, ia menilai yang menyebabkan infeksi Covid-19 terus terjadi adalah berkumpulnya orang-orang dari berbagai kalangan usia dalam ruangan yang sama. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi