Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Akan Gunakan Air Sebagai Bahan Bakar Eksplorasi di Bulan

Baca di App
Lihat Foto
NASA/GSFC/Arizona State University
Salah satu penampakan cekungan kawah yang ada di permukaan Bulan, yang diduga terbentuk dari dampak meteorit raksasa.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) mengumumkan rencana mereka untuk mengeksplorasi Bulan pada pertengahan 2035 mendatang.

Dilansir dari Japan Times, Selasa (29/9/2020) Jepang rencananya akan bekerja sama dengan Amerika Serikat, untuk membangun stasiun luar angkasa di orbit Bulan, yang diberi nama Gateway.

Pembangunan stasiun luar angkasa itu akan dimulai setelah 2020. Selain stasiun luar angkasa, kedua negara juga akan membangun pabrik bahan bakar di kutub selatan Bulan.

Nantinya, pabrik bahan bakar itu akan memanfaatkan hidrogen yang diambil dari cadangan air di bulan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: NASA Akan Kirim Astronot Perempuan Pertama ke Bulan pada 2024

 

Menghemat ongkos

Memanfaatkan sumber daya air di Bulan diharapkan bisa menghemat ongkos yang harus dikeluarkan, jika dibandingkan dengan mengirim bahan bakar dari Bumi.

Meskipun air dalam wujud cair tidak ditemukan di permukaan Bulan, namun penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa ada cadangan air yang kemungkinan tersimpan di kawah dekat kutub selatan Bulan.

Bahan bakar air itu akan digunakan untuk menjalankan pesawat antariksa, yang mampu membawa empat astronot, dari dan ke Gateway.

Selain itu, bahan bakar air juga akan digunakan untuk mengisi kendaraan yang akan digunakan menjelajah Bulan.

Jepang berencana untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam membangun stasiun luar angkasa orbit bulan, yang disebut Gateway, pada tahun 2020-an dan sekitar tahun 2035 membangun pabrik bahan bakar di kutub selatan bulan.

Bahan bakar tersebut akan digunakan dalam pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali yang mampu membawa empat astronot ke dan dari Gateway dan kendaraan transportasi yang dapat melakukan perjalanan hingga 1.000 kilometer di Bulan, menurut JAXA.

Bahan bakar yang diturunkan dari air dibuat dengan terlebih dahulu memisahkan air menjadi komponen oksigen dan hidrogennya menggunakan sel surya. Energi kemudian dibuat dengan menggabungkannya kembali.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Bulan Memiliki Tingkat Radiasi yang Berbahaya

Butuh 37 ton air

Menurut perkiraan JAXA, diperlukan sekitar 37 ton air untuk melakukan perjalanan dari dan ke Gateway, sedangkan untuk menjelajahi permukaan Bulan dibutuhkan 21 ton air.

JAXA juga menjelaskan, karena gravitasi Bulan yang lemah, maka kendaraan untuk eksplorasi nantinya tidak akan menggunakan roda, melainkan bergerak dengan cara melompat di atas permukaan Bulan.

Untuk mendanai proyek ini, Kementerian Sains Jepang berencana meminta anggaran sebesar 280 miliar yen atau sekitar Rp 39,4 triliun pada tahun fiskal depan. Anggaran tersebut termasuk dana untuk bekerja sama dengan AS dalam proyek Gateway.

Selain Jepang, India dan Amerika Serikat juga berniat menganalisis sumber air di Bulan. Kemudian, China yang telah berhasil mendaratkan pesawat tanpa awak di permukaan Bulan, berencana mengirim pesawat lagi untuk meneliti sampel tanah di Bulan pada akhir tahun ini.

Baca juga: Hari Jantung Sedunia, Simak Cara Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini

JAXA Lunar Gateway

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi