Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Janda Bolong yang Tengah Jadi Buruan Banyak Orang

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/Dian Reinis Kumampung
Penampakan akar Janda Bolong yang siap dikembangbiakkan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tanaman janda bolong atau Monstera adansonii tengah menjadi incaran masyarakat, terutama pehobi tanaman hias.

Saking ramainya, tanaman ini dapat dihargai mencapai Rp 95 juta hingga Rp 100 juta.

Janda bolong disebut memiliki pesona tersendiri dibandingkan tanaman hias lainnya.

Varietas baru dari janda bolong mendapatkan harga yang fantastis karena memiliki warna menarik yakni putih dan hijau dalam satu daun.

Baca juga: 3 Tanaman Hias yang Harganya Melonjak di Tengah Pandemi Covid-19, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas seperti apa asal usul tanaman janda bolong tersebut?

Peneliti Muda Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Ina Erlinawati mengatakan, tanaman janda bolong bukanlah asli dari Indonesia.

"Sebenarnya tanaman ini bukan asli Indonesia, tapi dari Amerika. Tetapi, memang mempunyai daya tarik tersendiri karena bentuk daunnya yang unik, ada lubang-lubang di tengah daunnya dan perawatannya juga relatif mudah," ujar Ina saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Ia menjelaskan, tanaman dari famili Araceae ini awalnya tersebar luas di sebagian besar Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

Baca juga: Di Balik Mahalnya Janda Bolong, Apa yang Terjadi?

Selain di negara-negara Amerika Selatan, tanaman ini juga dapat ditemukan di Hindia Barat di pulau-pulau seperti, Antigua, Grenada, Saba, St Kitts, Guadeloupe, Maire Galante, Dominika, Martinik, St Lucia, St Vincent, Tobago, dan Trinidad.

Menurut pemberitaan Kompas.com (26/9/2020), tanaman Monstera adansonii juga disebut The Swiss Cheese.

Julukan ini diberikan, karena bentuk daun Monstera adansonii berlubang menyerupai keju Swiss.

Janda bolong diketahui mudah tumbuh dan hidup merambat seperti di tiang atau teralis.

Ini juga termasuk tanaman tropis di mana ia bisa tumbuh mencapai 60 kaki atau sekitar 18,2 meter.

Baca juga: Soal Kabut Asap, 5 Tanaman Hias Ini Bantu Bersihkan udara

Varietas baru janda bolong

Terkait warna daun yang unik, Ina menjelaskan bahwa janda bolong yang memiliki warna daun putih-hijau merupakan satu jenis Monstera, tetapi berbeda variasi.

"Biasanya ada yang memang alami (warna daunnya) seperti itu. Makanya jadi varietas tersendiri. Kalau merupakan hasil silangan nama jenisnya menjadi berubah, ada tanda 'x' di tengah nama jenis a dan b," ujar Ina.

Menurutnya, persilangan tanaman ini bisanya dilakukan pada bunga anggrek.

"Kalau sampai beda jenis, biasanya ada bagian generatif atau perbuangannya yang berbeda sama sekali. Kalau hanya beda di bagian vegetatif seperti warna daun, tetapi bunganya sama persis, masih tetap satu jenis, hanya beda variasi saja," lanjut dia.

Baca juga: 3 Tanaman yang Jadi Sorotan di 2019: Bajakah, Kratom, dan Porang

Manfaat lain

Tidak hanya unik sebagai tanaman hias, janda bolong juga memiliki manfaat lain.

Ina mengatakan, di luar negeri, batang janda bolong dapat dimanfaatkan untuk serat, karena bersifat kuat.

Adapun jenis monstera yang mempunyai serat kuat yakni Monstera deliciosa.

Baca juga: Anggur Jan Ethes hingga Padi Fatmawati, Nama Tanaman dari Keluarga Presiden

Tidak hanya memiliki serat kuat, tanaman ini memiliki ukuran yang sama besar seperti jenis monstera lain pada umumnya, buah tanaman ini bersifat edible yang rasanya kombinasi dari rasa pisang dan nanas.

Terkait perawatan, Ina mengungkapkan, tidak sulit merawat tanaman janda bolong.

"Mudah perawatannya, asalkan jangan terkena sinar matahari berlebih dan air juga secukupnya, aman," imbuh dia.

Baca juga: Lebih Jauh soal Porang, Tanaman yang Bikin Paidi Jadi Miliarder

KOMPAS.com/Dhawam Pambudi Infografik: Mengenal 5 Tanaman Paling Mematikan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi