Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Nagorno-Karabakh, Medan Pertempuran Azerbaijan Vs Armenia

Baca di App
Lihat Foto
Azerbaijans Defense Ministry / YouTube via Russian Today
Dalam potongan video yang dirilis Kementerian Pertahanan Azerbaijan menunjukkan, tentara mereka menembakkan artileri ke wilayah pasukan Armenia di Nagorny Karabakh.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perang antara Azerbaijan melawan Armenia telah berlangsung sejak Minggu (27/9/2020) di kawasan Nagorno-Karabakh.

Kedua negara saling menuding sebagai pihak yang memantik peperangan itu.

Sejauh ini, lebih dari 100 kematian dikonfirmasi di antara warga sipil dan pasukan Armenia.

Sementara, Azerbaijan tidak merilis data tentang kematian di pihaknya.

Seperti apa kawasan Nagorono-Karabakh yang diperebutkan dua negara itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Azerbaijan Mengaku Bunuh dan Lukai 2.300 Tentara Armenia di Nagorny Karabakh

Geografis

Nagorno-Karabakh merupakan daerah otonomi yang didirikan oleh Uni Soviet pada 1920-an.

Meski berada di wilayah perbatasan Azerbaijan, 95 persen populasi dari Nagorno-Karabakh adalah etnis Armenia.

Kawasan tersebut kini memiliki luas area sekitar 2.700 mil persegi atau 4.400 kilometer persegi.

Dikutip dari Britannica, kawasan Nagorno-Karabakh mencakup sisi timur laut Pegunungan Karabakh dan membentang dari garis puncak pegunungan hingga tepi dataran rendah Sungai Kura.

Corak wilayah itu pun bervariasi, dari stepa (padang rumput tanpa pepohonan) hingga hutan lebat.

Kebun anggur dan kebun mulberry merupakan komoditas yang dikembangkan secara intensif di daerah itu.

Nagorno-Karabakh juga memiliki beberapa industri makanan ringan dan pengolahan makanan dengan Kota Xankandi sebagai pusat industri utama.

Baca juga: Azerbaijan dan Armenia Tolak Perundingan di Tengah Eskalasi Konflik

Geopolitik

Di bawah kekuasaan Uni Soviet, wilayah ini berkembang secara diam-diam.

Meski sesekali terjadi pertempuran antara etnis Armenia dan Azerbaijan, tetapi hal itu masih terkendali.

Mengutip Council on Foreign Relations (CFR), Rabu (30/9/2020), konflik semakin memanas pada 1988, ketika badan legistalif Nagorno-Karabakh mengeluarkan resolusi untuk bergabung dengan Armenia.

Tuntutan itu pun mendapat penolakan keras dari Azerbaijan dan Uni Soviet.

Perseteruan antara etnis Armenia dan Azerbaijan semakin memanas karena masalah ini, khususnya ketika kedua negara itu memperoleh kemerdekaan setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.

Perang antara kedua negara itu tak terhindarkan hingga memakan 30.000 korban jiwa dan ratusan ribu orang terpaksa mengungsi.

Pada 1993, Armenia berhasil menguasai Nagorno-Karabakh dan menduduki 20 persen wilayah Azerbaijan di sekitarnya.

Setahun kemudian, Rusia dan Minsk Group menengahi konflik kedua negara itu dan memberlakukan gencatan senjata pada 1994.

Minsk Group merupakan komite yang dibentuk pada 1994 untuk menangani perselisihan dan diketuai bersama oleh Amerika Serikat, Rusia, dan Prancis.

Mereka mengatur pertemuan antara para pemimpin kedua negara dan mengadakan pertemuan individu. Kelompok tersebut telah berhasil merundingkan gencatan senjata, tetapi masalah teritorial tetap sulit diselesaikan seperti sebelumnya.

Akan tetapi, sejak terjadi kekerasan dan pelanggaran gencatan senjata pada 2016 yang menewaskan 200 orang, upaya negosiasi dan mediasai selalu menemui jalan buntu.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia Hari Kedua, Korban Tewas 95 Orang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi