Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Disebut Bisa Menyebar di Bus Ber-AC, Ini Penjelasannya...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Calon penumpang bersiap naik bus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Temuan peneliti dari Universitas Georgia, memperkuat bukti penularan Covid-19 terjadi lewat udara di ruangan tertutup.

Melansir EurekAlert, Selasa (29/9/2020), studi ini berkaitan dengan sebuah komunitas di China yang menyebarkan virus saat berada di dalam bus ber-AC.

Para peneliti telah lama menduga Covid-19 bisa tertular lewat udara di ruang tertutup. Namun, dugaan tersebut belum didukung dengan bukti empiris.

"Studi kami memberikan bukti epidemiologi penularan dari jarak jauh, yang kemungkinan besar melalui udara," kata peneliti Universitas Georgia, Ye Shen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam studi yang dipublikasikan baru-baru ini di JAMA Internal Medicine, peneliti menyelidiki infeksi setelah acara ibadah di provinsi Zhejiang.

Baca juga: CDC Sebutkan Adanya Penyebaran Covid-19 di Pesawat, Ini Penjelasannya...

Tertular dari bus yang sama

Beberapa peserta ternyata menaiki dua bus dengan AC menyala dan jendela tertutup, di mana salah satunya terdapat pasien Covid-19.

Studi mengungkap, penumpang yang tertular Covid-19 dan jatuh sakit sebagian besar berasal dari bus yang sama dengan pasien Covid-19.

Padahal kedua kelompok tersebut sempat berbaur dengan kerumunan yang lebih besar pada acara ibadah tersebut, menunjukkan bahwa bus adalah titik transmisi utama.

Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Flu dengan Covid-19?

Lebih lanjut, beberapa penumpang bus yang kemudian menunjukkan gejala Covid-19 juga diketahui tidak duduk di dekat penumpang yang terinfeksi.

Peneliti menyoroti skenario di mana Covid-19 dapat menyebar melalui partikel aerosol halus yang diedarkan di ruang tertutup dan saat cuaca semakin dingin.

"Memahami rute penularan Covid-19 sangat penting untuk menahan pandemi, sehingga strategi pencegahan yang efektif dapat dikembangkan dengan menargetkan semua rute penularan potensi," ujar Shen dikutip dari Times of India, Rabu (30/9/2020).

"Temuan kami memberikan dukungan yang kuat untuk mengenakan masker di lingkungan tertutup dengan ventilasi yang buruk," ujarnya.

Baca juga: Standar Masker Ditetapkan, Bagaimana Cara Memperoleh Label SNI?

Penularan lewat udara

Diberitakan sebelumnya, Pusat Pengendalain dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memperbarui informasi terkait penyebaran virus corona, Jumat (18/9/2020).

Dalam laman resminya, CDC menyebut bahwa Covid-19 menyebar terutama melalui kontak dekat dari orang ke orang dengan jarak sekitar 2 meter.

Meski tak menunjukkan gejala, seseorang yang terinfeksi virus corona dapat menyebarkan virus ke orang lain.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

Ada beberapa metode penyebaran Covid-19, yaitu melalui tetesan pernapasan atau partikel kecil di aerosol yang dihasikan oleh penderita batuk, bersin, orang yang bernyanyi, berbicara, atau bernapas.

Partikel-partikel ini dapat terhirup ke dalam hidung, mulut, saluran udara, dan paru-paru serta menyebabkan infeksi.

Karena itu disiplin menggunakan masker adalah cara penting menghindari penularan virus. Sebab CDC menganggap metode tersebut sebagai cara utama penyebaran virus corona.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Tetesan dan partikel

Selain itu, tetesan dan partikel juga bisa mendarat di permukaan benda dan menyebar melalui sentuhan.

Seseorang dapat tertular Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkena virus, kemudian masuk ke paru-paru setelah saat mengusap mulut, hidung atau mata.

Sehingga rajin mencuci tangan diharapkan dapat menghilangkan virus dari tempat yang mungkin terdapat virus dan tanpa sadar disentuh. Namun, penyebaran dari permukaan yang terkena virus ini bukanlah cara utama penyebaran Covid-19.

Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?

CDC juga mencatat bahwa virus corona dapat menyebar melalui tetesan dan partikel di udara yang terbentuk ketika penderita Covid-19 batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, atau bernapas.

"Ada bukti yang berkembang bahwa tetesan dan partikel di udara dapat tetap melayang dan dihirup oleh orang lain, bahkan menempuh jarak lebih dari 2 meter," tulis CDC.

Secara umum, lingkungan dalam ruangan tanpa ventilasi yang baik meningkatkan risiko ini. Dibandingkan dengan penyakit pernapasan lain, Covid-19 termasuk di antara yang paling mudah menular.

Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membedakan Flu dengan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi