Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azerbaijan Vs Armenia, Siapa Mendukung Siapa?

Baca di App
Lihat Foto
AP/Sipan Gyulumyan
Seorang prajurit Armenia menembakkan meriam ke arah posisi Azerbaijan di wilayah separatis Republik Nagorny-Karabakh yang memproklamirkan diri, Azerbaijan, Selasa, 29 September 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kawasan Nagorno-Karabakh kembali memanas setelah terjadi pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia sejak 27 September 2020.

Nagorno-Karabakh merupakan suatu daerah otonomi di perbatasan Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia.

Seperti perang pada umumnya, sejumlah pihak asing juga ikut terlibat di dalam konflik Azerbaijan dan Armenia kali ini.

Baca juga: Iran, antara Perang Melawan Virus Corona dan Sanksi Ekonomi...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa saja mereka?

Rusia

Dikutip dari Middle East Eye, Rabu (30/9/2020), Rusia memiliki hubungan baik dengan Azerbaijan dan Armenia.

Akan tetapi, sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah Rusia memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia karena mereka adalah anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO).

Selain itu, Rusia juga memiliki pangkalan militer di Armenia.

Sejak 1994, Rusia telah bertindak sebagai mediator utama antara Azerbaijan dan Armenia.

Setelah konflik kedua negara kembali pecah pada 2016, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev mengunjungi Yerevan dan Baku untuk mengusahakan perdamaian, tapi tak berhasil.

Baca juga: Saat Rusia Mulai Produksi Vaksin Corona Sputnik V Kloter Pertama...

Analis senior untuk kawasan Kaukasus Selatan di International Crisis Group Olesya Vartanyan mengatakan, Rusia belum memberikan perhatian pada kawasan itu ketika benih-benih peperangan mulai muncul sejak Juli 2020 lalu.

"Justru kurangnya reaksi terhadap eskalasi Juli yang membuka jalan bagi permusuhan skala besar. Kami belum melihat upaya untuk membawa para pemimpin ke meja perundingan dan belum melihat kunjungan pejabat tinggi," kata dia.

"Semua mata sekarang tertuju pada Moskow untuk melihat apakah itu dapat kembali menghentikan pertempuran di zona konflik," lanjutnya.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Selasa (29/9/2020) mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan untuk meminta dukungan Moskow, tetapi juga tidak menutup kemungkinan itu.

Baca juga: Belajar dari Kisah Cynthia, Survivor Covid-19 di Negeri Singa

Iran

Negara yang dihuni oleh mayoritas Muslim Syiah ini memiliki perbatasan langsung dengan Azerbaijan dan Armenia.

Meski mayoritas penduduk Azerbaijan bermazhab Syiah, Iran dilaporkan mendukung Armenia karena hubungan perdagangan serta aliansi politik Teheran dan Moskow.

"Iran selalu memainkan peran penyeimbang tanpa mengambil posisi di salah satu pihak," jelas Vartanyan.

"Teheran saat ini prihatin dengan pertempuran yang sedang terjadi tepat di sebelah perbatasannya. Beberapa laporan menyebut granat dan proyektil lainnya mencapai wilayahnya," sambungnya.

Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah

Sejak 1990-an, Iran berusaha melakukan gencatan senjata antar kedua belah pihak di Nagorono-Karabakh, tetapi selalu gagal.

Pada Rabu (30/9/2020), Pashinyan membahas konflik tersebut dengan Presiden Ira Hassan Rouhani melalui panggilan telepon.

Kedua pempipin itu juga disebut membahas keterlibatan Turki dalam konflik, tetapi dibantah oleh sekutu Ankara, Azerbaijan.

Baca juga: 4 Kepala Negara yang Sumbangkan Gaji Perangi Covid-19, dari Donald Trump hingga Erdogan

Turki

Turki disebut berada di barisan Azerbaijan karena ikatan budaya dan bahasa antara keduanya. Selain itu, Turki merupakan negara pertama yang mengakui Azerbaijan setelah merdeka dari Uni Soviet pada 1991.

Di sisi lain, Turki juga memiliki hubungan yang buruk dengan Armenia. Akarnya adalah tuduhan Armenia atas genosida yang dilakukan oleh Turki Usmani.

Kedua negara ini juga tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.

Baca juga: Beragam Respons Dunia atas Perubahan Status Hagia Sophia Menjadi Masjid

Selama perang Azerbaijan dan Armenia pada 1993, Turki menutup perbatasannya dengan Armenia untuk mendukung Baku.

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dan pejabat senior di pemerintahannya telah menyatakan dukungan negara mereka untuk Baku menyusul peningkatan ketegangan baru-baru ini.

Bahkan, sebuah laporan menyebutkan bahwa Turki mengirim ratusan pemberontak Suriah dan warga sipil ke Azerbaijan untuk menjaga pasukan dan aset strategis di sana.

Kendati demikian, Turki sejauh ini membantah telah memberi dukungan militer untuk Azerbaijan.

Baca juga: Lebih dari 600 Tenaga Kesehatan di Turki Terinfeksi Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi