KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit militer Walter Reed setelah terkonfirmasi positif terpapar virus corona.
Melansir CNA, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump akan diberi perawatan eksperimental yang dirancang memerangi virus dan serangkaian perawatan kecil lain termasuk pemberian aspirin dan vitamin D.
Pria berusia 74 tahun ini disebutkan mengalami gejala demam ringan, dan dinyatakan positif Covid-19 pada Jumat (2/10/2020).
Jenis kelamin, usia, dan berat badan Trump membuatnya lebih rentan terhadap berkembangnya penyakit Covid-19 ke kondisi yang parah.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Remdesivir, Obat Covid-19 yang Diberikan kepada Donald Trump
Lantas, apa itu perawatan eksperimental?
Dijelaskan lebih lanjut, salah satu kelas obat Covid-19 eksperimental yang paling diantisipasi adalah antibodi monoklonal, salinan buatan antibodi manusia untuk virus.
Antibodi yang disuntikkan dirancang segera memerangi virus dan tengah dikembangkan untuk mencegah dan mengobati Covid-19.
Teknik ini telah digunakan secara luas untuk mengobati berbagai penyakit.
Baca juga: Covid-19, Pengobatan Donald Trump, dan Penggunaan Remdesivir...
Sejauh ini, data untuk antibodi Covid-19 masih terbatas, tapi sejumlah ahli mengatakan hal ini menjanjikan.
Trump mengonsumsi koktail antibodi yang sedang diuji oleh Regeneron Pharmaceuticals, di mana telah melaporkan gejala yang membaik pada pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit tanpa efek samping serius dalam uji coba.
"Tidak ada pengobatan hingga saat ini yang benar-benar terbukti efektif dalam fase penyakit Covid-19. Pada titik ini, benar-benar merupakan perawatan simptomatik dan suportif," ujar Direktur Epidemiologi RS di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, Dr. Jonathan Grein, yang tidak terlibat menangani Trump.
Baca juga: Saat Pentagon Beda Pendapat dengan Trump...
Apa perlakuan yang disetujui untuk Covid-19 ringan?
Sementara itu, dokter yang merawat Trump mengatakan bahwa pria kelahiran New York tersebut meminum beberapa obat, seperti:
- Vitamin D dan mineral zinc, keduanya penting untuk sistem kekebalan dan diambil oleh beberapa orang sebagai penguat sistem kekebalan.
- Obat sakit maag famotidine, yang sering dijual dengan merek Pepcid. Obat tersebut belum terbukti bekerja melawan Covid-19, tapi para peneliti mempelajarinya sebagai pengobatan potensial.
- Melatonin, sering digunakan sebagai obat tidur.
- Aspirin, membantu menghindari serangan jantung dan pereda demam. Sebelumnya, Trump menyampaikan bahwa telah mengonsumsinya setiap hari.
Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Flu dengan Covid-19?
Grein menuturkan, Trump kemungkinan akan diawasi secara ketat dan diberikan oksigen atau tambahan cairan jika diperlukan.
Perawatan suportif akan tergantung pada gejala, seperti sirup obat batuk atau obat penurun demam.
Baca juga: Positif Covid-19, Apa Saja Pengobatan yang Diberikan kepada Trump?
Bagaimana dengan hidroklorokuin?
Di awal pandemi, Trump mendukung gagasan penggunaan obat anti-malaria hydroxychloroquine atau hidroksiklorokuin untuk mengobati Covid-19.
Pada Mei lalu, petahana ini menuturkan bahwa dirinya menggunakan obat tersebut untuk mencegah infeksi.
FDA secara singkat mengizinkan penggunaan sebelum akhirnya mencabut otorisasi penggunaan darurat bulan Juni, di mana disebutkan bahwa hydroxychloroquine tak efektif.
Di sisi lain, FDA telah memberikan otorisasi penggunaan darurat veklury dan plasma darah bagi pasien dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin
Veklury atau remdesicir merupakan obat antivirus intravena yang dijual Gilead Sciences, telah terbukti mempersingkat waktu inap di rumah sakit.
Sementara plasma darah, berasal dari darah orang yang telah sembuh dari infeksi virus corona dan membawa antibodi yang dapat membantu pasien melawan virus.
Pihak rumah sakit juga biasanya menggunakan steroid deksametason generik, yang ditunjukkan dalam penelitian untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi kritis yang membutuhkan tambahan oksigen.
Tapi, menurut pedoman dari Infectious Disease Society of America, steroid tak boleh digunakan pada orang dengan penyakit ringan karena dapat membatasi kemampuan tubuh melawan virus.
Baca juga: CDC Sebutkan Adanya Penyebaran Covid-19 di Pesawat, Ini Penjelasannya...