Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Sebagian Besar Pasien Covid-19 Tunjukkan Gejala Neurologis, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19, virus corona, pasien Covid-19, pasien infeksi virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Gejala neurologis, atau yang berhubungan dengan saraf, disebut sangat umum ditemukan di antara kasus-kasus pasien Covid-19 serius atau di rumah sakit.

Temuan tersebut dipublikasikan dalam sebuah studi di jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology, Senin (5/10/2020).

Dalam studi tersebut, gejala yang ditemukan bermacam-macam.

Dimulai dari gejala-gejala ringan seperti kesulitan menaruh fokus atau perhatian, memori jangka pendek, konsentrasi, hingga kesulitan menjalani multitasking.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih merasakan gejala setelah pulih

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pasien dapat terus mengalami gejala-gejala ini jauh setelah pulih dari penyakit itu.

Dalam studi tersebut, peneliti di Northwestern Medicine mengamati 509 pasien pertama di 10 rumah sakit dan pusat kesehatan di Chicago pada bulan Maret dan April, yaitu saat awal pandemi terjadi.

Mayoritas pasien, yaitu sebanyak 82 persen mengalami masalah yang berasal dari sistem saraf.

"Artinya 4 dari 5 pasien yang masuk ke rumah sakit di sistem rumah sakit kami pada awal pandemi memiliki masalah-masalah neurologis tersebut," kata salah satu penulis studi Dr Igor Koralnik sebagaimana dikutip NBC News, Selasa (6/10/2020).

Baca juga: Amati 5 Hal Berikut Ini untuk Bedakan Gejala Covid-19 dan Flu Biasa

Nyeri otot

Nyeri otot dilaporkan oleh hampir sebanyak 44,8 persen pasien dan 37,7 persen pasien mengeluhkan sakit kepala.

Kemudian, hampir sepertiga pasien mengalami jenis masalah neurologis serius, yaitu ensefalopati atau fungsi otak yang mengalami perubahan.

Menurut Koralnik, masalah-masalah yang parah pada fungsi otak ini lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada pasien yang lebih tua, yaitu yang berusia di atas 65 tahun.

Sementara, pasien-pasien lainnya mengaku merasa pusing, kehilangan indra penciuman atau indra perasa.

"Bukti-bukti ini mengonfirmasi bahwa manfestasi neurologis umum terjadi, tetapi sering kali bersifat ringan. Itu penting," kata Ahli Saraf di Mayo Clinic, Dr Alejandro Rabinstein.

Menurut dia, banyak pasien Covid-19 di rumah sakit yang mengalami nyeri otot, juga kehilangan indra perasa atau penciumannya. Begitu pula sebaliknya," jelas Rabinstein yang tidak ikut serta dalam penelitian ini.

Baca juga: Jokowi Teken Perpres Vaksin Covid-19, Ini Ketentuan soal Vaksinasi di Indonesia

Gejala kehilangan penciuman

Selain itu, Koralnik menyebut bahwa gejala-gejala tersebut juga dapat menjadi pertanda awal infeksi virus corona.

"Orang-orang yang tiba-tiba kehilangan penciuman tanpa ada penyebab yang jelas harus memperhatikan kemungkinan tanda awal Covid-19," ujarnya.

Namun, efek jangka panjang dari gejala-gejala tersebut masih belum diketahui. Untuk itu, Koralnik dan para koleganya akan terus mengikuti perkembangan pasien setelah keluar dari rumah sakit.

Adapun studi-studi di masa yang akan datang pada pasien-pasien Covid-19 di rumah sakit diharapkan dapat mengungkap dampak-dampak berbeda pada sistem saraf.

 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Beda Batuk, Pilek, Alergi, dan Gejala Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi