Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Air Mata: Sering Digunakan untuk Halau Massa, Bagaimana Efeknya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RODERICK ADRIAN MOZES
Pelajar berlari menghindari gas air mata saat ricuh dengan polisi di daerah Pejompongan, Jakarta, Senin (30/9/2019). Sebelumnya mereka berunjuk rasa menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK).
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa berlangsung di sejumlah daerah merespons pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja.

Setiap kali berlangsung berbagai aksi, pencarian soal gas air mata selalu muncul.

Gas air mata kerap digunakan untuk membubarkan massa dalam aksi demonstrasi.

Apa yang perlu kita ketahui soal gas air mata?

Melansir Live Science, gas air mata mengacu pada sekelompok bahan pengiritasi kimiawi yang dapat digunakan untuk mengendalikan atau membubarkan orang banyak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan kimia yang digunakan menyebabkan iritasi pada selaput lendir dan mata, berkedut di sekitar mata, batuk, kesulitan bernapas, hingga iritasi kulit.

Bahan-bahan dalam gas air mata diyakini dapat membuat iritasi jangka pendek, tak mungkin membunuh atau menyebabkan kerusakan permanen, terutama jika diberikan pada tingkat yang relatif rendah di ruang terbuka.

Tetapi, pada level tinggi di ruang tertutup, dapat mematikan.

Baca juga: Tawuran Antarwarga di Cipinang, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Bagaimana cara kerja gas air mata?

Melansir The Conservation, bahan kimia gas air mata bereaksi dengan reseptor saraf sensorik yang dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan pada kulit, mata, dan selaput lendir.

Gas air mata bertindak hampir seketika, tapi iritasi yang ditimbulkan biasanya hilang dalam waktu sekitar 30 menit hingga beberapa jam.

Bahan ini merupakan padatan, bukan gas, yang bisa tersebar sebagai aerosol dalam campuran piroteknik yang menyebarkan bahan kimia.

Selain itu, dapat pula dalam bentuk larutan yang disemprot.

Baca juga: Viral Mahasiswi UNJ Meninggal karena Gas Air Mata, Ini Faktanya...

International Chemical Weapons Convention pada 1993 di Jenewa melarang penggunaan gas air mata di tempat pasukan militer berperang.

Namun, sejumlah negara termasuk AS telah menyetujui penggunaan gas air mata untuk mengendalikan kerusuhan sipil dan pengendalian massa non-militer.

Bahan gas air mata

Dituliskan Poynter.org, menurut National Institutes of Health, gas air mata merupakan sebutan umum untuk zat yang dalam konsentrasi rendah menyebabkan nyeri pada mata, aliran air mata, dan kesulitan membuka mata.

Hanya tiga bahan yang mungkin digunakan, yaitu:

  • 1-chloroacetophenone (CN)
  • 2-chlorobenzylidene malononitrile (CS)
  • dibenz [b,f]-1,4-oxazepine (CR)

CN merupakan lakrimator paling toksik dan pada konsentrasi tinggi telah menyebabkan kerusakan epitel kornea dan chemosis.

Sementara, CS adalah lakrimator yang 10 kali lebih kuat daripada CN tapi kurang beracun secara sistemik.

Dari ketiganya, CN paling berbahaya, tetapi CS membakar lebih banyak, sementara CR lebih sulit lepas dari kulit.

CS menjadi gas air mata yang paling banyak digunakan, di mana orang bereaksi berbeda terhadapnya.

Seseorang yang berulang kali terpapar dapat membangun semacam toleransi terhadapnya (tidak sama dengan kekebalan, sedangkan lainnya sangat sensitif terhadap CS.

CS tidak berbentuk gas, melainkan pada suhu kamar berbentuk bubuk dan terlihat seperti gas saat disemprotkan.

Baca juga: Kerusuhan di Portland AS, Wali Kota Ditembaki Gas Air Mata

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gas Air Mata Si Pembubar Massa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi