Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update: Hal-hal yang Perlu Diketahui tentang Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Warga berjalan di dekat mural berisi pesan ajakan menggunakan masker dan replika peti mati COVID-19 di Cikoko, Pancoran, Jakarta, Jumat (2/10/2020). Mural tersebut dibuat untuk mengingatkan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan saat beraktivitas karena masih tingginya angka kasus COVID-19 secara nasional. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/pras.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Total kasus Covid-19 di Indonesia hingga Kamis (8/10/2020) mencapai 320.564.

Belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 akan segera berakhir. Terlebih pada Kamis ini pukul 12.00 WIB, ada 4.850 kasus baru dalam 24 jam terakhir.

Jumlah tersebut merupakan rekor penambahan pasien Covid-19 dalam sehari sejak awal pandemi berlangsung.

Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Flu dengan Covid-19?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut data Worldometers, Kamis (8/10/2020) sore, jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan dari seluruh dunia saat ini adalah 36.449.272 kasus.

Dari jumlah tersebut sebanyak 1.061.489 orang meninggal dunia dan 27.444.696 orang sembuh.

Terkait Covid-19 di dunia, bagaimana update-nya?

1. Penggunaan antibodi regeneron 

Dilansir Reuters, Kamis (8/10/2020), pasien Covid-19 meminta untuk mengikuti uji klinis obat Covid-19 berbasis antibodi, setelah Presiden AS Donald Trump dirawat dengan terapi eksperimental dari Regeneron Pharmaceuticals Inc.

Trump memuji manfaatnya sambil berjanji untuk membuatnya gratis untuk orang Amerika.

Pakar medis mengatakan perlu lebih data untuk menilai kemanjuran pengobatan sebelum penggunaan yang lebih luas diperbolehkan.

Obat Regeneron adalah gabungan dari dua antibodi monoklonal, yaitu salinan antibodi yang diproduksi dan merupakan salah satu senjata utama yang dihasilkan sistem kekebalan untuk melawan infeksi.

Baca juga: Trump Positif Covid-19, Bagaimana Rencana Pengobatan yang Diberikan?

2. Eropa menyetok remdesivir

Perusahaan biofarma Amerika Gilead Sciences mengatakan telah setuju untuk menjual hingga 500.0000 rangkaian obat antiviral remdesivir ke Eropa.

Kesepakatan itu akan mencakup pembelian obat selama enam bulan ke depan untuk 37 negara, yaitu 27 negara Uni Eropa, Inggris, enam negara Balkan, dan negara-negara Area Ekonomi Eropa lainnya (Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia).

Beberapa negara Eropa mengatakan mereka mengalami kekurangan obat, yang stok globalnya hampir seluruhnya diamankan oleh Amerika Serikat.

Baca juga: Covid-19, Pengobatan Donald Trump, dan Penggunaan Remdesivir...

3. Kasus Jerman mulai meningkat

Menurut data resmi pada Kamis (8/10/2020), penghitungan harian kasus virus korona baru di Jerman melonjak hampir setengahnya.

Hal itu merupakan sehari setelah para menteri menyetujui langkah-langkah darurat untuk mengurangi pariwisata domestik.

Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi meningkat 4.058 menjadi 310.144, angka tertinggi sejak April.

Berlin dan Frankfurt telah memberlakukan jam malam pada hiburan malam.

Baca juga: Kunci Mengapa Angka Kematian akibat Virus Corona di Jerman Rendah

4. Warsawa akan menghadapi pembatasan baru

Ibu kota Polandia, Warsawa, ditambahkan ke daftar daerah dengan pembatasan tambahan.

Itu karena kasus virus corona harian di Polandia melonjak lebih dari 40 persen dibanding hari sebelumnya.

Polandia menghadapi tingkat infeksi yang meningkat dan pihak berwenang berusaha meyakinkan masyarakat bahwa rumah sakit dapat mengatasinya.

Namun, dokter telah memperingatkan bahwa sistem tersebut dapat segera menghadapi kesulitan serius.

Negara-negara Eropa tengah dan timur lainnya juga menghadapi peningkatan tajam, seperti Republik Ceko dan Slovakia.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi