Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akhirnya Gabung dalam Distribusi Vaksin Covid-19 Global

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Blue Planet Studio
Ilustrasi vaksin corona, vaksin virus corona, vaksin Covid-19
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - China akhirnya bergabung dengan inisiatif vaksin Covid-19 global yang dipimpin Organisasi Kesehatan (WHO).

Sejauh ini, China menjadi negara dengan ekonomi terbesar yang menjanjikan dukungan untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin virus corona secara adil.

Sementara, Amerika Serikat dan Rusia belum menunjukkan tanda akan mengikuti langkah China.

Langkah China itu dilakukan usai mengadakan pembicaraan dengan WHO agar vaksin Covid-19 yang diproduksi secara lokal dinilai untuk penggunaan internasional.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China tidak memberikan perincian tentang tingkat dukungan yang akan diberikan untuk program yang dikenal sebagai COVAX itu.

Baca juga: China Teken Perjanjian Distribusi Vaksin Corona ke Negara-negara Miskin

Namun, Presiden Xi Jinping pada Mei 2020 telah menjanjikan bantuan 2 miliar dollar AS selama dua tahun ke depan untuk membantu menangani pandemi virus corona.

"Kami mengambil langkah konkret ini untuk memastikan distribusi yang adil dari vaksin, terutama ke negara berkembang," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Jumat (9/10/2020).

"Kami berharap agar negara yang lebih mampu juga akan bergabung dan mendukung COVAX," sambungnya.

Inisiatif COVAX bertujuan untuk memberikan setidaknya 2 miliar dosis vaksin pada akhir tahun 2021.

China bergabung dengan 168 negara yang telah mengumumkan keikutsertaan mereka dalam COVAX, termasuk 76 negara kaya yang swadaya.

Baca juga: INFOGRAFIK: Ketentuan soal Vaksin Covid-19 di Indonesia

COVAX dipimpin bersama oleh aliansi vaksin GAVI, WHO, dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

Program ini dirancang untuk mencegah nasionalisme vaksin Covid-19 dan fokus pada vaksinasi pertama orang-orang yang paling berisiko tinggi di setiap negara.

Hua menjelaskan, China memiliki kemampuan produksi vaksin COVID-19 yang cukup dan akan memprioritaskan penyediaan negara-negara berkembang ketika vaksin sudah siap.

Setidaknya, ada empat vaksin dari China yang kini berada dalam tahap akhir uji klinis.

Dua dikembangkan oleh China National Biotec Group (CNBG) yang didukung negara, sementara dua sisanya masing-masing dari Sinovac Biotech dan CanSino Biologics.

Baca juga: Jubir Satgas: Vaksin Covid-19 Dapat Bermanfaat bagi Orang Usia Produktif

Di masa lalu, sejarah telah mencatat adanya pengalaman buruk terkait nasionalisme vaksin.

Selama pandemi influenza H1N1 2009, AS dan banyak negara Eropa menyumbangkan 10 persen stok dari vaksin mereka ke negara-negara yang lebih miskin.

Akan tetapi, sumbangan itu dilakukan setelah mereka sudah cukup untuk populasi warganya.

Karena H1N1 ternyata merupakan penyakit yang lebih ringan dan pandemi akhirnya mereda, dampak pada infeksi dan kematian akibat ketidakseimbangan vaksin menjadi terbatas.

Akan tetapi, Covid-19 adalah ancaman yang jauh lebih besar. Membiarkan sebagian besar orang di duna rentan tidak hanya akan membahayakan mereka, tetapi juga memperpanjang pandemi dan kerusakan yang ditimbulkannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi