Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Kesehatan Mental Sedunia: Apa Itu Kesehatan Mental dan Cara Menjaganya

Baca di App
Lihat Foto
DOK. PIXABAY
Ilustrasi kesehatan mental.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini, 10 Oktober 2020, merupakan peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Health Day.

Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia diperingati setiap tahun pada 10 Oktober.

Situasi pandemi saat ini, membuat pembahasan tentang kesehatan mental menjadi perbincangan menarik.

Dengan segala perubahan yang terjadi karena pandemi virus corona, masyarakat dunia perlu menyesuaikan diri.

Situasi yang terkadang memengaruhi situasi psikologis yang bisa berdampak pada kesehatan mental.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu kesehatan mental dan apa saja yang perlu kita ketahui? 

Dilansir dari Medical News Today, 13 April 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi mental yang tidak adanya gangguan atau kecacatan mental.

Disebutkan pula, puncak kesehatan mental tidak hanya tentang menghindari kondisi aktif, tetapi juga menjaga kesehatan dan kebahagiaan yang berkelanjutan.

Kesehatan mental mengacu pada kesejahteraan kognitif, perilaku, dan emosional.

Hal inilah yang mengatur bagaimana cara orang berpikir, merasakan, dan berperilaku.

Selain itu, kesehatan mental juga dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan atau relasi, dan kesehatan fisik.

Misalnya, orang yang mengalami gangguan kesehatan mental bisa stress, depresi, dan merasakan kecemasan yang dapat memengaruhi kesehatan mental serta mengganggu rutinitas seseorang.

Oleh karena itu, dengan menjaga kesehatan mental, seseorang akan lebih menikmati hidup.

Ia dapat memperoleh keseimbangan antara aktivitas hidup, tanggung jawab, dan upaya mencapai ketahanan psikologis.

Baca juga: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Ribuan Orang Dipasung karena Kesehatan Mental

Data gangguan kesehatan mental

WHO juga menekankan, menjaga dan memulihkan kesehatan mental sangat penting bagi individu, serta di berbagai komunitas dan masyarakat di seluruh dunia.

Menurut National Institute of Mental Health (NIMH), diperkirakan 11,2 juta orang dewasa di AS, atau sekitar 4,5 persen orang dewasa, memiliki kondisi psikologis yang parah pada 2017.

Sementara, National Alliance on Mental Illness memperkirakan, 1 dari 5 orang dewasa mengalami masalah kesehatan mental setiap tahunnya.

Data terbaru yang dirilis oleh WHO saat pandemi corona, menunjukkan, ada penambahan kasus gangguan kesehatan mental secara signifikan di sejumlah negara.

Menurut data dari situs resmi WHO, mereka melakukan survei di 130 negara. Hasilnya, ada dampak buruk Covid-19 pada akses layanan kesehatan mental.

Survei ini dilakukan pada Juni hingga Agustus 2020.

Tujuan dilakukannya survei ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana penyediaan layanan mental, neurologis, dan penggunaan zat telah berubah akibat Covid-19, jenis layanan yang telah terganggu, dan bagaimana negara-negara beradaptasi untuk mengatasi tantangan ini.

Berikut hasil survei yang dilakukan WHO terhadap 130 negara yang melaporkan gangguan kesehatan mental yang meluas:

  • Lebih dari 60 persen melaporkan gangguan layanan kesehatan mental bagi orang-orang yang rentan, termasuk anak-anak dan remaja (72 persen); orang dewasa yang lebih tua (70 persen), dan wanita yang membutuhkan layanan antenatal atau postnatal (61 persen).

  • Sebanyak 67 persen melihat gangguan pada konseling dan psikoterapi; 65 persen untuk layanan pengurangan bahaya kritis; dan 45 persen untuk pengobatan pemeliharaan agonis opioid untuk ketergantungan opioid.

  • Lebih dari sepertiga (35 persen) melaporkan gangguan pada intervensi darurat, termasuk orang yang mengalami kejang berkepanjangan, sindrom penarikan penggunaan zat yang parah, dan delirium, seringkali merupakan tanda kondisi medis serius yang mendasari.

  • Ada 30 persen negara yang melaporkan gangguan akses pengobatan untuk gangguan mental, neurologis dan penggunaan zat.

  • Sekitar 75 persen negara melaporkan setidaknya sebagian gangguan terjadi di sekolah (78 persen), dan tempat kerja layanan kesehatan mental (75 persen).

Sejak pandemi corona melanda, terjadi peningkatan permintaan akan layanan kesehatan mental.

Sebab, orang-orang mengalami duka cita, masa isolasi, kehilangan pendapatan, dan ketakutan yang memicu kondisi kesehatan mental atau memperburuk kondisi yang sudah ada.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, Sejarah, dan Pentingnya Investasi Mental...

Penyebab gangguan kesehatan mental

Penting untuk mengetahui bahwa kesehatan mental yang baik bergantung pada keseimbangan faktor yang rumit dan beberapa elemen yang berpengaruh pada gangguan kesehatan mental.

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental:

Tekanan sosial dan ekonomi

Pada 2015, dilakukan studi terhadap 903 keluarga di Iran untuk mengidentifikasi beberapa penyebab sosial ekonomi dari kondisi kesehatan mental, termasuk kemiskinan dan tinggal di pinggiran kota besar.

Memiliki sarana keuangan yang terbatas atau termasuk dalam kelompok etnis yang terpinggirkan atau teraniaya dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental.

Faktor yang dapat dimodifikasi untuk gangguan kesehatan mental

Ada juga faktor yang dapat dimodifikasi untuk gangguan kesehatan mental yakni kondisi sosio ekonomi, tingkat keterlibatan sosial pada seseorang, pendidikan, dan kualitas rumah.

Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

Sementara, untuk faktor yang tidak dapat dimodifikasi yakni jenis kelamin, usia, dan etnis.

Faktor Biologis

NIMH menunjukkan, riwayat keluarga genetik dapat meningkatkan kemungkinan kondisi kesehatan mental karena gen dan varian gen tertentu menempatkan seseorang pada risiko yang lebih tinggi.

Memiliki gen yang terkait dengan gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau skizofrenia, tidak menjamin bahwa suatu kondisi akan berkembang.

Demikian pula orang tanpa gen terkait atau riwayat keluarga dengan penyakit mental masih dapat memiliki masalah kesehatan mental.

Penanganan

Ada berbagai metode untuk menangani masalah kesehatan mental.

Namun, penanganan ini sangat individual, dan tindakan yang berhasil bagi seorang pasien, belum tentu berhasil juga terhadap orang lain.

Individu perlu bekerja sama dengan dokter yang dapat membantu mereka mengidentifikasi kebutuhan mereka dan memberikan perawatan yang sesuai.

Berikut beberapa jenis penanganan untuk gangguan kesehatan mental:

Psikoterapi atau terapi berbicara

Jenis pengobatan ini mengambil pendekatan psikologis untuk mengobati penyakit mental.

Ada berbagai macam pendekatan psikologis yang meliputi terapi perilaku kognitif, terapi eksposur, dan terapi perilaku dialektis.

Pendekatan ini hanya dapat dilakukan oleh psikiater, psikolog, psikoterapis, dan beberapa dokter perawatan primer.

Ini dapat membantu orang memahami akar penyakit mental mereka dan mulai bekerja pada pola pikir yang lebih sehat yang mendukung kehidupan sehari-hari dan mengurangi risiko isolasi dan melukai diri sendiri.

Medikasi

Beberapa orang menggunakan obat yang diresepkan, seperti antidepresan, antipsikotik, dan obat anxiolytic.

Meskipun obat ini tidak dapat menyembuhkan gangguan mental, namun beberapa obat dapat memperbaiki gejala dan membantu seseorang melanjutkan interaksi sosial dan rutinitas normal sambil memperbaiki kesehatan mentalnya.

Obat-obat ini bekerja dengan meningkatkan penyerapan bahan kimia yang membuat tubuh merasa nyaman, seperti serotonin, dari otak.

Sementara, obat lain dapat meningkatkan keseluruhan tingkat bahan kimia ini atau mencegah degradasi atau kerusakannya.

Tolong diri sendiri

Selain itu, seseorang yang menghadapi kesulitan kesehatan mental biasanya perlu melakukan perubahan pada gaya hidup mereka untuk memfasilitasi kebugaran.

Perubahan tersebut mungkin termasuk mengurangi asupan alkohol, tidur lebih banyak, dan makan makanan yang seimbang dan bergizi.

Seseorang yang berada pada kondisi ini juga disarankan meluangkan waktu dari pekerjaan atau menyelesaikan masalah dengan hubungan pribadi yang dapat merusak kesehatan mental mereka.

Kendati demikian, ia dapat mengambil manfaat dari teknik relaksasi, yang meliputi pernapasan dalam, dan meditasi.

Opsi lain, bisa juga dengan berkonsultasi melalui kelompok swadaya atau teman dekat dan keluarga untuk pemulihan dari penyakit mental.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi