Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Pasien Covid-19 Mengaku ke Pengobatan Alternatif, Mengapa Bisa Terjadi?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
Ilustrasi virus corona (Covid-19)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Media sosial Twitter diramaikan dengan sebuah video seseorang yang mengaku terinfeksi virus corona berobat ke pengobatan alternatif.

Sebuah akun mengunggah video tersebut pada Sabtu (10/10/2020).

Video tersebut menampilkan seorang wanita yang mengaku terpapar virus corona dan berobat ke tempat pengobatan alternatif.

Wanita itu menuliskan keterangan dalam video bahwa banyak pasien Covid-19 yang juga berobat ke tempat itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia juga menuliskan bahwa orang yang mengobati dan ia datangi tak percaya virus corona dan mengobatinya tanpa mengenakan masker atau sarung tangan.

Dalam video terlihat banyak orang yang mendatangi lokasi pengobatan alternatif itu.

Unggahan itu pun mendapatkan beragam respons dan banyak dibagikan ulang.

Baca juga: Saat Eropa Tak Siap Menghadapi Gelombang Kedua Pandemi Corona...

Menanggapi hal itu, epidemiolog Universitas Griffith University Dicky Budiman mengatakan, virus corona sama seperti penyakit infeksius lainnya, seperti TBC dan HIV yang bisa menginfeksi tubuh manusia.

"Artinya ada makhluk yang disebut dengan virus yang juga ciptaan Tuhan dan menginfeksi tubuh manusia. Dalam menginfeksi ini dia juga mematuhi hukum biologi yang juga diciptakan oleh Tuhan," kata Dicky saat dihubungi, Sabtu (10/10/2020).

Menurut Dicky, ada beberapa hukum biologi yang berlaku dalam sebuah virus, yaitu setidaknya menular melalui tiga mekanisme, menginfeksi orang yang tak memiliki antibodi, dan menginfeksi siapa pun tanpa memandang status sosial dan politik.

Dengan pemahaman dasar hukum biologi itu, manusia akan melakukan upaya pencegahan agar tidak terinfeksi virus corona.

Untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai upaya pencegahan dan penanganan itu, tenaga kesehatan terdekat memiliki kompetensi untuk menjelaskan itu.

Ada mekanisme yang belum berjalan baik

Dicky mengatakan, adanya pengobatan alternatif Covid-19 yang ramai dikunjungi pasien, mengindikasikan ada satu mekanisme yang belum berjalan dengan baik.

"Untuk pemerintah, kalau ada situasi seperti ini berarti ada sesuatu yang belum berjalan, bisa mekanisme informasinya, mungkin juga akses pada pelayanan kesehatan," jelas dia.

Baca juga: Studi Terbaru Mengonfirmasi Efektivitas Remdesivir sebagai Obat Corona

Menurut dia, kondisi ini harus segera direspons cepat oleh pemerintah daerah setempat.

Jika didiamkan, akan terjadi potensi penularan di tempat-tempat seperti itu.

"Ini salah satu contoh kecil, apalagi di daerah pedalaman. Bisa jadi hal serupa banyak terjadi," ujar Dicky.

Akses layanan kesehatan yang sulit

Dihubungi secara terpisah, sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono, mengatakan, munculnya pengobatan alternatif karena pengobatan formal di rumah sakit tak mudah diakses oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

Selain itu, tingkat kepastian kesembuhan saat berobat di rumah sakit juga tak selalu sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

"Masalah-masalah struktural pembiayaan, akses, dan juga informasi mengakibatkan munculnya pengetahuan alternatif yang dalam beberapa hal, didukung bukti-bukti penyembuhan di masyatrakat, maka itulah sebabnya muncul alternatif ke orang-orang pintar dan kiai," kata Drajat.

Baca juga: Corona Meluas, Simak Cara Pemakaian Masker yang Tepat Berikut Ini

Jika masalah-masalah itu bisa diatasi, Drajat menyebutkan, tingkat kunjungan masyarakat ke tempat pengobatan non-formal akan menurun.

Drajat juga menyoroti stigma negatif pasien Covid-19 yang selama ini sering mendapat pengucilan di masyarakat.

"Nah ini yang menyebabkan kalau orang yang mau berobat ke dokter khawatir dituduh seperti itu. Sementara kalau ke kiai, ke orang-orang pintar, dia tidak mendapat stigma itu," jelas dia,

"Sebagai langkah pertama mereka akan ke tempat itu. Sebaliknya, rumah sakit akan menjadi tujuan terakhir ketika sudah tidak bisa ditangani oleh tempat alternatif," kata Drajat.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Penyebaran Virus Corona Melalui Udara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi