KOMPAS.com - Twitter mengeluarkan dua ketentuan khusus jelang pemilihan umum di Amerika Serikat (AS) dengan tujuan mencegah penyebaran misinformasi.
Pertama, Twitter berencana melabeli tweet yang secara tidak benar mengklaim kemenangan atas kandidat mana pun.
Kedua, Twitter akan menghapus tweet yang mendorong kekerasan atau tweet yang memantik orang untuk mengganggu hasil pemilu atau kelancaran pemungutan suara.
Pengguna Twitter, termasuk kandidat di pemilihan umum (Pemilu), tidak boleh mengklaim kemenangan pemilihan sebelum diumumkan secara resmi.
Ada syarat agar informasi hasil Pemilu AS dapat beredar di Twitter, yakni pengumuman dari pejabat pemilu negara bagian atau proyeksi publik dari setidaknya dua outlet berita nasional resmi.
"Tweet yang menyertakan klaim prematur akan diberi label dan orang-orang akan diarahkan ke halaman resmi pemilu AS di Twitter," tulis Twitter, Jumat (9/10/2020).
Tweet yang bertujuan mengganggu proses Pemilu atau pelaksanaan hasil Pemilu, seperti dalam bentuk tindak kekerasan, akan dihapus. Ketentuan ini berlaku untuk semua pemilihan kongres dan pemilihan presiden.
Saat ini, Twitter dapat melabeli tweet yang melanggar kebijakan Twitter atas informasi yang menyesatkan mengenai integritas sipil, Covid-19, serta media yang dimanipulasi.
"Mulai minggu depan, ketika orang-orang mencoba melakukan retweet terhadap tweet dengan label informasi yang menyesatkan, mereka akan melihat pesan yang mengarahkan mereka ke informasi yang dapat dipercaya tentang topik tersebut," tulis Twitter.
Twitter berencana menambah peringatan dan pembatasan lanjutan pada tweet dengan label informasi menyesatkan (misleading) dari tokoh politik AS, termasuk kandidat dan akun kampanye; akun berbasis di AS dengan lebih dari 100.000 pengikut; atau akun yang banyak terlibat dalam Pemilu.
Orang-orang harus mengetuk (tap) peringatan untuk melihat tweet tersebut dan hanya dapat melakukan Quote Tweet. Sementara, tanda suka (likes), retweet, dan balasan (reply) akan dinonaktifkan. Tweet tersebut pun tidak akan direkomendasikan secara algoritma oleh Twitter.
"Kami berharap cara ini kian mengurangi visibilitas informasi menyesatkan dan mendorong orang untuk mempertimbangkan kembali tweet yang ingin mereka perkuat," tulis Twitter.
Perubahan untuk Global
Mulai 20 Oktober 2020 hingga setidaknya akhir pekan Pemilu di AS, Twitter akan memperkenalkan sejumlah perubahan secara global.
Pertama, Twitter akan mendorong pengguna untuk menambahkan komentar (Quote Tweet) ketimbang melakukan Retweet. Menurut Twitter, hal ini akan mendorong orang untuk menambahkan pemikiran, reaksi, dan perspektif mereka sendiri ke dalam percakapan.
Jika orang tidak menambahkan apa pun ke pembuat Quote Tweet, maka akan tetap muncul sebagai Retweet. Pengujian perubahan ini dimulai Jumat (9/10/2020).
Kedua, Twitter akan mencegah rekomendasi "liked by" dan "followed by" dari orang yang tidak Anda ikuti muncul di timeline Anda. Twitter juga tidak akan mengirim pemberitahuan atas tweet ini.
Pencegahan rekomendasi "liked by" dan "followed by" akan memperlambat pengguna memperoleh tweet dari akun dan topik yang tidak diikutinya.
Ketiga, Twitter hanya akan menampilkan Trends di tab "For You" di AS yang menyertakan konteks tambahan. Artinya, akan ada deskripsi tweet atau artikel yang merepresentasikan atau merangkum mengapa istilah tersebut menjadi trending.
Pihak Twitter mengatakan telah menambahkan lebih banyak konteks ke Trends selama beberapa bulan terakhir. Teranyar, Twitter memastikan bahwa hanya Trends dengan konteks tambahan yang muncul di tab "For You" di AS, di mana sebagian besar orang menemukan apa yang trending.
Cara ini akan membantu orang lebih cepat mendapatkan pemahaman tentang percakapan publik bervolume tinggi di AS, juga membantu potensi penyebaran informasi yang menyesatkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.