Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Microsoft Izinkan Karyawannya Bekerja dari Rumah secara Permanen

Baca di App
Lihat Foto
cnet.com
ilustrasi Microsoft
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Perusahan raksasa teknologi Microsoft telah memberitahu para karyawannya bahwa mereka akan memiliki opsi untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH) secara permanen dengan persetujuan manajer.

Langkah itu menyusul sejumlah perusahaan kompetitor lainnya di AS seperti Facebook dan Twitter yang lebih dulu membuka opsi bekerja jarak jauh menjadi permanen.

Pandemi virus corona yang melanda dunia sejak akhir 2019 memaksa perubahan pola kerja di seluruh dunia.

Microsoft mengatakan, beberapa posisi akan tetap dibutuhkan kehadirannya secara langsung, seperti mereka yang membutuhkan akses ke hardware.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi banyak staf juga dapat bekerja paruh waktu dari rumah tanpa memerlukan persetujuan formal dari manajer mereka.

"Tujuan kami adalah untuk mengembangkan cara kami bekerja dari waktu ke waktu dipandu oleh input karyawan, data, dan komitmen kami untuk mendukung gaya kerja individu dan kebutuhan bisnis, sambil menjalankan budaya kami," kata juru bicara Microsoft, dikutip dari BBC, Jumat (9/10/2020).

Baca juga: Karyawan Facebook Bisa WFH hingga Juli 2021

Berdasakan data Kantor Statistik Nasional Inggris yang dirilis pada April 2020, lebih dari 46 persen pekerja melakukan pekerjannya dari rumah.

Itu sebanding dengan AS, ketika 42 persen pekerja melakukan tugas-tugasnya dari rumah, kemudian turun menjadi 35 persen pada Agustus 2020.

Kendati mengalami penurunan, angka itu menandai adanya perubahan besar. Sebab, jumlah pekerja yang melakukan aktivitasnya melalui jarak jauh sebelum pandemi hanya 2 persen.

"Apa yang kami lakukan sekarang sangat tidak biasa," kata profesor ekonomi di Stanford University Nicholas Bloom.

Pergeseran pola kerja

Awalnya, banyak pengusaha memuji perpindahan tersebut sebagai sesuatu yang sangat produktif. Akan tetapi, beberapa kekurangan telah muncul seiring berjalannya waktu.

Pada konferensi bulan ini, misalnya, Kepala Eksekutif Microsoft Satya Nadella menyebut kurangnya pembagian antara kehidupan pribadi dan kehidupan kerja.

Artinya, kondisi ini membuat pekerja terkadang merasa seperti tidur ditempat kerja.

Menurut Bloom, banyak perusahaan mengincar kebijakan yang menggabungkan antara bekerja di kantor dan di rumah. Ini dilakukan untuk membangun budaya, loyalitas perusahaan, serta kesehatan mental dasar.

"Jadi penuh waktu di kantor atau di rumah tidak ideal bagi kebanyakan orang," jelas dia.

Sebuah survei yang dilakukan oleh Willis Towers Watson terhadap pemberi kerja AS pada Mei 2020 lalu menemukan bahwa mereka mengharapkan 22 persen staf terus bekerja dari rumah setelah pandemi, naik hanya 7 persen pada 2019.

Baca juga: Antisipasi Corona, Semua Karyawan Twitter Wajib Kerja dari Rumah

Sementara survei PWC menemukan sekitar 55 persen pemberi kerja masih mengharapkan staf untuk bekerja dari rumah satidaknya satu hari dalam seminggu setelah kekhawatiran tentang virus berlalu.

Lebih dari 80 persen karyawan mengatakan mereka mendukung gagasan itu.

Menurut para analis, perubahan seperti itu dapat berdampak secara luas, seperti mengurangi permintaan untuk properti perkantoran dan perumahan di pusat kota yang mahal.

Bloom mengatakan, perubahan di tempat kerja dapat membantu meringankan masalah keterjangkauan, tetapi tidak akan berarti akhir dari pusat kota.

"Tingkat keterjangkauan New York dan San Francisco mungkin akan kembali ke posisi semula pada 2005," tutupnya.

Baca juga: 7 Masalah Kesehatan yang mengintai Selama WFH

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi