Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Ibu Rumah Tangga Jadi Korban, Ini Cara Mencegah Hipnotis Menurut Kriminolog

Baca di App
Lihat Foto
Wavebreakmedia
Ilustrasi hipnotis
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Aksi kejahatan dengan menggunakan cara hipnotis kembali memakan korban. Kali ini sebanyak lima orang ibu rumah tangga di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku menjadi korbannya.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (11/10/2020) kelima korban mengalami kerugian yang bervariasi, mulai dari Rp 5 juta hingga puluhan juta.

Kapolres Seram Bagian Barat AKBP Bayu Butar Butar mengatakan, pelaku hipnotis teridentifikasi seorang perempuan. Pelaku melancarkan aksinya dengan mencari korban di pasar setempat.

Setelah itu, pelaku mengajak korban berbincang, dan kemudian menggiring korban berpindah lokasi ke rumah mereka.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban yang sudah terhipnotis kemudian patuh dan membawa pelaku ke rumah mereka. Di sana, pelaku dengan bebas menggasak harta benda korban.

Bayu mengatakan, dari lima orang korban, baru tiga orang yang melaporkan ke polisi. Dia juga menyebut, saat ini kasus masih dalam penyelidikan polisi.

Pihaknya mengimbau warga untuk mewaspadai orang tidak dikenal yang tiba-tiba menawarkan bantuan atau apapun. Apabila menemukan hal mencurigakan warga bisa melapor ke polisi.

Baca juga: LIma Ibu Jadi Korban Hipnotis, Bahu Ditepuk dan Dibacakan Mantra, Uang dan Perhiasan Melayang

Penyalahgunaan hipnotis

Terkait kejadian kriminal tersebut, kriminolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Budi Wisaksono mengatakan, tindak kejahatan menggunakan hipnotis adalah penyalahgunaan dari ilmu hipnotis.

Berdasar pengalamannya, hipnotis selalu diajarkan dengan embel-embel tidak boleh dipakai untuk kejahatan.

"Bahkan biasanya, sang guru (pengajar hipnotis) juga memagarinya dengan mengatakan bahwa sekali itu digunakan dengan niat untuk melakukan kejahatan dan merugikan orang lain, maka hipnotism akan gagal alias tidak mempan, atau sesudah itu dia tidak dapat menggunakannya lagi," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (11/10/2020).

Budi kemudian membagikan lima kiat yang bisa dilakukan masyarakat agar terhindar dari tindak kejahatan yang menggunakan hipnotis:

1. Hindari orang yang mencurigakan

Langkah awal dalam usaha menjaga diri dari tindak kejahatan hipnotis adalah dengan cara tidak mau menanggapi orang lain yang tidak dikenal, saat sedang di jalan atau tempat umum.

"Apalagi kalau jaraknya dekat. Kalau pun sempat menanggapi, jangan sampai terlalu serius menanggapinya, apalagi untuk jangka waktu yang agak lama," kata Budi.

2. Hindari kontak mata

Budi mengatakan, agar terhindar dari hipnotis, salah satu caranya adalah dengan menghindari kontak mata dengan pelaku, atau orang mencurigakan yang tiba-tiba mengajak bicara.

"Pertama, adalah dengan berusaha tidak menatap mata penghipnotis, dan berusaha tidak mau
mendengarkan kata-katanya, dengan cara menutupi telinga," kata Budi.

3. Menjauh atau menjaga jarak

Setelah menjaga kontak mata, Budi menyarankan masyarakat untuk menghindar atau menjauh dari orang yang dirasa mencurigakan.

"Kedua, yang paling aman adalah pergi menjauh untuk menghindari yang bersangkutan," ujar dia.

Baca juga: Lima Ibu Jadi Korban Hipnotis, Polisi: Pelakunya Perempuan

4. Jangan sampai ditepuk atau dipegang

Budi mengingatkan, jika terjadi kontak dengan orang tidak dikenal, sebisa mungkin harus menjaga diri agar tidak sampai ditepuk atau dipegang. Karena hipnotis kebanyakan dimulai dengan cara ini.

"Jangan sampai dapat ditepuk atau dipegang. Jika akan diberi sesuatu oleh orang tak dikenal, jangan diterima," kata Budi.

5. Berteriak minta bantuan

Jika cara-cara di atas sudah dilakukan, namun pelaku atau orang yang mencurigakan masih tetap memaksa untuk melakukan kontak, Budi menyarankan masyarakat untuk meminta bantuan kepada orang di sekitar.

"Kalau sepertinya orangnya tetap insist atau agak memaksa, segera berteriak minta bantuan orang atau pergi mencari atau menuju petugas (polisi, satpam, atau pun anggota TNI)," kata Budi.

Waspada

Sementara itu mengutip Kompas.com (20/5/2020), Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mudah terhipnotis yakni korban dalam kondisi melamun dan mudah akrab dengan orang lain.

Karena itu Yusri pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap terjaga dan sebaiknya tidak sok akrab dengan orang yang baru ditemui.

"Karena dia melamun dan mudah akrab dengan orang lain, itu yang membuat mudah terhipnotis," ujar Yusri. 

Selanjutnya, usahakan jangan sendirian apabila berada di tempat ramai dan diimbau untuk tidak membawa barang berharga dan uang dalam jumlah besar.

Baca juga: Romy Rafael Bicara soal Sulap dan Hipnotis yang Disalahgunakan dalam Acara Televisi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi