Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 18 Tahun Tragedi Bom Bali I

Baca di App
Lihat Foto
AAP/Dean Lewins
Kerusakan yang terjadi di lokasi ledakan bom di Kuta, Bali, di tahun 2002 (Bom Bali I).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 18 tahun lalu, tepatnya pada 12 Oktober 2002, tiga buah bom meledak di kawasan Kuta dan Denpasar, Bali.

Serangkaian ledakan bom tersebut terjadi sekitar pukul 23.15 waktu setempat.

Mengutip Harian Kompas, ledakan pertama terjadi lima meter di depan Diskotek Sari Club, yang berlokasi di Jalan Legian, Kuta.

Tidak berselang lama, sebuah bom kembali meledak di Diskotek Paddy's yang berada di seberang Sari Club.

Sementara, ledakan ketiga terjadi sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Renon, Denpasar Bali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain mengakibatkan kerusakan bangunan, tiga ledakan bom itu juga menewaskan 202 orang yang saat itu berada di lokasi kejadian. Mayoritas korban merupakan warga negara Australia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Maluku Utara Resmi Jadi Provinsi

Pelaku pengeboman

Dalam pengejaran terhadap tersangka pengeboman, polisi berhasil menangkap Amrozi bin H Nurhasyim yang didakwa hukuman mati.

Polisi juga menangkap Imam Samudra alias Abdul Aziz. Sama seperti Amrozi, Imam Samudra juga dijatuhi hukuman mati.

Pelaku lain yang terlibat dalam tragedi ini adalah Ali Ghufron bin H Nurhasyim alias Muklas, yang juga mendapatkan vonis hukuman mati.

Adapun tersangka lain seperti Ali Imron bin H Nurhasyim alias Alik divonis penjara seumur hidup.

Vonis serupa juga diterima oleh Mubarok alias Utomo Pamungkas dan Suranto Abdul Goni alias Umar alias Wayan.

Sementara tersangka lain, Dulmatin, tewas dalam pengepungan di Pamulang, Tangerang Selatan.

Adapun teroris yang paling dicari yakni Dr Azahari bin Husin atau yang sering disebut sebagai The Demolition Man tewas pada 2005.

Dari fakta persidangan, diyakini bahwa para pelaku merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI).

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kelahiran Mahatma Gandhi, Pemimpin Kemerdekaan India

Dampak ledakan

Akibat dari ledakan bom pertama dan kedua, bangunan Sari Club, Diskotek Paddy's dan Panin Bank yang terletak persis di depan Sari Club terbakar.

Selain itu, puluhan bangunan yang berada di radius 10 hingga 20-an meter dari lokasi rusak berat. Adapun kaca-kaca hotel, toko maupun tempat hiburan lainnya tidak luput dari kerusakan.

Kuatnya ledakan juga membuat kantor biro perjalanan yang berada di samping Sari Club rata dengan tanah.

Kerusakan yang sama juga terjadi di lokasi ledakan ketiga, sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat.

Ledakan di ketiga tempat tersebut menyisakan lubang selebar 4-4,5 meter dengan kedalaman 80 sentimeter.

Kisah keluarga korban

Salah satu warga negara Indonesia yang tewas dalam peristiwa tersebut adalah Aris Munandar. 

Diberitakan Kompas.com, 18 Februari 2020, saat peristiwa itu terjadi, Aris sedang menunggu tamu di depan Sari Club yang dipenuhi pengunjung berkewarganegaraan asing. 

Ia diduga tidur pulas setelah minum obat sebelum menunggu tamu.

Aris ditemukan sehari setelah bom seberat 1,1 ton meledak. Jenazahnya hangus terbakar dan nyaris tak dikenali.

Garil Arnandha (27), putra sulung Aris, menceritakan beban berat yang selama ini dia pikul setelah tragedi itu merenggut nyawa ayahnya.

Pada 13 Oktober 2002, sekitar pukul dua siang, Garil yang masih berusia 10 tahun ditemani kakek angkatnya melihat jenazah ayahnya diturunkan dari mobil di depan kediaman keluarganya di Denpasar.

Adik kedua dan ketiganya saat itu masing-masing berumur lima tahun dan dua tahun. Ibunya, Endang Isnanik, saat itu sedang sakit.

Saat jenazah Aris datang, Endang hanya melihat dari kejauhan. 

Hari itu juga, setelah diturunkan di kediaman keluarga, jenazah Aris disalatkan di masjid dan kemudian dikuburkan.

Setelah peristiwa naas itu, Garil mengaku memendam kemarahan, kesedihan, depresi, dan trauma.

Ia bahkan baru pertama kali melihat nama ayahnya tertulis di monumen peringatan Bom Bali I di Legian, Bali saat peringatan 17 tahun Bom Bali pada 12 Oktober 2019 lalu.

Selama 17 tahun ia memilih mengurung diri di dalam kamar setiap peringatan Bom Bali pada 12 Oktober yang menewaskan sang ayah.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Bom Bali II, 23 Orang Meninggal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi