Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan, Ini Daftar Komorbid yang Bisa Perparah Kondisi jika Terpapar Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/creativeneko
Ilustrasi virus corona penyebab Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Virus corona dapat menyerang siapa saja dan mengakibatkan gejala atau tingkat keseriusan yang berbeda-beda.

Salah satu kelompok yang berisiko mengalami gejala serius jika terpapar infeksi virus corona adalah mereka yang memiliki penyakit bawaan tertentu atau komorbid.

Beberapa waktu lalu, laporan yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa 94 persen kasus kematian Covid-19 di Amerika Serikat terjadi pada pasien dengan komorbiditas atau memiliki penyakit penyerta.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo juga meminta anggota keluarga yang memiliki komorbid untuk dipisahkan dari anggota keluarga yang berusia muda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasalnya, anggota keluarga berusia muda berpotensi menjadi pembawa virus corona tanpa menunjukkan gejala, sehingga dapat berbahaya bagi anggota keluarga dengan komorbid.

Lantas, apa saja penyakit penyerta (komorbid) yang dapat memperburuk kondisi seseorang saat terpapar virus corona?

Baca juga: Sering Disebut Kala Pandemi Covid-19, Apa Itu Komorbid?

Penyakit penyerta (komorbid)

Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria menjelaskan, sejumlah penyakit penyerta terkait Covid-19 yang bisa memperparah kondisi pasien.

Berikut adalah penyakit-penyakit tersebut:

  1. Diabetes Mellitus
  2. Penyakit autoimun seperti lupus/SLE
  3. Penyakit ginjal
  4. Penyakit jantung koroner
  5. Hipertensi
  6. Tuberkulosis
  7. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) 
  8. Penyakit kronis lain
  9. Tumor/kanker/keganasan
  10. Penyakit terkait geriartri

"Ketika orang dengan komorbid tersebut terkena Covid-19, maka ada risiko cukup tinggi untuk mengalami gejala parah," kata Bayu saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/10/2020) siang.

Gejala parah atau severe Covid-19 terjadi karena interaksi efek dari Covid-19 dengan komorbid.

Dihubungi secara terpisah, Ahli Patologi Klinis yang juga Wakil Direktur Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, secara lengkap, jenis-jenis komorbid ada di dalam Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor 413 Tahun 2020 dan Kepmenkes Nomor 446 Tahun 2020.

"Ada di Kepmenkes Nomor 413 Tahun 2020 dan Kepmenkes Nomor 446 Tahun 2020," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/10/2020) siang.

Baca juga: Satgas: Diabetes Jadi Kasus Komorbid Terbanyak yang Diderita Pasien Covid-19

Langkah pencegahan dan menjaga diri

Dengan adanya berbagai risiko yang mungkin dialami oleh para pasien dengan komorbid, Bayu mengimbau orang-orang yang memiliki penyakit penyerta untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

Selain itu, penting untuk menjaga kondisi diri. 

"Yang perlu diperhatikan adalah orang-orang dengan komorbid ini harus sangat menjaga diri dan lebih disiplin pakai masker, jaga jarak," kata Bayu.

Sementara, apabila sampai tertular, pasien komorbid ini harus diawasi dengan ketat. 

Sebelumnya, keterangan yang sama juga disampaikan oleh Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. 

Menurut Dicky, untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan terburuk, orang yang memiliki penyakit penyerta sebisa mungkin tetap di rumah dan meminimalisir kontak dengan lingkungan luar.

Dengan terkendalinya penyakit komorbid, akan mengurangi potensi terinfeksi, termasuk jika menderita sakit kondisinya tidak menjadi parah.

Dicky menekankan bahwa prinsip yagn dianut saat ini bukan hanya masalah kematian akibat Covid-19, tetapi juga dampak jangka pendek dan jangka panjang akibat infeksi virus yang sangat serius pada organ-organ tubuh.

Baca juga: Punya Komorbid, Seorang Warga Kota Tegal Meninggal karena Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi