Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Demokrasi Ojo Dumeh

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Kericuhan terjadi saat demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di kawasan Istana Negara, Jakarta, Kamis (8/10/2020).
Editor: Heru Margianto


BERDASAR hasil penelitian Pusat Studi Kelirumologi terhadap sikap dan perilaku manusia ketika sedang gawat-darurat menghadapi ancaman bencana yang menyangkut keselamatan bersama, misalnya seperti ketika menghadapi kebakaran, dapat disimpulkan bahwa malapetaka mustahil ditanggulangi dengan sikap dan perilaku saling menyalahkan.

Suatu prahara hanya bisa diselesaikan bukan dengan mencari siapa namun apa yang keliru.

Omnibus law

Maka prahara perbedaan pendapat tentang omnibus law juga mustahil dapat tuntas ditanggulangi dengan mencari siapa yang keliru diperparah sepak-terjang saling menyalahkan sementara sang sumber masalah sendiri malah lalai ditangani.

Polemik omnibus law juga berdampak destruktif terhadap persatuan Indonesia sebab pers internasional sepakat memberitakan Indonesia yang sedang dirundung pagebluk Corona alih-alih bersatupadu malah sibuk memecah-belah diri menjadi kubu yang pro versus kubu yang kontra.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi yang sudah buruk makin diperburuk perilaku saling menyalahkan tanpa ada pihak yang sudi disalahkan.

Solusi

Maka besar harapan kita bersama yang cinta Indonesia bahwa segenap pihak yang sedang berbeda pendapat berkenan menunaikan jihad Al Nafs bukan demi menaklukkan pihak lawan namun menaklukkan diri sendiri masing-masing demi kepentingan sila poros Pancasila yaitu Persatuan Indonesia.

Insya Allah, penguasa yang sedang duduk di singgasana kekuasaan berkat dipilih oleh rakyat berkenan sedikit mengalah demi membuka kesempatan berdialog menjalin musyawarah mufakat dengan rakyat yang telah memilih penguasa sehingga bisa berkuasa sesuai asas utama demokrasi yaitu dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat.

Demokrasi ojo dumeh

Sebagai warga Indonesia yang tumbuh-kembang di atas lahan kebudayaan Jawa maka sedang mempelajari kearifan leluhur Jawa ojo dumeh, saya merasa yakin bahwa masalah omnibus law tidak baik jika dihadapi dengan ketinggian hati, arogansi ketakaburan adigang adigung namun menjadi lebih indah jika dihadapi dengan ketulusan kerendahan hati, tanpa ketakaburan bahwa diri sendiri pasti tidak-bisa-tidak pasti benar.

Demokrasi one man one vote sudah membuktikan diri tidak cocok bukan hanya untuk Indonesia bahkan juga untuk Amerika Serikat gegara umbaran politik arogansi gaya Donald Trump.

Sejatinya demokrasi Indonesia adalah demokrasi ojo dumeh berdasar musyawarah-mufakat yang bukan mencari siapa namun apa yang keliru agar bisa dibenahi secara gotong-royong sebagai semangat sejati bangsa Indonesia sejak dahulu kala sampai ke masa depan! Merdeka!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi