Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Vaksin Covid-19 Disebutkan Segera Hadir di Indonesia, Amankah Digunakan?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Tatevosian Yana
Ilustrasi uji klinis vaksin corona pada anak. Dokter pediatrik menilai uji vaksin Covid-19 pada anak juga perlu segera dimulai.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebanyak tiga jenis calon vaksin Covid-19 asal China disebutkan akan tiba di Indonesia pada November mendatang.

Ketiganya adalah calon vaksin yang diproduksi oleh CanSino, Sinopharm, dan Sinovac.

Disebut sebagai calon vaksin, karena ketiganya belum selesai menjalani tahapan uji klinis dan juga belum diakui sebagai vaksin Covid-19 yang efektif dan efisien oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski begitu, calon-calon vaksin itu direncanakan akan segera diberikan kepada masyarakat di Indonesia.

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan sudah memiliki grand design/roadmap pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini.

Baca juga: Bagaimana Cara Membedakan Flu dengan Covid-19?

Pertanyaannya, amankah vaksin yang proses pengujiannya belum final dan belum mendapat persetujuan WHO itu digunakan?

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut vaksinasi menggunakan jenis vaksin yang belum selesai diuji memiliki risiko yang besar.

"Ketiganya masih calon vaksin, karena belum ada vaksin yang disetujui keamanan dan efektivitasnya sesuai hasil riset dari (uji klinis) fase 3 yang sudah tuntas oleh WHO, approval itu belum ada," kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/10/2020).

"Sekali lagi, kalau belum ada hasil dari riset yang tuntas, potensi efek samping tentu sangat besar. Seperti halnya yang terjadi di pandemi Swan flu 2019 lalu, yang disebut dengan scandal pandemrix yang menyebabkan narkolepsi," lanjutnya.

Telaah izin penggunaan darurat

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com (13/10/2020), meski belum mengantongi persetujuan dari WHO, tiga vaksin tersebut telah mendapat label Emergency Use Authorization (EUA)dari China, pada Juli 2020.

Dilansir laman National Center for Biotechnology Information (NCBI), EUA atau otorisasi penggunaan darurat adalah izin penggunaan metode atau produk medis untuk mendeteksi, mencegah, atau mengobati penyakit dalam kondisi darurat.

Namun, Dicky memandang adanya izin penggunaan darurat itu harus ditelaah dengan lebih cermat.

"(Risiko) Apa pun bisa terjadi. Jadi artinya penggunaan status "emergency use" itu harus sangat dipertimbangkan dan meminta masukan para ahli ya, tidak boleh sembarang dan grasa-grusu," ujarnya.

Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Siap pada Januari 2021?

Yang ia maksud sebagai ahli tidak melulu pakar pandemi atau epidemiolog, namun juga klinisi, ahli virus, dan ahli-ahli lain yang terkait.

Dicky menggarisbawahi, pernyataannya ini bukan berarti menutup kemungkinan adanya penggunaan suatu produk medis dalam kondisi darurat.

"Tentu ada kemungkinan (penggunaan di kondisi darurat), tapi benar-benar ada mekanisme, pertimbangan, para ahli yang kompeten, yang benar-benar memahami tentang pandemi ini, riset, konsekuensi, dan segala macam," tegas Dicky.

"Ini artinya harus sangat berhati-hati, pemerintah dalam memutuskan sikap emergencius vaksin," pungkasnya.

 Baca juga: Update Terkini Vaksin Covid-19: dari Indonesia hingga Dunia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi