Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Johnson & Johnson dan Eli Lilly Hentikan Uji Coba Obat Antibodi dan Vaksin Covid-19...

Baca di App
Lihat Foto
Mike Blake/REUTERS
Gedung Johnson & Johnson di Irvine, California, AS. Gambar diambil pada 24 Januari 2017.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Johnson & Johnson sebagai salah satu perusahaan pengembang vaksin Covid-19 mengumumkan menghentikan sementara proses uji coba, setelah diketahui ada relawan yang mengalami masalah kesehatan.

Berdasarkan informasi di laman resmi J&J, perusahaan yang bermarkas di New Jersey, AS ini memutuskan untuk berhenti sejenak dan melakukan pendalaman atas adanya kasus gangguan kesehatan pada relawan yang menerima vaksin produksinya.

"Kami telah menghentikan sementara pemberian dosis lebih lanjut di semua uji klinis kandidat vaksin Covid-19 kami, termasuk uji coba ENSEMBLE Fase 3, karena penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada peserta penelitian," begitu tertulis dalam informasi laman tersebut.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak disebutkan dengan jelas gangguan kesehatan seperti apa yang muncul, berapa besar persentasenya, dan siapa yang mengalami sakit.

J&J menegaskan pihaknya tengah meninjau dan menindaklanjuti peserta yang bersangkutan.

"Kita harus menghormati privasi peserta ini. Kami juga mempelajari lebih lanjut tentang penyakit peserta dan penting untuk mengetahui semua faktanya sebelum kami membagikan informasi tambahan," jelas J&J melalui penjelasannya.

Proses ini dilakukan oleh Dewan Pemantau Keamanan Data (DSMB) independen Ensemble, serta dokter klinis dan tim internal mereka.

Baca juga: Calon Vaksin Covid-19 Disebutkan Segera Hadir di Indonesia, Amankah Digunakan?

Belum bisa dipastikan

Satu hal, sakit atau gangguan kesehatan yang dialami oleh peserta uji klinis vaksin J&J belum tentu terkait dengan vaksin yang diberikan.

Hal itu karena dari sekian banyak relawan, tidak semuanya mendapatkan vaksin yang tengah diteliti, ada juga sebagian yang menerima plasebo.

Jadi semua ini masih belum bisa dipastikan.

Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Siap pada Januari 2021?

Terlepas dari apa pun itu, perusahaan menegaskan keamanan dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas terbesar perusahaan dalam memberikan pelayanan di bidang penyedia barang medis dan barang konsumsi.

Pun dengan saat ini, adanya kasus relawan yang mengalami sakit dibuka secara transparan oleh perusahaan, meski persaingan dalam menciptakan vaksin Covid-19 terus berjalan di sejumlah perusahaan biomedis lainnya.

Hal ini sebagai wujud menaati peraturan, bentuk etika, juga prinsip sains yang dipegang kuat J&J.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Bagi mereka, rasa sakit, kecelakaan, baik ringan atau pun serius merupakan bagian yang diharapkan dari setiap uji klinis, terutama yang dilakukan dalam skala besar.

Namun, semula uji klinis yang dilakukan oleh J&J dilakukan oleh Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson dengan pedoman yang telah ditentukan sebelumnya.

Salah satunya perusahaan dapat menghentikan sementara proses uji klinis jika dilaporkan terjadi kerugian serius yang tidak terduga (SAE) yang mungkin terkait dengan vaksin atau obat penelitian.

Dengan begitu, dapat dilakukan tindakan lebih lanjut untuk mencermati semua informasi medis yang masuk sebelum memutuskan untuk melanjutkan proses penelitian.

Baca juga: Ini 5 Kelompok Masyarakat yang Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19

Obat antibodi Covid-19

Sementara itu, perusahaan obat Amerika Serikat (AS) Eli Lilly and Co juga memberhentikan sementara uji coba klinis yang didanai pemerintah untuk obat antibodi Covid-19 karena alasan keamanan.

Melansir Reuters, Rabu (14/10/2020), penghentian sementara bukanlah hal yang tidak umum dalam sebuah uji coba obat.

Keputusan itu disebut tidak selalu mengindikasikan adanya masalah yang serius.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Disebutkan Akan Tersedia pada Akhir Tahun Ini, Benarkah?

Karena kebutuhan mendesak akan obat dan vaksin terkait virus corona, obat yang dikembangkan oleh Eli Lilly pun diawasi secara ketat.

"Karena sangat memperhatikan kehati-hatian, dewan pemantau keamanan data (DSMB) independen ACTIV-3 merekomendasikan jeda ini," kata Juru Bicara Eli Lilly, Molly McCully.

Menurut dia, pihak Lilly mendukung rekomendasi DSMB untuk secara hati-hati memastikan keselamatan pasien yang terlibat dalam penelitian ini.

Namun, Eli Lilly tidak menjelaskan implikasi dari uji coba obat yang disebut sebagai ACTIV-3 tersebut.

Baca juga: Covid-19, Pengobatan Donald Trump, dan Penggunaan Remdesivir...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Neurologis pada Pasien Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi