Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Infeksi Ulang Covid-19 Disebutkan Bisa Lebih Parah...

Baca di App
Lihat Foto
Dok. SHUTTERSTOCK/METAMORWORKS
Ilustrasi penularan Covid-19 melalui airborne
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Para ilmuwan menyebutkan seseorang bisa terinfeksi Covid-19 lebih dari sekali.

Oleh karena itu, seseorang yang telah pulih harus terus mengikuti pedoman seputar jarak sosial, masker wajah, dan cuci tangan.

Kendati demikian, seperti dilansir BBC, Selasa (13/10/2020) infeksi ulang jarang terjadi, dan hanya ada beberapa contoh dari lebih dari 37 juta kasus yang dikonfirmasi.

Baca juga: Indonesia Jadi Negara dengan Utang Luar Negeri Terbesar ke-7 di Dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan di Hong Kong, Belgia dan Belanda mengatakan mereka tidak lebih serius dari yang pertama.

Satu kasus di Ekuador mencerminkan kasus AS yang lebih parah, tetapi tidak memerlukan perawatan rumah sakit.

Masih dari sumber yang sama, dokter melaporkan adanya seorang pria di Nevada, AS, telah tertular Covid-19 dua kali dengan infeksi kedua menjadi jauh lebih berbahaya daripada yang pertama.

Baca juga: Benarkah Gunakan Masker Ganggu Kinerja Paru-paru?

Pria itu membutuhkan perawatan di rumah sakit setelah paru-parunya tidak mendapatkan cukup oksigen ke dalam tubuhnya. Namun saat ini yang bersangkutan telah pulih.

Ia tidak memiliki masalah kesehatan atau cacat kekebalan yang membuatnya sangat rentan terhadap Covid-19.

Berikut ini gejala yang dialaminya:

  1. 25 Maret: Gejala gelombang pertama terjadi padanya. Adapun gejalanya antara lain: sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, mual, dan diare
  2. 18 April: Dia dites positif untuk pertama kalinya
  3. 27 April: Gejala awal sembuh total
  4. 9 dan 26 Mei: Dia dites negatif dua kali
  5. 28 Mei: Dia mengalami gejala lagi, kali ini gejalanya antara lain demam, sakit kepala, pusing, batuk, mual, dan diare
  6. 5 Juni: Tes positif untuk kedua kalinya, dan hipoksia (oksigen darah rendah) dengan sesak napas

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Paru-paru Manusia Saat Terkena Virus Corona?

Kekebalan Covid-19

Para peneliti telah menuliskan hal itu dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases.

Para ilmuwan mengatakan pasien itu terjangkit virus corona dua kali. Hal itu bukan penyakit yang kambuh lagi.

Perbandingan kode genetik virus yang diambil selama setiap serangan gejala menunjukkan bahwa kode itu terlalu berbeda untuk disebabkan oleh infeksi yang sama.

“Penemuan kami menandakan bahwa infeksi sebelumnya belum tentu melindungi dari infeksi di masa depan,” kata Dr Mark Pandori dari University of Nevada.

Baca juga: Paru-paru Pemuda AS Rusak Akut Diduga gara-gara Vape, Apa Kandungan Vape?

Dia juga mengatakan kemungkinan infeksi ulang dapat memiliki implikasi signifikan bagi pemahaman tentang kekebalan Covid-19.

Pandori mengatakan bahkan orang yang telah pulih harus terus mengikuti pedoman seputar jarak sosial, masker wajah, dan cuci tangan.

Para ilmuwan hingga kini masih bergulat dengan masalah pelik virus corona dan kekebalan.

Baca juga: Saat Johnson & Johnson dan Eli Lilly Hentikan Uji Coba Obat Antibodi dan Vaksin Covid-19...

Kasus infeksi ulang

Mereka belum mengetahui tentang apakah semua orang menjadi kebal setelah terinfeksi Covid-19, bahkan orang dengan gejala yang sangat ringan.

Selain itu juga belum mengetahui tentang berapa lama perlindungan itu akan bertahan.

Beberapa kasus infeksi ulang lain di dunia ditemukan antara lain di Hong Kong, Belgia, dan Belanda.

Baca juga: Benarkah Vaksin Covid-19 Siap pada Januari 2021?

Namun pasien-pasien itu tidak mengalami gejala yang lebih serius daripada gelombang pertama.

Lalu satu kasus di Ekuador mengalami gejala yang lebih parah, tetapi tidak memerlukan perawatan rumah sakit.

Saat ini masih awal pandemi, sehingga masih belum banyak informasi yang bisa didapat.

Menurut para ilmuwan kemungkinan saat negara-negara mengalami gelombang kedua virus, barulah jawaban yang lebih jelas bisa didapatkan.

Baca juga: Saat Johnson & Johnson dan Eli Lilly Hentikan Uji Coba Obat Antibodi dan Vaksin Covid-19...

Sementara itu, melansir Fox News, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan infeksi ulang virus corona sangat dimungkinan.

Pimpinan teknis untuk Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove menjelaskan infeksi ulang masih dimungkinkan terjadi, meski seseorang yang telah sembuh dari Covid-19 sudah memiliki antibodi tersendiri di dalam tubuhnya.

Sejauh ini, tidak diketahui secara pasti berapa kuat imun tubuh dari virus corona dan berapa lama akan bertahan.

Baca juga: Simak, Ini 15 Makanan yang Sebaiknya Dihindari agar Sistem Imun Kuat

Karena itu, dirinya mengimbau pentingnya menjaga jarak, etika bersin, serta panduan kesehatan lain yang berlaku.

Apabila seseorang kembali terpapar virus corona untuk kedua kalinya, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi.

Pertama, muncul gejala yang lebih buruk dari infeksi sebelumnya yang mengarah ke penyakit yang lebih parah.

Kedua, akan terjadi gejala yang sama seperti infeksi pertama, dan ketiga, bisa terjadi ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik, yang memproduksi antibodi dan respons memori yang bertaham cukup lama.

Baca juga: Riset AS Ungkap Pria Botak Berisiko Lebih Tinggi Terkena Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi