Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Latihan Terbang Malam di Langit Yogyakarta-Klaten, Ini Penjelasan TNI AU

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/HO/DISPEN TNI AU
Pesawat Sukhoi TNI AU melontarkan peluru ketika mengikuti Latihan Puncak Komando Operasi Angkatan Udara II Sikatan Daya 2020, di AWR Pandanwangi Lumajang, Jawa Timur, Selasa (29/9/2020). Latihan tersebut bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan personel dalam memahami penggunaan alat utama sistem persenjataan udara dalam sebuah operasi udara.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai pemberitahuan adanya latihan terbang malam oleh TNI AU di langit Yogyakarta-Klaten, ramai di media sosial.

Unggahan tersebut dibagikan oleh akun Facebook Jall Rizal di grup Facebook Jall Rizal pada Rabu (15/10/2020).

Dalam unggahannya, ia menuliskan narasi bahwa latihan terbang tersebut dimulai pada 13-23 Oktober 2020.

Baca juga: Menilik Spesifikasi dan Kecanggihan Airbus A330-900 Neo, Pesawat Garuda yang Bermasker

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, dia juga menarasikan bahwa dilarang untuk menerbangkan layangan, drone dan bermain sinar laser pada malam hari.

"Pemberitahuan buat warga #Klaten
Lanud ADISUTJIPTO ada latihan terbang malam hari
Dimohon untuk tidak menerbangkan layangan,drone dan maupun bermain sinar Laser pada malam hari
Waktu mulai malam ini Selasa 13 Oktober 2020 sampai 2 Minggu kedepan," tulis akun Facebook Jall Rizal.

Baca juga: TNI AU Buka Rekrutmen Pramugari Pesawat Kepresidenan, Berikut Syarat dan Lokasi Pendaftarannya

Hingga Kamis (15/10/2020) sore, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 500 kali dan mendapat komentar yang beragam.

Baca juga: Viral, Video Balita di Papua Tak Ingin Berpisah dengan Prajurit TNI

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Konfirmasi Kompas.com

Komandan Skadik 102, Letkol Pnb M Yunus mengatakan, informasi mengenai adanya latihan terbang malam dari TNI AU tersebut memang benar.

Latihan terbang malam tersebut, lanjutnya, dilakukan oleh Siswa Intruktur Penerbang (SIP) TNI AU Angkatan ke-83 dan SIP TNI Angkatan ke-84.

Adapun pesawat yang digunakan yakni KT 1B Woong Bee.

"Direncanakan terbang malam dilaksanakan mulai 12 Oktober sampai dengan 23 Oktober mendatang," kata Yunus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (15/10/2020).

Baca juga: 5 Fakta N250 Gatotkaca, Pesawat Kebanggaan Indonesia yang Kini Dimuseumkan

Yunus menambahkan, ada 20 siswa yang akan mengikuti latihan malam yang terdiri dari 10 siswa SIP 83 dan 10 siswa dari SIP 84.

Lebih lanjut mengenai wilayah mana saja yang akan digunakan untuk latihan terbang malam tersebut, Kompas.com menghubungi secara terpisah Kapentak Lanud Adisutjipto Mayor Sus Ambar Rejiyati.

Ambar menjelaskan, wilayah yang digunakan untuk latihan terbang malam tersebut hanya di sekitar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Ya seputaran area Jogja saja. mencakup area Lanud, Maguwoharjo, Monjali, Tugu, Lempuyangan, Madukismo, Klaten, Wonosari dan Pathuk," ucap Ambar saat dihubungi pada hari yang sama.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Raksasa Produsen Pesawat Boeing Didirikan, Bagaimana Awal Mulanya?

Imbauan bagi masyarakat

Sementara itu, lanjut Ambar, waktu pelaksanaan latihan terbang malam ini dilakukan dari pukul 18.00-23.00 WIB.

Ambar mengatakan, latihan terbang malam rutin sebagai bagian dari tahapan pendidikan siswa sekolah penerbang dan sekolah instruktur penerbang.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan yang membahayakan latihan.

"Seperti misalnya, tidak menerbangkan balon udara secara liar, bermain layang-layang, menyalakan laser pointer, dan tidak menerbangkan drone," paparnya.

Baca juga: Melihat Dua Drone Canggih Turki, Pengubah Permainan di Suriah

Hal-hal tadi, kata Ambar, dapat membahayakan pesawat di kawasan keselamatan operasi penerbangan.

- Penerbangan balon udara liar: merusak mesin pesawat, mengganggu kendali terbang kendali pesawat, dan menutupi cockpit pesawat.

- Bermain layang-layang: merusak baling-baling pesawat, mengganggu kinerja mesin pesawat, dan mengganggu konsentrasi pilot.

- Menyalakan laser: mengganggu pandangan pilot, mengakibatkan kebutaan sementara bagi pilot, merusak mata pilot.

- Menerbangkan drone: rawan tabrakan dengan pesawat, merusak body pesawat, dapat menyebabkan meledaknya mesin pesawat.

Baca juga: 7 Kecelakaan Pesawat di Indonesia Sepanjang 2020

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal N250 Gatot Kaca, Pesawat Pertama Indonesia Karya BJ Habibie

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi