Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Kemhan AS: Risiko Infeksi Corona di Pesawat Sangat Rendah

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Thanakorn.P
Ilustrasi penumpang pesawat memakai masker selama penerbangan.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Sebuah studi yang dilakukan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) menemukan risiko infeksi virus corona di dalam pesawat sangat rendah.

Dilansir Reuters, Kamis (15/2020), penemuan ini menjadi sinyal positif bagi industri penerbangan saat berusaha pulih dari efek pandemi Covid-19.

Berdasarkan penelitian itu, saat penumpang mengenakan masker risiko penularan tetap ada, akan tetapi sekitar 0,003 persen.

Pengujian mengasumsikan hanya satu orang yang terinfeksi virus corona di dalam pesawat dan tidak mensimulasikan efek pergerakan di sekitar kabin.

Baca juga: Studi: Obat Sakit Maag Mampu Lawan Virus Corona pada Hewan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi dilakukan di atas pesawat United Airlines, Boeing 777 dan 767. Dalam penelitian, ditemukan bahwa masker dapat membantu meminimalkan paparan infeksi ketika seseorang batuk, bahkan di kursi yang berdekatan.

Sekitar 99,99 persen partikel akan disaring keluar dari kabin dalam waktu 6 menit karena sirkulasi udara yang cepat, ventilasi udara, dan sistem filtrasi di pesawat.

Diperkirakan untuk menerima dosis infeksius, penumpang harus terbang selama 54 jam di pesawat dengan membawa orang yang terinfeksi.

United Airlines, yang juga menyediakan pilot untuk tes tersebut, bersusah payah untuk mempresentasikan hasil yang menguntungkannya.

"Hasil ini... berarti peluang Anda terkena Covid-19 di Pesawat United hampir tidak ada, bahkan jika penerbangan penuh," kata Chief Customer Officer United Airlines, Toby Enqvist.

Baca juga: Studi: Virus Corona Bisa Bertahan hingga 28 Hari di Uang Kertas hingga Layar Ponsel 

Mengutip CNA, Jumat (16/10/2020), penelitian selama enam bulan ini melibatkan 300 tes selama 38 jam waktu penerbangan dan 45 jam pengujian darat.

Penelitian dilakukan dengan melepaskan partikel berukuran sama dengan virus corona baru di seluruh kabin, masing-masing memiliki 42 sensor yang mewakili penumpang lain yang berpotensi bersentuhan dengan partikel tersebut.

Setiap tes melepaskan 180 juta partikel, jumlah partikel yang dihasilkan dari ribuan batuk.

Peserta studi termasuk Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) dan Boeing Co.

Pekan lalu, produsen pesawat Boeing, Airbus SE dan Embraer SA, merilis publikasi bersama yang menunjukkan filter udara kabin pesawat mereka membatasi penyebaran virus di pesawat mereka.

Kesimpulan mereka didasarkan pada penelitian dinamika fluida komputasi yang mensimulasikan bagaimana partikel bergerak di sekitar kabin.

Baca juga: Mengenal 9 Kandidat Vaksin Virus Corona

Lebih lanjut, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengatakan telah mengidentifikasi hanya 44 kasus Covid-19 terkait penerbangan sejak awal 2020, dari sekitar 1,2 miliar penumpang yang telah melakukan perjalanan selama waktu itu.

Direktur Jenderal IATA Alexandre de Kata Juniac berujar, meski tidak sepenuhnya bebas risiko, k asus yang dipublikasikan tentang potensi penularan virus corona dalam penerbangan menunjukkan risiko tertular virus di pesawat tampaknya berada dalam kategori yang sama seperti tersambar petir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi