Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Osteoarthritis, Radang Sendi yang Bisa Terjadi pada Usia Muda

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Emily Frost
Ilustrasi arthritis atau radang sendi.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Semakin bertambah usia, sejumlah gangguan tubuh terkadang muncul dan menjadi kekhawatiran, apalagi permasalahan tulang.

Hal ini terjadi karena pelumas yang melindungi sendi semakin berkurang intensitasnya.

Potensi permasalahan pada tulang yang bisa terjadi adalah osteoarthritis atau peradangan sendi.

Osteoarthritis terjadi karena penipisan dan kerusakan tulang rawan. Siapa saja bisa mengalaminya, termasuk mereka yang berusia muda.

Bagaimana radang sendiri bisa menyerang orang muda?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Orthopedi dan Traumatologi RSU Haji Surabaya, dr. Muhammad Shoifi SpOT(K) mengungkapkan, osteoarthritis dapat dialami pada usia muda dengan kondisi post traumatic osteoarthritis.

"Osteoarthritis bisa terjadi pada usia muda, yang paling sering adalah post traumatic osteoarthritis," ujar Shoifi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/10/2020).

Ia menjelaskan, post traumatic osteoarthritis adalah kondisi osteoarthritis yang terjadi setelah trauma, misalnya ada fraktur atau patah tulang pada area sendi, cedera olahraga, dan lainnya.

Mengutip situs kesehatan MayoClinic, osteoarthritis paling sering memengaruhi sendi di tangan, lutut, pinggul, dan tulang belakang.

Baca juga: Obat Radang Sendi Diuji Coba pada Pasien Parah Infeksi Virus Corona

Penyebab osteoarthritis

Osteoartritis terjadi ketika tulang rawan yang menjadi bantalan ujung tulang di persendian tubuh secara bertahap memburuk.

Tulang rawan adalah jaringan yang keras dan licin yang memungkinkan gerakan sendi yang hampir tanpa gesekan.

Akhirnya, jika tulang rawan benar-benar rusak, tulang akan bergesekan dengan tulang.

Selain kerusakan pada tulang rawan, osteoartritis memengaruhi seluruh sendi.

Hal ini menyebabkan perubahan pada tulang dan kerusakan jaringan ikat yang menahan sendi dan menempelkan otot ke tulang, serta menyebabkan peradangan pada lapisan sendi.

Shoifi mengatakan, faktor penyebab osteoarthritis terbagi menjadi dua yakni primer dan sekunder.

"Faktor penyebab primer sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun umumnya dikaitkan dengan faktor usia atau penuaan," ujar Shoifi.

Baca juga: Mengenal Trigger Finger, Radang Sendi Jari yang Bikin Kaku

Sementara, untuk faktor sekunder penyebab osteoarthritis yakni karena post traumatic, obesitas, dan lain-lain.

Berikut rincian faktor sekunder:

  • Usia semakin tua
    Risiko osteoarthritis meningkat seiring bertambahnya usia.

  • Seks
    Wanita lebih mungkin menderita osteoarthritis meski tidak jelas apa alasannya.

  • Kegemukan atau obesitas
    Berat badan yang meningkat menambah tekanan pada sendi yang menahan beban, seperti pinggul dan lutut. Selain itu, jaringan lemak menghasilkan protein yang dapat menyebabkan peradangan berbahaya di dalam dan sekitar sendi Anda.

  • Cedera sendi
    Cedera, seperti yang terjadi saat berolahraga atau karena kecelakaan, dapat meningkatkan risiko osteoartritis. Bahkan, cedera yang terjadi bertahun-tahun yang lalu dan tampaknya sudah sembuh dapat meningkatkan risiko osteoartritis.

  • Tekanan berulang pada sendi
    Jika Anda melakukan aktivitas atau olahraga yang menyebabkan tekanan pada sendi secara berulang, maka kondisi ini dapat meningkatkan terkena osteoathritis.

Oleh karena itu, Shoifi menyarankan agar berolahraga seperti berenang dan bersepeda untuk menguatkan sendi.

"Olahraga yang paling direkomendasikan adalah renang dan bersepeda," ujar Shoifi.

Ia juga mengimbau agar masyarakat melakukan olahraga secara bertahap sesuai kemampuan khususnya di tahap awal dan dilakukan secara rutin.

Baca juga: 3 Makanan Pereda Nyeri Lutut karena Radang Sendi

Gejala dan penyebab osteoarthritis

Ada gejala awal yang terjadi pada seseorang yang mengalami osteoarthritis.

"Gejalanya ada nyeri pada sendi yang terkena, terutama saat naik tangga-turun tangga, jalan jauh, mulai berdiri jalan setelah fase istirahat, kemudian kaku sendi dan bengkak," ujar Shoifi. 

Dilansir dari situs resmi CDC, tidak ada obat atau tindakan khusus untuk mengobati osteoarthritis.

Namun, umumnya dokter akan merekomendasikan kombinasi terapi pada gejala gangguan sendi ini, seperti:

  • Meningkatkan aktivitas fisik
  • Terapi fisik dengan latihan penguatan otot
  • Penurunan berat abdan
  • Pengobatan, termasuk pereda nyeri dan obat resep yang dijual bebas
  • Alat pendukung sendi, misalnya kruk atau tongkat
  • Pembedahan

Selain perawatan ini, orang dapat memperoleh kepercayaan diri dalam mengelola osteoarthritis mereka dengan strategi manajemen diri.

Baca juga: Kunyit, Obati Radang Sendi hingga Cegah Stres Pasca Trauma

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi