Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] 7 Kebiasaan yang Merusak Otak Diklaim dari WHO

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi hoaks
|
Editor: Gloria Natalia Dolorosa

KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi mengenai tujuh kebiasaan yang merusak otak yang diklaim berasal dari World Health Organization (WHO).

Kebiasan-kebiasan itu antara lain tidak sarapan, tidur larut malam, dan makan saat menonton televisi atau menatap komputer.  

WHO menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut. Tujuh kebiasaan tersebut pun tidak terbukti dapat merusak otak.

Narasi yang Beredar

Sejumlah akun Facebook mengunggah narasi mengenai tujuh kebiasaan yang merusak otak. Narasi itu diklaim berasal dari badan kesehatan dunia WHO.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satu akun penyebar narasi tersebut yakni Dr-Shafiq Miyazi. Pada 1 Oktober 2020 dia menulis status berisi tujuh kebiasaan merusak otak. Tertulis juga World Health Organization di akhir rincian kebiasaan yang dimuat dalam statusnya.

Tujuh kebiasaan itu yakni tidak sarapan, tidur larut malam, konsumsi tinggi gula, dan banyak tidur ketika pagi hari.

Lainnya, makan saat menonton televisi atau komputer, memakai topi, syal, atau kaus kaki saat tidur, dan terbiasa menahan buang air kecil.

Berikut isi statusnya:

"Seven (7) Biggest brain damaging habits:
1. Missing breakfast
2. Sleeping late
3. High sugar consumption
4. More sleeping specially at morning
5. Eating meal while watching TV/ Computure/ Mobile
6. Wearing cap, scrap or shocks while sleeping
7. Habit of blocking/ stoping urine
Don't just read forward to whome you care as I care for u.
World Health Organization"

Akun Facebook Hussen Rafi Ambia dan Saifur Rahman Faysal juga menulis status yang sama pada awal Oktober 2020.

Informasi soal tujuh kebiasaan yang dapat merusak otak sebelumnya pernah beredar dalam bentuk infografis, disertai lambang World Health Organization.

Penjelasan WHO

Perwakilan WHO untuk Filipina menegaskan pesan tersebut bukan berasal dari WHO.

"[Gambar] tidak berasal dari Organisasi Kesehatan Dunia," katanya via e-mail dikutip AFP Fact Check, Senin (12/10/2020).

Perwakilan WHO tersebut menjelaskan bahwa tujuh "kebiasaan" yang tercantum dalam grafik tersebut belum terbukti secara ilmiah menyebabkan kerusakan otak.

"Melewatkan sarapan, tidur larut malam, konsumsi gula tinggi, tidur di pagi hari, makan sambil menonton TV atau di komputer, memakai pakaian saat tidur, menahan buang air kecil tidak terbukti menyebabkan kerusakan otak," katanya.

Mengutip situs web WHO, perkembangan dan kesehatan otak dari pra-konsepsi hingga akhir kehidupan ditentukan oleh faktor sosial dan biologis yang saling berhubungan, termasuk genetika.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Kompas.com, informasi di media sosial soal tujuh kebiasaan yang dapat merusak otak yang diklaim berasal dari WHO tidak benar.

WHO tidak pernah mengeluarkan informasi tersebut. WHO juga menegaskan tujuh kebiasaan tersebut tidak terbukti mengakibatkan kerusakan otak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi