Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemasan Makanan Beku yang Tercemar Virus Corona Disebut Bisa Sebabkan Infeksi

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
ilustrasi makanan beku
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Otoritas Pengendalian Penyakit China menyebutkan, jika seseorang memegang atau kontak dengan kemasan makanan beku yang terkontaminasi oleh virus corona, bisa menyebabkan infeksi.

Melansir Reuters, Minggu (18/10/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China mendeteksi dan mengisolasi virus corona hidup pada kemasan luar makanan beku dalam upaya melacak wabah Covid-19 pada pekan lalu di Kota Qingdao, China.

Menurut CDC, penemuan itu menjadi yang pertama di dunia soal potensi virus dapat menular melalui barang beku.

Pendeteksian ini dilakukan karena ada dua orang pekerja dermaga di Qingdao yang awalnya didiagnosis terinfeksi tanpa gejala membawa virus itu ke rumah sakit di China pada September 2020.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena sistem desinfeksi dan perlindungan yang tidak memadai, dua pekerja ini menularkannya kepada petugas rumah sakit tersebut.

Baca juga: Studi: Strain Virus Corona Babi SADS-CoV Dapat Menular pada Manusia

Awal mula penularan

Namun, pernyataan CDC bahwa dua pekerja itu kemungkinan tertular virus corona dari kemasan makanan beku tidak menunjukkan bukti kuat.

Seorang ahli virologi di Universitas Hong Kong, Profesor Jin Dong Yan, meduga, dua pekerja tersebut tertular virus dari tempat lain dan kemudian mencemari kemasan makanan yang ditanganinya.

CDC mengakui, tidak ada kasus yang ditemukan dari konsumen yang melakukan kontak dengan kemasan makanan beku. Risiko penularan dinilai sangat rendah.  

Meski demikian, CDC menyarankan agar pekerja yang menangani, memproses, dan menjual produk beku harus menghindari kontak langsung antara kulit dengan produk yang mungkin tercemar virus.

Selain itu, staf tidak boleh menyentuh mulut atau hidung mereka sebelum melepas pakaian kerja yang mungkin terkontaminasi.

CDC menambahkan, mereka harus melakukan tes pengujian virus corona secara berkala untuk mengetahui apakah mereka dalam kondisi aman untuk bekerja atau tidak.

Baca juga: Studi Kemhan AS: Risiko Infeksi Corona di Pesawat Sangat Rendah

Virus hidup dapat menginfeksi

Sebelum adanya temuan ini, CDC mengatakan, jejak genetik virus telah ditemukan dalam beberapa sampel yang diambil dari makanan beku atau kemasan makanan, tetapi jumlah virusnya rendah dan tidak ada virus hidup yang diisolasi.

Jin mengatakan, hanya virus hidup yang dapat menginfeksi orang.

Sementara, sampel mengandung virus mati juga dapat dites yang menunjukkan hasil positif untuk jejak virus. 

Tidak hanya terjadi di Qingdao, kasus penemuan virus corona pada makanan beku juga sempat dialami di tiga kota di China yakni Dalian, Xiamen, dan Pingxiang.

Dilansir dari NBC, 13 Agustus 2020, tiga kota ini telah melaporkan deteksi virus corona pada makanan beku impor dalam kurun waktu empat hari berturut-turut.

Informasi ini kemudian menjadi kekhawatiran baru bahwa pengiriman makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan wabah baru.

Baca juga: Studi: Di Paris, 4 dari 10 Tunawisma Terinfeksi Virus Corona

Pejabat kesehatan di kota tenggara Shenzhen menyebutkan, sampel permukaan sayap ayam beku dari Brazil telah dites positif terkena virus.

Virus itu terdeteksi sebagai bagian dari pemeriksaan rutin yang dilakukan pada impor daging dan makanan laut sejak Juni, setelah wabah di Beijing terkait dengan pasar makanan grosir utama.

Komisi Kesehatan Kota Shenzhen mengatakan, mereka melacak dan menguji semua orang yang mungkin telah melakukan kontak dengan produk makanan yang berpotensi terkontaminasi, dan semua hasilnya negatif.

Atas kejadian ini, komisi kemudian mengimbau kepada warga setempat agar berhati-hati dalam membeli daging beku impor dan produk cair dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Studi Cornell University: Presiden AS Donald Trump Pendorong Terbesar Misinformasi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi