Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Upaya Penemuan Vaksin Covid-19 dan Tahapan yang Dilalui

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi vaksin Covid-19. (DOK. KOMINFO)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com -  Para ilmuwan dunia masih terus berupaya menemukan vaksin untuk mengatasi virus corona jenis baru penyebab Covid-19.

Ada belasan kandidat vaksin yang masih menjalani berbagai tahapan uji coba sebelum dipastikan aman untuk diberikan kepada warga dunia.

Pembuatan vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan pengujian bertahun-tahun sebelum mencapai klinis.

Bagaimana tahapan pembuatan vaksin virus corona?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam jejak penemuan vaksin Covid-19

Dilansir dari The New York Times, 16 Oktober 2020, pengerjaan pembuatan vaksin dimulai pada Januari 2020 dengan penguraian genom SARS-CoV-2.

Uji coba keamanan vaksin pertama terhadap manusia dilakukan pada Maret 2020.

Ada lima fase pengujian yang harus dilalui oleh vaksin untuk dapat digunakan secara massal oleh masyarakat.

Lima fase itu adalah:

Status fase vaksin ini mengindikasikan bahwa produk tersebut telah mencapai uji coba pada manusia, beserta pilihan vaksin yang menjanjikan yang masih diujicobakan pada hewan.

Meski vaksin ini berpotensi mencegah infeksi, namun tidak dapat menyembuhkan penyakit.

Sekarang, 10 uji coba telah mencapai tahap akhir pengujian.

Meski demikian, yang perlu diperhatikan adalah beberapa vaksin mungkin berhasil merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi yang efektif melawan virus.

Saat ini, para peneliti sedang menguji 46 vaksin dalam uji klinis pada manusia, dan setidaknya ada 91 vaksin praklinis tengah dalam penyelidikan aktif pada hewan.

Baca juga: [HOAKS] Vaksin Covid-19 Dapat Mengubah DNA Manusia

Siklus pengembangan vaksin

Pengembangan vaksin juga menjalani serangkaian siklus dari laboratorium ke klinik. Berikut rinciannya:

Masih dari The New York Times, ada 91 vaksin praklinis dalam perkembangan aktif yang telah dikonfirmasi.

Fase 1: Uji keselamatan
Para ilmuwan memberikan vaksin kepada sebagian kecil orang untuk menguji keamanan dan dosis serta untuk memastikan bahwa vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan.

Fase 2: Percobaan yang diperluas
Ilmuwan memberikan vaksin kepada ratusan orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti anak-anak dan orang tua, untuk melihat apakah vaksin bekerja berbeda pada mereka.

Uji coba ini lebih lanjut menguji keamanan dan kemampuan vaksin untuk merangsang sistem kekebalan.

Fase 3: Uji efisiensi
Ilmuwan memberikan vaksin kepada ribuan orang dan menunggu untuk mengetahui berapa banyak yang terinfeksi, dibandingkan dengan sukarelawan yang menerima plasebo.

Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin melindungi seseorang dari virus corona.

Pada bulan Juni, FDA menyarankan pembuat vaksin bahwa mereka ingin melihat bukti bahwa vaksin dapat melindungi setidaknya 50 persen dari mereka yang menerimanya.

Selain itu, uji coba tahap 3 berpengaruh cukup besar untuk mengungkapkan bukti efek samping yang relatif jarang yang mungkin terlewatkan dalam penelitian sebelumnya.

Baca juga: Sudah Ada Pengajuan Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19, Bagaimana Prosesnya di MUI?

Persetujuan awal atau terbatas
Pada tahap ini, tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai tindakan apa yang dilakukan.

Namun, China dan Rusia telah menyetujui vaksin tanpa menunggu hasil uji coba Fase 3. Para ahli mengatakan, proses yang terburu-buru memiliki risiko yang serius.

Persetujuan
Regulator di setiap negara meninjau hasil uji coba dan memutuskan apakah akan menyetujui vaksin atau tidak. Selama pandemi, vaksin dapat menerima otorisasi penggunaan darurat sebelum mendapatkan persetujuan resmi.

Setelah vaksin dilisensikan, peneliti terus memantau orang yang menerimanya untuk memastikannya aman dan efektif.

Fase gabungan 
Salah satu cara untuk mempercepat pengembangan vaksin adalah dengan menggabungkan fase.

Beberapa vaksin virus corona sekarang dalam uji coba Fase 1/2, misalnya, di mana mereka diuji untuk pertama kali pada ratusan orang.

Dijeda
Tindakan pengujian vaksin tidak berlanjut atau berhenti sementara ketika peneliti mengamati gejala yang mengkhawatirkan pada sukarelawan. Mereka dapat melakukan uji coba dengan status vaksin "dijeda".

Setelah penyelidikan, persidangan dapat dilanjutkan atau dibatalkan.

Baca juga: YouTube Akan Hapus Video Misinformasi Vaksin Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi