Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Temuan Baru Terkait Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, Covid-19
|
Editor: Jihad Akbar

KOMPAS.com - Secara perlahan, sejumlah hal tentang virus corona yang pertama kali muncul akhir tahun lalu diungkap para ilmuwan dunia.

Bermacam penelitian dilakukan para ilmuwan, di antara tujuannnya yakni mencegah dan menanggulangi penyebaran Covid-19.

Mengutip data Worldometers, Senin (19/10/2020) petang, virus corona telah menginfeksi 40.336.005 orang di seluruh dunia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 30.138.187 orang sembuh dari Covid-19, sementara 1.118.880 orang lainnya meninggal dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Studi: Obat Sakit Maag Mampu Lawan Virus Corona pada Hewan

Berikut lima studi terbaru soal virus corona yang berhasil diungkap para ilmuwan:

1. Mutasi "diam"

Sebuah temuan terbaru didokumnetasikan oleh tim peneliti dari Duke University belum lama ini. Mereka berhasil mengidentifikasi sejumlah mutasi diam pada sekitar 30.000 huruf kode genetik SARS-CoV-2.

Menurut peneliti, mutasi itu membuat virus corona menjadi pandemi global yang sulit untuk dihentikan.

Studi yang diterbitkan di Jurnal PeerJ, Jumat (16/10/2020), itu menyebutkan perubahan halus yang terjadi menunjukkan bagaimana virus dapat melipatgandakan molekul RNA dalam sel manusia.

Penulis utama penelitian itu, Alejandro Berrio, mengatakan perubahan struktur RNA itu kemungkinan dapat membedakan SARS-CoV-2 pada manusia dari virus corona lainnya.

Oleh karena itu, pandemi Covid-19 disebut lebih sulit dikendalikan dibandingkan wabah virus corona sebelumnya.

Baca juga: Mutasi Diam SARS-CoV-2, Mungkin Penyebab Virus Corona Sulit Dihentikan

2. Berpengaruh pada pendengaran

Salah satu gejala yang banyak dialami oleh pasien positif virus corona adalah kehilangan indra penciuman.

Namun, sebuah studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Otoralyngology-Head and Neck Surgery menunjukkan pasien Covid-19 juga mengalami gangguan pendengaran.

Profesor Otolaringologi di John Hopkins Medicine, Dr Matthew Stewart, dan para koleganya melakukan studi pada tubuh tiga orang yang meninggal setelah terinfeksi virus corona untuk melihat apakah ada virus di telinga bagian dalam.

Pada dua dari tiga kadaver, mereka menemukan virus corona di telinga bagian dalam dan tulang mastoid di tengkorak yang ada di belakang telinga.

Meski ditemukan juga adanya virus lain, tapi Stewart mencurigai potensi yang disebabkan virus corona lebih buruk.

Baca juga: Apakah Virus Corona Membuat Pasien Kehilangan Pendengaran? Simak Studi Ini

3. Bertahan 28 hari pada uang kertas hingga layar HP

Laporan penelitian Badan Sains Nasional Australia beberapa waktu lalu menunjukkan virus corona bisa bertahan pada permukaan, seperti uang kertas, layar handphone (HP), dan baja tahan karat hingga 28 hari.

Studi yang dipublikasikan dalam Virology Journal itu berdasarkan atas percobaan pada suhu 20 derajat celsius atau suhu kamar dan dengan keadaan gelap.

Untuk pengujian pada benda berpori seperti kain, peneliti menemukan Covid-19 dapat bertahan sekitar 14 hari.

Disebutkan juga, virus corona berhenti menginfeksi dalam 24 jam pada suhu 40 derajat celcius di beberapa permukaan. Selain itu, virus corona juga dapat terbunuh oleh sinar UV.

Baca juga: Studi: Virus Corona Bisa Bertahan hingga 28 Hari di Uang Kertas hingga Layar Ponsel

4. Efektivitas remdesivir

Baru-baru ini, studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan remdesivir tak memiliki efek substansial pada peluang hidup pasien virus corona.

Temuan itu didapatkan setelah WHO menguji 11.266 pasien virus corona yang diwawat di rumah sakit.

Dalam studi yang dirilis oleh Financial Times, Kamis (15/10/2020), WHO mengatakan tak ada pengobatan secara substansial yang berpengaruh pada tingkat kematian atau lamanya perawatan di rumah sakit.

Selain menguji remdesivir, WHO juga menguji hidroksiklorokuin, obat kombinasi anti-HIV dari lopinavir atau ritonavir, dan interferon.

Akan tetapi, pengujian terhadap hidroksiklorokuin dan lopinavir aray ritonavir dihentikan pada Juni 2020 setelah terbukti tak efektif.

Baca juga: Studi WHO: Remdesivir Tak Miliki Efek Substansial pada Peluang Hidup Pasien Covid-19

5. Bertahan 9 jam di kulit

Selain mampu bertahan di permukaan benda mati, virus corona juga dapat bertahan di permukaan kulit manusia.

Para peneliti di Jepang menemukan, Covid-19 tetap hidup pada sampel kulit manusia selama sekitar 9 jam.

Namun, virus dapat dibunuh dengan pembersih tangan atau hand sanitizer.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Clinical Infectious Diseases pada awal Oktober 2020 ini mendukung hipotesis membersihkan tangan dengan benar merupakan cara ampuh untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Virus Corona Bertahan di Kulit Lebih dari 9 Jam, Ini Pentingnya Cuci Tangan

Sumber: Kompas.com (Nur Fitriatus Shalihah/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas/Mela Arnani/Vina Fadhrotul Mukaromah | Editor: Rizal Setyo Nugroho/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas/Inggried Dwi Wedhaswary)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi