Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Gelar Munas pada November 2020, Siapa Kandidat Ketua Umum?

Baca di App
Lihat Foto
mui.or.id
Logo Majelis Ulama Indonesia (MUI)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia akan menggelar Musyarawah Nasional (Munas) pada 25-27 November 2020.

Ketua MUI Pusat yang juga Ketua SC Munas MUI ke-10 KH Abdullah Jaidi mengatakan, salah satu agenda Munas 2020 akan memilih ketua umum MUI.

"Intinya, selain pembahasasn terhadap materi-materi Munas, juga memilih kepemimpinan yang baru," kata Abdullah kepada Kompas.com, Selasa (20/10/2020).

Menurut dia, posisi ketua umum biasanya diisi kader dari NU atau Muhammadiyah. Namun, hingga saat ini belum ada calon resmi kandidat ketua umum yang ditetapkan.

Namun, kata Abdullah, ada beberapa nama yang santer disebut akan menjadi kandidat calon ketua umum MUI.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Beberapa nama yang beredar dari NU adalah Rais Aam PBNU KH Miftakhul Ahyar, ada juga yang mengatakan Nasaruddin Umar," ujar Abdullah.

"Dari Muhammadiyah muncul lagi katanya mungkin Syafiq Mughni salah seorang ketua atau KH Muhyiddin Junaidi selaku Wakil Ketua MUI saat ini. Jadi itu baru wacana-wacana, secara resminya belum," lanjut dia.

Ma'ruf Amin tak akan calonkan diri lagi

Abdullah memastikan, Ketua MUI Non-Aktif KH Ma'ruf Amin tak akan mencalonkan lagi sebagai ketua.

Hal itu sesuai dengan PD/PRT MUI yang menyebut bahwa ketua umum dan Sekjen MUI tidak boleh merangkap jabatan politis, baik di parlemen atau pemerintahan.

"Itu tidak boleh, karena dia harus fokus membawa MUI," ujar Abdullah.

Nantinya, ketua umum, sekjen, dan dewan pertimbangan MUI akan dipilih oleh tim formatur yang terdiri dari 17 orang dari sejumlah kalangan, termasuk ormas Islam.

Abdullah menyebutkan, ada empat agenda lain yang akan dibahas dalam Munas ke-10.

Pertama, pembahasan draf rancangan peraturan dasar dan peraturan rumah tangga. Kedua, draf tentang garis besar haluan program kerja MUI lima tahunan.

Ketiga, pembahasan draf terkait fatwa-fatwa MUI, baik fatwa yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat maupun fatwa kontemporer yang menyangkut kondisi dan situasi bangsa.

Keempat, pembahasan rekomendasi dan arahan-arahan (taujihat) Munas.

"Rekomendasi itu berkenaan dengan kepengurusan yang akan datang di dalam melaksanakan tugas-tugas keumatan," kata Abdullah.

"MUI ini kan prinsipnya sebagai pelayan umat, mitra pemerintah dalam rangka loyalis dan kritis. Kedua sifat inilah yang menjiwai MUI selama ini, khususnya 5 tahun ke depan," lanjut dia.

Menurut Abdullah, pelaksanaan Munas ke-10 MUI ini akan dilakukan secara online dan offline mulai 25-27 November 2020.

"Yang online itu pembukaan dan pembahasan materi. Yang offline itu pemilihan tim formatur dan rapatnya di Hotel Sultan, Jakarta, sekitar tanggal 26 November," papar Abdullah.

Pembukaan Munas rencananya akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi