Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dihentikan, Uji Coba Vaksin Corona AstraZeneca Akan Dilanjutkan

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi vaksin Covid-19. (DOK. KOMINFO)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Uji coba vaksin virus corona Covid-19 dari AstraZeneca di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan dilanjutkan kembali minggu ini.

Hal itu setelah BPOM AS selesai meninjau penyakit serius yang dialami relawan penelitian vaksin tersebut.

Mengutip Reuters, Selasa (20/10/2020), sebuah sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka telah diberitahu tentang rencana kelanjutan uji coba minggu ini.

Namun demikian, belum diketahui dengan jelas bagaimana BPOM AS mengidentifikasi penyakit yang sebelumnya dialami oleh relawan penelitian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juru bicara dari BPOM AS sendiri menolak untuk berkomentar.

Baca juga: Pemerintah Beli 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari AstraZeneca untuk 2021

Uji coba dilanjutkan

Sebelumnya uji coba tahap akhir untuk vaksin Covid-19 di AS ini telah dihentikan sementara sejak 6 September lalu, setelah salah seorang relawan di Inggris mengalami sakit yang diduga sebagai gangguan tulang belakang yang langka. 

Setelah kasus tersebut ditemukan, petugas di Inggris pun meninjau penyakit itu dan mengatakan bahwa bukti yang ada belum cukup untuk menyimpulkan apakah kondisi yang dialami pasien berkaitan dengan vaksin atau tidak.

Berdasarkan draf formulir persetujuan terbaru, mereka pun telah mengizinkan uji coba untuk dilanjutkan kembali di Inggris. 

"Dalam hal ini, setelah mempertimbangkan informasi, peninjau independen dan Medicine and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) merekomendasikan bahwa vaksinasi harus berlanjut. Pengawasan secara dekat untuk individu terdampak dan relawan lain juga akan dilanjutkan," tulis keterangan dalam draft tersebut.

Tidak ada bukti yang cukup

Dalam sebuah dokumen tentang relawan uji coba vaksin tersebut, tim penelitian vaksin dari Oxford mengatakan tidak adanya bukti yang cukup terkait hubungan masalah neurologis yang terlihat pada uji coba di Inggris dengan vaksin.

Direktur Pusat Edukasi Vaksin di Children's Hospital of Philadelphia, Dr Paul Offit mengatakan, kemungkinan sulit untuk menghubungkan efek samping yang langka secara spesifik dengan vaksin dan penyebab potensial lainnya. 

Gangguan tulang belakang yang langka atau tranverse myelitis yang dialami oleh relawan uji coba diyakini telah berkembang.

Umumnya, kondisi ini terjadi pada 1 dai 200.000 orang, sehingga akan menjadi tidak umum untuk melihat kondisi serupa dalam uji coba pada 9.000 individu.

Baca juga: WHO: Penundaan Uji Coba Vaksin Covid-19 AstraZeneca Menjadi Suatu Peringatan

Informasi vaksin virus corona

Dalam mengembangkan vaksin virus corona, AstraZeneca bekerja sama dengan para peneliti dari Oxford University.

Vaksin yang dikembangkan tersebut pun termasuk yang terdepan hingga harus dihentikan sementara bulan lalu untuk menginvestigasi penyakit yang muncul pada relawan tersebut.

Selain AstraZeneca, ada sejumlah kandidat vaksin terdepan yang tengah dikembangkan.

Data awal dari uji coba skala besar di AS untuk vaksin dari Pfizer dan Moderna diperkirakan dapat dilihat bulan depan.

Adapun Johnson & Johnson minggu lalu menyusul keputusan AstraZeneca untuk menghentikan sementara uji coba tahap tiga dari vaksin yang dikembangkan.

Penghentian sementara tersebut dilakukan untuk menginvestigasi penyakit yang belum dapat dijelaskan pada relawan penelitian.

Saat pengumuman tersebut disampaikan, perusahaan belum mengetahui apakah relawan yang sakit termasuk ke dalam kelompok yang diberi vaksin atau plasebo. 

Meski sama-sama menghentikan sementara uji cobanya, J&J memutuskannya secara sukarela. Sedangkan pada AstraZeneca, penghentian sementara dilakukan karena peraturan yang diberlakukan otoritas kesehatan.

Sebagai informasi, Brasil, India, dan Afrika Selatan juga telah mengizinkan AstraZeneca untuk melanjutkan uji coba vaksin di negara tersebut.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Covid-19 Oxford AstraZeneca Dihentikan Sementara, Kenapa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi