Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

346 Ahli Memprediksi Sepeda dan Bus Akan Jadi Alat Transportasi Dominan di Perkotaan

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi sepeda
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sepeda dan bus diprediksi akan menjadi alat transportasi paling dominan di perkotaan.

Prediksi ini disampaikan para ahli melalui laporan terbaru dari proyek Transport for Under Two Degrees.

Dalam laporan tersebut, ahli menilai perlunya "transformasi transportasi" jika ingin memperoleh keuntungan dari komitmen dekarbonisasi pada Perjanjian Paris.

Laporan yang berjudul Way Forward ini disusun selama dua tahun dan dirilis pada 8 Oktober lalu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Video Viral Pengerukan Kanal Air Banyak Isinya Sepeda, Kok Bisa?

 

Adapun dasar dari laporan ini adalah dari penelitian-penelitian eksisting dan wawancara kualitatif baru dengan para ahli internasional dari sektor transportasi dan energi, termasuk perusahan, LSM, dan pemerintah lokal maupun nasional.

Selanjutnya 346 ahli senior, dari 56 negara, ditanyai dengan survei lanjutan.

“Seperti yang digarisbawahi oleh studi, dekarbonisasi sektor transportasi sangat penting dan, pada saat yang sama, dimungkinkan, mengingat kemajuan teknis kami dan struktur tata kelola internasional,” tegas pengantar laporan, yang ditulis oleh Hinrich Thölken, Direktur Kebijakan Energi dan Iklim di Auswärtiges Amt.

Hasil laporan tersebut menyarankan negara-negara di dunia untuk berhenti memberikan subsidi pada kendaraan bermotor.

Selain itu, disarankan untuk membangun jalur sepeda dan trotoar yang lebih lebar sebagai antisipasi kemungkinan transportasi yang aktif di masa depan, terutama di perkotaan.

Penggunaan transportasi publik pun disebut perlu ditingkatkan. 

Pengaruh Covid-19

Laporan ini menyoroti penurunan yang masif pada kendaraan bermotor, yaitu selama penguncian (lockdown) nasional akibat pandemi Covid-19.

"Respons terhadap Covid-19 menunjukkan potensi perubahan sistemik pada sektor mobilitas," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Menhub: Sepeda Bisa Jadi Penghubung Transportasi Publik yang Baik

Kondisi ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan sistem mobilitas yang lebih berkelanjutan, resilient, dan inklusif.

Selain itu, laporan tersebut juga menyoroti 10 pandangan kunci yang disebut harus dipertimbangkan para pembuat kebijakan untuk mendekarbonisasi sistem transportasinya.

Namun demikian, transportasi hanya dapat didekarbonisasi jika dikombinasikan dengan penggunaan energi-energi alternatif seperti angin dan matahari. 

Para ahli mengatakan bahwa penggunaan mobil pribadi di kota-kota di masa yang akan datang tidak akan efektif.

Untuk itu, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan eliminasi mobil dari lingkungan perkotaan.

Jika kondisi tersebut dapat dicapai, para ahli meyakini bahwa dekarbonisasi sektor transportasi secara penuh mungkin terwujud di pertengahan abad.

Transportasi ramah lingkungan

Meski ide-ide tentang kendaraan otomatis atau autonomous vehicles (AVs) telah muncul, para ahli tidak yakin bahwa jenis kendaraan ini dapat tersedia dalam jumlah besar pada 2050.

Selain itu, mereka menilai bahwa pemerintah tidak harus mendorong penggunaan kendaraan ini karena berpotensi memiliki dampak negatif, yaitu terkait peningkatan urban sprawl dan volume transportasi serta energi yang lebih tinggi. 

"Yang terpenting adalah membuat orang 'keluar' dari mobil, bukan hanya membuatnya tidak mengemudi," kata salah seorang profesor transportasi dan ekonomi di dalam laporan tersebut.

Baca juga: Catat, Ini Aturan Isyarat Tangan bagi Pengendara Sepeda

Menurut laporan Way Forward, kunci dari transportasi perkotaan yang ramah lingkungan sendiri adalah transportasi publik, mode transportasi aktif, serta jasa mobilitas bersama yang terintegrasi dengan perencanaan perkotaan berkelanjutan.

Selain itu, ditambahkan pula bahwa investasi di bidang transportasi publik bersamaan dengan promosi bersepeda dan berjalan harus diprioritaskan. 

Perubahan yang terintegrasi

Mengutip Forbes, 9 Oktober 2020, akademisi Amerika Serikat Peter Norton mengatakan, transformasi atau perubahan transportasi tidak dapat dilakukan terpisah-pisah, tetapi harus terintegrasi, mulai dari teknik, kebijakan, maupun sosial.

Sementara itu Asosiasi Profesor Sejarah di Departemen Teknik dan Masyarakat di University of Virginia mengatakan bahwa perubahan haruslah membebaskan, yaitu sebagai perluasan pilihan dan tidak menghambat atau menghilangkan pilihan-pilihan.

"Bersepeda dan berjalan harus diprioritaskan (lagi)," tulis mereka.

Menurutnya, moda transportasi yang paling inklusif dan berkelanjutan adalah yang termudah dan termurah.

Baca juga: Aturan Menteri Terbit, Ini Kelengkapan yang Harus Dipenuhi pada Sepeda

Berdasarkan hasil analisis pada laporan, penggunaan bus-bus akan mengalami peningkatan.

Ada 82 persen ahli dari negara maju dan 96 persen ahli dari negara berkembang menyatakan bahwa transportasi publik akan menjadi moda dominan dalam mobilitas perkotaan dekarbonisasi pada 2050 mendatang.

Kemudian, bersepeda diprediksi akan menjadi moda transportasi paling penting kedua setelah bus.

Sebanyak 50 persen ahli memperkirakan bersepeda akan menjadi mode dominan di kebanyakan kota dalam 30 tahun.

Sementara itu, berjalan akan tetap menjadi moda transportasi kunci untuk sebagian besar orang.

"Di luar mobilitas, baik bersepeda maupun berjalan memberikan manfaat kesehatan dan dapat menurunkan biaya yang dikeluarkan. Selain itu, juga memberikan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan secara umum," tulis laporan tersebut.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Road Bike di Tengah Wacana Jalur Sepeda Tol Dalam Kota...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi