Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Bencana di Tengah Pandemi, Apa yang Harus Disiapkan?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI
Warga beraktivitas di lokasi pengungsian di Kantor Desa Bojongasih, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (17/2/2020). Sebanyak 47 Kepala Keluarga di Bojongasih mengungsi akibat banjir yang merendam tempat tinggalnya sejak Sabtu (15/2/2020).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sebagian wilayah di Indonesia saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan.

Presiden RI Joko Widodo saat membuka rapat terbatas tentang persiapan penanganan bencana hidrometeorologi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (13/10/2020) juga telah mengingatkan jajarannya untuk mengantisipasi peningkatan bencana di musim hujan.

Ia mengatakan, akumulasi curah hujan pada 2020 akan naik 20-40 persen.

"Laporan yang saya terima dari BMKG, fenomena La Nina diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia akan naik 20-40 persen di atas normal," ucap Jokowi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Karena itu, saya ingin agar kita semuanya menyiapkan diri, mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi," kata dia.

Baca juga: Wagub DKI: Di Seluruh Dunia, Pompa Diandalkan Hadapi Banjir

Bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi mulai dari banjir, tanah longsor, angin kencang, dan sebagainya.

Di tengah pandemi Covid-19, potensi adanya bencana hidrometeorologi perlu diantisipasi agar tidak memperparah penanganan wabah. 

Antisipasi

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebutkan ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dan dipersiapkan.

"Memang dalam situasi seperti ini tidak berarti tidak terjadi bencana. Di India misalnya, terjadi banjir di tengah situasi pandemi corona, ini menambah permasalahan," kata Dicky saat dihubungi Rabu (21/10/2020).

"Ada pengungsi, penumpukan orang, yang artinya meningkatkan potensi atau risiko penularan akibat kondisi penampungan atau pengungsian yang tidak memadai," lanjutnya.

Menurut Dicky, mitigasi bencana yang sudah ada sebelumnya harus disesuaikan dengan kondisi pandemi di mana kondisi pengungsian yang ramai orang bisa dihindari.

"Saya kira pemerintah juga sudah melakukan itu, kemarin saya salah satu yang terlibat, beberapa bulan lalu, dalam penyusunan guideline dengan Kementerian Kesehatan tentang mitigasi bencana ini," sebutnya.

Baca juga: Pemerintah Antisipasi Penyebaran Covid-19 di Klaster Pengungsian

Distribusi informasi

Hal yang perlu ditindaklanjuti adalah memperkuat strategi yang sudah disusun dan mendistribusikan informasinya hingga ke lapisan lebih bawah.

"Ini pemerintah sudah punya ini (guideline), ini yang harus terus diperkuat dan disampaikan sampai tingkat pemerintah daerah," sebut dia.

Ada pun untuk lokasi pengungsian, Dicky menyebutkan aspek apa saja yang harus benar-benar tersedia demi meminimalisasi risiko penularan Covid-19.

"Tempat pengungsian yang memadai itu dari sisi ventilasi, sirkulasi, tidak juga padat pengungsi, ini yang tentu harus disiapkan," ungkap Dicky.

Namun, ia menilai semua ini tidak bisa diserahkan 100 persen pada pihak pemerintah dan otoritas terkait. Peran masyarakat juga diperlukan di sini.

Peran masyarakat

Masyarakat, menurut  Dicky, juga harus bisa mengantisipasi risiko bencana yang ada di daerahnya masing-masing dan memahami apa yang harus dilakukan.

Ketika semua sudah dipersiapkan dengan maksimal, Dicky menilai risiko penularan akan tetap ada dan tidak bisa benar-benar ditekan sampai nihil.

"(Potensi penularan) Ini agak sulit untuk benar-benar dicegah, artinya (benar-benar dibutuhkan) kesiapan dari aspek tempat, ketika terjadi bencana," jelasnya.

Baca juga: Update Corona Dunia: 41,9 Juta Infeksi, 1,41 Juta Meninggal | Eropa Laporkan Kasus Baru Harian 2 Kali Lipat

Sebab apabila terpaksa berada di pengungsian, akan ada kerumunan orang yang memang terpaksa tinggal bersama-sama dalam ruang dan fasilitas terbatas.

Kerumunan orang yang tinggal bersama dalam ruangan yang terbatas, memiliki potensi besar untuk terjadinya penularan virus corona penyebab Covid-19.

Sebagagaimana diketahui, virus corona bisa menyebar melalui droplet, udara, menempel di permukaan-permukaan benda, dan masuk dalam tubuh manusia melalui mulut, mata, dan hidung.

Untuk itu persiapan lebih ekstra dibutuhkan agar apabila terjadi bencana alam tidak memperparah bencana non-alam, pandemi Covid-19, yang saat ini masih terjadi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi