Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Rawan Covid-19, Bijak Manfaatkan Cuti Bersama Saat Libur Panjang

Baca di App
Lihat Foto
Yulius Satria Wijaya
Kepadatan kendaraan menuju jalur wisata Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/8/2020). Tingginya volume kendaraan menuju kawasan wisata Puncak Bogor pada liburan Hari Raya Idul Adha membuat penumpukan dan kepadatan di kawasan tersebut, Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan rekayasa lalu lintas buka tutup jalan satu arah untuk mengurai kepadatan kendaraan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemerintah memutuskan untuk tetap menjadikan 28 Oktober dan 30 Oktober 2020 sebagai cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menko PMK Muhadjir Effendy, Senin (19/10/2020), mengatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, cuti bersama ini tetap dilaksanakan.  

Dengan demikian, akan ada libur panjang selama lima hari, yaitu 28 Oktober hingga 1 November 2020.

Baca juga: Gadis Berusia 14 Tahun Dapat Ratusan Juta Usai Temukan Terapi Penyembuhan Covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang harus dilakukan saat libur panjang di tengah pandemi Covid-19? Amankah melakukan aktivitas di luar rumah untuk memanfaatkan cuti bersama ini?

Disiplin diri dalam menerapkan protokol kesehatan

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, selama masa pandemi masih berlangsung, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah.

Namun, jika hendak melakukan aktivitas di luar rumah, maka wajib melaksanakan dan mematuhi protokol kesehatan.

Hal tersebut, kata Dicky, untuk meminimalisasi penularan virus corona yang saat ini masih terus menyebar penularannya.

"Karena situasi penularan kan masih dalam kondisi rawan sekali, terutama di Pulau Jawa dan daerah-daerah lain relatif sama dalam kondisi yang harus terus waspada setidaknya hingga akhir tahun ini," ucap Dicky kepada Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Protokol kesehatan yang harus dijalankan dengan ketat yaitu menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Dicky menyebutkan, upaya-upaya tersebut dilakukan hanya untuk meminimalisasi penularan.

"Sekali lagi semua upaya ini sebetulnya meminimalisir, sama sekali tidak ada jaminan untuk tidak tertular," kata Dicky.

Baca juga: Virus Corona dan Meninggalnya Relawan Uji Vaksin Covid-19 AstraZeneca...

Bila harus liburan, pastikan hanya bersama keluarga inti

Upaya lain yang dapat dilakukan yakni dengan bepergian hanya bersama orang serumah.

Bepergian dengan orang yang tinggal bersama, akan jauh lebih aman.

"Bila harus pergi, usahakan bersama dengan orang yang serumah supaya lebih aman, tidak bersama dengan orang yang tidak serumah bahkan orang yang tidak dikenal," kata dia.

Sementara itu, mereka yang masuk kelompok berisiko seperti lansia, wanita hamil, dan anak-anak, lebih baik tetap tinggal di rumah.

"Lansia, ibu hamil, anak-anak dan orang rentan lainnya lebih baik untuk tinggal di rumah, ini penting sekali untuk dibatasi," lanjut Dicky.

Baca juga: Deretan Temuan Baru Terkait Virus Corona

Protokol kesehatan di tempat wisata

Bukan hanya berlaku bagi masyarakat yang hendak melakukan liburan, pengelola atau manajemen tempat wisata juga harus menerapkan protokol kesehatan bagi pengunjung.

Apalagi, tempat wisata dalam ruangan atau indoor.

Misalnya, dengan menyiapkan tempat cuci tangan, hand sanitizer, melakukan proses registrasi secara online, jaga jarak dan lain sebagainya.

"Registrasi bisa dibuat online, sehingga bisa dibatasi tempatnya. Soalnya kan ini indoor. Apabila tidak dibatasi, justru akan meningkatkan potensi risiko penularan," kata Dicky.

Baca juga: Studi: Strain Virus Corona Babi SADS-CoV Dapat Menular pada Manusia

Perhatikan pula saat menggunakan toilet atau kamar mandi yang ada di tempat wisata. Pastikan tidak berkerumun saat antre menggunakannya. 

Bagi mereka yang ingin liburan, Dicky menyarankan untuk memilih tempat berlibur yang ada di luar ruangan atau outdoor.

Meski demikian, tempat wisata yang ada di luar ruangan tersebut bukan berarti tidak memiliki risiko penularan.

"Disarankan untuk mencari tempat liburan yang sifatnya outdoor, tetapi bukan berarti tidak memiliki risiko penularan," kata Dicky.

Baca juga: Partikel Virus Bisa Bertahan hingga Dua Bulan di Dalam Tubuh, Ini Saran Epidemiolog

Cari tempat liburan yang tidak ramai

Hal senada juga diungkapkan oleh epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada, Bayu Satria.

Bayu menyarankan agar masyarakat mencari tempat liburan yang tidak ramai.

Selain itu, ia juga mewajibkan masyarakat untuk selalu ingat protokol kesehatan yang harus dipatuhi.

"Pakai masker, pilih tempat liburan di dalam kota yang tidak ramai kalau misal ramai diusahakan cari jam sepi. Karena harus tetap jaga jarak," kata Bayu.

Pesan lainnya, Bayu mengatakan, sebaiknya batalkan liburan jika ada yang sakit dan sebisa mungkin menggunakan transportasi pribadi bukan publik.

Hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisasi risiko penularan saat liburan.

Baca juga: Update: Daftar 26 Daerah Berstatus Zona Hijau Corona di Indonesia 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar HariLibur Nasional dan Cuti Bersama 2021

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi