Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Tak Mau Beli Vaksin Covid-19 dari China

Baca di App
Lihat Foto
DW INDONESIA
Tampilan vaksin corona yang dikembangkan perusahaan farmasi asal Cina, Sinovac.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan, pemerintah Brasil tidak akan membeli vaksin Covid-19 buatan China.

Brasil adalah salah satu negara paling terdampak Covid-19.

Melansir data Worldometers, Kamis (22/10/2020), Brasil menempati urutan ketiga negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Brasil mencatatkan 5.332.634 kasus.

Dari jumlah itu, sebanyak 155.962 orang meninggal dunia karena Covid-19 dan 4.785.297 orang sembuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir BBC, Kamis (22/10/2020), Bolsonaro menanggapi salah seorang pendukung di media sosial yang mendesaknya untuk tidak membeli vaksin Sinovac.

"Kami tidak akan membeli vaksin China," kata Bolsonaro pada Rabu (21/10/2020). 

Ia juga menyebutkan, vaksin tersebut belum selesai uji coba.

Hal itu hanya sehari setelah Menteri Kesehatan Brasil akan menambahkan vaksin ke program imunisasi.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 16 Agustus: 21,5 Juta Terinfeksi | Lebih dari 40.000 Kasus Baru di Brazil

Pada Selasa, Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengatakan, pemerintah federal telah mencapai kesepakatan dengan negara bagian Sao Paulo untuk membeli 46 juta dosis vaksin CoronaVac, yang sedang diuji oleh pusat penelitian Institut Butantan di negara bagian itu.

Vaksin yang akan diproduksi oleh Butantan masih harus mendapat persetujuan dari regulator kesehatan untuk digunakan di masyarakat.

Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengatakan program imunisasi dapat dimulai segera pada Januari 2021.

Akan tetapi, Bolsonaro banyak mendapat kritikan karena vaksin apa pun harus disetujui oleh regulator kesehatan. Selain itu, keefektifannya harus diverifikasi oleh kementerian kesehatan.

"Orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapa pun," kata Bolsonaro.

Diberitakan sebelumnya, Mr Doria memuji vaksin eksperimental Sinovac dan mengumumkan rencana untuk memvaksinasi penduduk Sao Paulo.

Institut Butantan mengumumkan pada Senin (26/10/2020) bahwa vaksin dua dosis tampaknya aman dalam uji klinis tahap akhir.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 20 Juli: 14,6 Juta Orang Terinfeksi | Presiden Brazil Menyapa Kerumunan

Namun, pihaknya memperingatkan bahwa hasilnya hanya permulaan dan pengujian masih berlangsung.

Data tentang seberapa efektif vaksin itu tidak akan dirilis sampai uji coba selesai.

Selain CoronaVac, Brasil juga berencana memberikan vaksin yang dibuat oleh Universitas Oxford Inggris dan raksasa obat AstraZeneca.

Uji coba vaksin Sinovac tak hanya dilakukan di Brazil, tetapi juga di Indonesia dan Turki.

Dikutip dari AP News, Kamis (22/10/2020), seorang profesor ilmu politik di Getulio Vargas Foundation Claudio Couto mengomentari tindakan Bolsonaro.

Menurut dia, langkah Presiden Bolsonaro itu tidak ada hubungannya dengan virus dan lebih merupakan cara untuk menyakiti Doria, yang disebut-sebut sebagai calon penantang Bolsonaro untuk pemilihan 2022.

Dia sering menyatakan ketidakpercayaannya pada kekuatan Asia, yang merupakan mitra dagang terbesar Brasil, terutama di jalur kampanye pada tahun 2018.

Dia menyebut China "tidak berperasaan" dan mengatakan bahwa di bawah pengawasannya tidak akan diizinkan untuk membeli Brasil.

Baca juga: Otoritas China Klaim Temukan Virus Corona pada Sayap Ayam Impor dari Brazil

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi