Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pendapat Biden dan Trump soal Penanganan Virus Corona di AS dalam Debat Terakhir

Baca di App
Lihat Foto
AFP via GETTY IMAGES/JIM WATSON
Calon Presiden Partai Republik Presiden Petahana Donald Trump berdebat dengan Calon Presiden Partai Demokrat mantan Wakil Presiden Joe Biden di kampus Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Ohio, Selasa malam (29/09/2020)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Debat calon presiden Amerika Serikat (AS) terakhir antara Donald Trump dan Joe Biden telah digelar pada Kamis (22/10/2020) malam waktu setempat.

Debat yang berdurasi 90 menit kali ini jauh lebih tertib daripada debat sebelumnya yang kacau dan penuh interupsi.

Namun demikian, perdebatan sengit tetap terjadi di antara keduanya tentang isu-isu yang dibicarakan.

Salah satunya adalah soal kondisi dan penanganan pandemi virus corona di Amerika Serikat sejauh ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Lawan Trump di Pilpres AS 2020, Berikut Sepak Terjang Joe Biden

Penanganan pandemi virus corona

Melansir The Guardian, Jumat (23/10/2020), kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyerang Donald Trump dengan menyoroti buruknya penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan sejauh ini.

Biden menyebut Trump memiliki rencana yang kurang untuk menghentikan penyebaran virus corona di AS.

Biden membuka pernyataannya dengan mengakui jumlah korban pandemi virus corona yang begitu banyak.

Baca juga: Saat Pentagon Beda Pendapat dengan Trump...

Ia juga memperingatkan bahwa negara harus bersiap untuk sebuah "musim dingin yang gelap".

"22.000 kematian. Jika Anda tidak mendengarkan apa pun yang saya katakan malam ini, dengarkan ini," kata Biden.

"Siapa pun yang bertanggung jawab atas kematian sebanyak itu tidak boleh tetap menjadi Presiden AS," lanjutnya sebagaimana dikutip Financial Times, Jumat (23/10/2020).

Sebaliknya, Trump terus meremehkan tingkat keseriusan krisis kesehatan publik, mempertahankan pendapatnya, dan memperediksi bahwa vaksin akan tersedia dalam waktu dekat meskipun belum ada jaminan. 

"Ini (pandemi Covid-19) akan hilang," kata Trump.

Baca juga: Benarkah Pengobatan Covid-19 yang Dipakai Donald Trump Berasal dari Jaringan Janin?

Kebenaran pernyataan kandidat

Melansir BBC, Jumat (23/10/2020), tidak semua pernyataan yang disampaikan oleh kedua kandidat presiden AS tersebut benar.

Berikut adalah sejumlah pernyataan yang perlu diluruskan dari kedua kandidat, terutama dalam tema kondisi dan penanganan pandemi virus corona:

1. Virus akan segera menghilang

Pernyataan ini disampaikan oleh Donald Trump.

Pakar penyakit menular Gedung Putih, Dr Anthony Fauci membantah presiden dan menyebut bahwa statistik yang ditunjukkan justru semakin "mengganggu".

Pasalnya, setidaknya 60 ribu kasus baru dilaporkan setiap harinya di seluruh AS, mengalami peningkatan dari 50 ribu di awal Oktober 2020.

Jumlah admisi rumah sakit pun mengalami peningkatan lebih dari 30 persen sejak awal Oktober. 

Adapun kematian yang dikonfirmasi tetap berada di kisaran angka 800 per hari selama bulan Oktober ini.

Baca juga: 32 Daerah di Indonesia Berstatus Zona Merah Covid-19, Mana Saja?

2. Lonjakan kasus virus corona ada di "negara-negara merah"

Kandidat Partai Demokrat Joe Biden menyimpulkan bahwa peningkatan infeksi Covid-19 terpusat di negara-negara bagian yang dijalankan Partai Republik.

Faktanya, kasus-kasus Covid-19 mengalami peningkatan di lebih dari 40 negara bagian AS, termasuk negara-negara yang diatur oleh Partai Demokrat dan Partai Republik.

Dakota utara, Dakota Selatan, Montana, dan Wisconsin memperlihatkan kasus virus corona per kapita terbanyak selama minggu lalu.

Dakota dijalankan oleh pemimpin dari Republik, sedangkan Montana dan Wiscconsin oleh Demokrat

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Kondisi terkini pandemi corona di AS

Sebagai informasi, mengutip Washington Post, Rabu (23/10/2020), Amerika Serikat kembali mencatatkan lebih dari 73.000 kasus infeksi Covid-19 baru pada Kamis (22/10/2020).

Angka tersebut menjadi penambahan harian tertinggi sejak akhir Juli.

Hingga kini, negara tersebut telah mencatatkan lebih dari 8,6 juta kasus dengan lebih dari 200 ribu kasus kematian.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Sementara, jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh adalah sebanyak 5,6 juta orang.

Melansir data dari laman Worldometers, Jumat (23/10/2020), jumlah kasus aktif Covid-19 di AS adalah sebanyak 2,7 juta dengan lebih dari 15 ribu di antaranya berada dalam kondisi serius.

Sampai saat ini, AS pun masih menjadi negara dengan jumlah total kasus infeksi Covid-19 dan kematian terbanyak di dunia. 

Baca juga: Melihat Kecanggihan Pesawat Mata-mata AS P-8 Poseidon yang Ditolak Masuk Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membedakan Flu dengan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi