Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pemanis Pengganti Gula bagi Penderita Diabetes

Baca di App
Lihat Foto
Africa Studio
Gula stevia yang dianggap sehat
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Pemanis rendah kalori atau pengganti gula, memungkinkan penderita diabetes menikmati makanan dan minuman manis yang tidak memengaruhi kadar gula darahnya.

Berbagai pemanis tersedia dan masing-masing memiliki pro dan kontra yang berbeda.

Penderita diabetes memang harus berhati-hati untuk menghindari lonjakan gula darah.

Mengontrol gula darah penting untuk menghindari komplikasi diabetes yang lebih parah, termasuk kerusakan saraf dan penyakit kardiovaskular.

Pemilihan pemanis alternatif merupakan salah satu cara menjaga rasa manis pada makanan dan minuman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski demikian, tidak semua pemanis alternatif merupakan pilihan yang baik untuk penderita diabetes.

Berikut enam pemanis pengganti gula pasir bagi penderita diabetes melansir Medical News Today:

1. Stevia

Stevia adalah pemanis alami yang berasal dari tanaman Stevia rebaudiana yang banyak tumbuh di Paraguay dan Brasil.

Stevia dibuat melalui proses ekstraksi senyawa kimia bernama steviol glycosides yang terdapat pada daun tanaman.

Setelah melalui proses pengolahan yang lebih lanjut diperoleh serbuk putih yang 300 kali lebih manis daripada sukrosa, atau gula pasir yang ada biasanya.

Meski demikian, Stevia memiliki beberapa pro dan kontra yang perlu dipertimbangkan oleh penderita diabetes.

Pemanis ini bebas kalori dan tidak menaikkan kadar gula darah. Namun, seringkali lebih mahal daripada pengganti gula lainnya di pasaran.

Selain mahal, Stevia juga memiliki cita rasa pahit yang tidak disukai oleh sebagian orang.

Bahkan, beberapa produsen menambahkan gula dan bahan lain untuk menciptakan rasa manis, yang justru berpotensi mengurangi manfaat stevia bagi kesehatan.

Baca juga: Simak, Berikut Jenis Makanan yang Baik dan Buruk untuk Penderita Diabetes

2. Tagatose

Pemanis alami yang juga aman untuk penderita diabetes adalah tagatose atau tagatosa. Tagatosa diproduksi menggunakan proses enzimatisasi dari unsur galaktosa pada susu.

Meski dihasilkan dari proses kimiawi, tagatosa yang termasuk dalam golongan fruktosa ini dinyatakan 90 persen lebih manis dari sukrosa (gula pasir).

Tagatose juga dapat dihasilkan dari beberapa buah-buahan berdaging manis seperti apel, jeruk, dan nanas.

Umumnya, tagatose digunakan sebagai pemanis pada makanan, penambah tekstur, dan stabilizer rendah kalori.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan sertifikat yang menyatakan tagatose ini aman dikonsumsi oleh semua kalangan.

Tak hanya itu, menurut penelitian, tagatosa memiliki indeks glikemik (GI) yang rendah sehingga cocok digunakan dalam pengobatan pasien obesitas. Berlaku pula bagi penderita diabetes yang sedang menjalani diet rendah Indeks glikemik.

3. Sukralosa

Pemanis pengganti gula berikutnya yakni sukralosa. Pemanis alami ini terbuat dari sukrosa yang telah melalui proses kimiawi.

Sukralosa 600 kali lebih manis daripada gula meja dengan kandungan kalori yang lebih rendah sehingga sangat aman untuk penderita diabetes.

Sukralosa adalah salah satu pemanis buatan yang paling populer, dan tersedia secara luas.

Beberapa produsen makanan juga kerap menambah sukralosa ke berbagai produk mulai dari permen karet, sereal dan olahan lainnya.

Keunggulan lainnya yakni pemanis alami ini lebih tahan panas dibandingkan jenis lain yang rasanya mudah berubah ketika dipanaskan pada suhu yang tinggi. Hal ini menjadikan sukralosa kerap dipilih sebagai bahan baku membuat kue dan pemanis minuman panas.

FDA menganjurkan penggunaan sukralosa yang aman adalah sebesar 5 mg per kg berat badan.

Misalnya, seseorang memiliki berat badan sekitar 60 kilogram, maka jumlah sukralosa yang aman dikonsumsi adalah 23 saset dalam sehari.

4. Aspartam

Aspartam adalah pemanis buatan yang sangat umum tersedia di AS sejak 1980-an.

Aspartam sering dipilih warga karena memiliki rasa yang manis. Bahkan, 200 kali lebih manis dari gula pasir biasa.

Produk ini kerap digunakan oleh sejumlah produsen makanan dalam beberapa menu mereka, mulai dari makanan, hingga minuman diet soda.

Tidak seperti sukralosa, aspartam kurang baik jika diolah pada suhu yang tinggi.

Hal tersebut karena rasa manis pada aspartam mudah rusak pada suhu tinggi sehingga jarang digunakan saat memasak dan sering dijadikan sebagai hiasan di meja.

Aspartam juga tidak aman untuk orang dengan kelainan genetik langka yang dikenal sebagai fenilketonuria.

FDA menganjurkan jumlah aspartam yang aman dikonsumsi yakni tidak lebih dari 50 miligram per kilogram berat badan.

Oleh karena itu, seseorang yang memiliki berat 60 kilogram dapat mengonsumsi 75 bungkus aspartam dalam bentuk saset kecil.

5. Neotam

Neotam adalah jenis pemanis buatan rendah kalori yang memiliki derajat kemanisan sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, neotam 7.000-13.000 kali lebih manis dari gula pasir yang biasa dikonsumsi.

Pemanis ini mampu bertahan di suhu tinggi, sehingga cocok digunakan saat memasak atau membuat pangan lain yang membutuhkan suhu tinggi.

Beberapa ahli sepakat, neotam aman digunakan untuk manusia dari berbagai usia.

Sementara itu, FDA menganjurkan jumlah penggunaan neotam yang aman adalah 0,3 miligram per kilogram berat badan.

Jika seseorang memiliki berat badan 60 kilogram, maka jumlah konsumsi neotam yang aman adalah berjumlah 23 bungkus per hari.

6. Sakarin

Sakarin merupakan pemanis yang terbuat dari proses oksidasi zat kimia. Pemanis ini aman untuk penderita diabetes karena nol kalori dan 200-700 kali lebih manis dari gula pasir.

Meski pernah dianggap dapat menyebabkan kanker kandung kemih oleh sejumlah ilmuwan.

Namun, National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat telah mendukung penggunaan sakarin untuk pasien diabetes karena aman dan tidak berpotensi menyebabkan kanker.

FDA menganjurkan jumlah takaran yang tepat dalam mengkonsumsi sakarin adalah 15 miligram per kilogram berat badan.

Jika seseorang memiliki berat badan 60 kg, maka ia dapat mengonsumsi 45 saset sakarin per hari.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi