Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Dunia Berada di Titik Kritis dalam Pandemi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/WAHYU ADITYO PRODJO
Gambar mural di Bukit Duri, Tebet, Jakarta.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa dunia tengah berada di titik kritis dalam pandemi Covid-19.

Bahkan, beberapa negara berada di jalur berbahaya menghadapi prospek layanan kesehatan yang runtuh di bawah tekanan.

"Kami berada pada titik kritis dalam pandemi Covid-19, terutama di belahan bumi utara," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dikutip dari CNA, Sabtu (24/10/2020).

Baca juga: Bagaimana Vaksin Flu dapat Membantu Melawan Covid-19?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi waktu yang sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya," ujar dia.

Tedros menambahkan, WHO mendesak para pemimpin untuk segera mengambil tindakan, guna mencegah adanya kasus kematian yang lebih lanjut.

"Layanan kesehatan yang penting runtuh dan sekolah-sekolah ditutup lagi. Seperti yang saya katakan pada Februari dan saya ulangi ini bukan latihan," katanya lagi.

Baca juga: 32 Daerah di Indonesia Berstatus Zona Merah Covid-19, Mana Saja?

Peningkatan infeksi

Tedros menyampaikan, saat ini terlalu banyak negara melihat peningkatan infeksi yang berlipat ganda.

"Dan itu sekarang mengarah ke rumah sakit dan unit perawatan intensif yang mendekati atau melebihi kapasitas," tuturnya.

Ia mengungkapkan, negara-negara harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran virus dengan cepat.

Baca juga: Gadis Berusia 14 Tahun Dapat Ratusan Juta Usai Temukan Terapi Penyembuhan Covid-19

Tingkat infeksi lebih tinggi

Meningkatkan pengujian, lanjutnya, melacak kontak orang-orang yang terinfeksi dan mengisolasi orang yang berisiko menyebarkan virus akan memungkinkan negara-negara menghindari penguncian.

Beberapa negara di Eropa melaporkan tingkat infeksi lebih tinggi daripada gelombang pertama pandemi pada Maret dan April, dengan Spanyol mengatakan sekarang memiliki lebih dari tiga juta kasus.

Pemerintah di seluruh benua memberlakukan pembatasan baru yang berdampak pada kehidupan sehari-hari, di antaranya Perancis yang memperpanjang jam malam dan Irlandia kembali melakukan penguncian.

Baca juga: Profil AstraZeneca, Penyedia 100 Juta Vaksin Corona untuk Indonesia

"Meningkatnya infeksi Covid-19 menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan masyarakat, dengan sebagian besar negara memiliki situasi epidemiologis yang sangat mengkhawatirkan," ujar Direktur Pusat Pencegahan dan Pengandalian Penyakit Eropa (ECDC) Andrea Ammon.

Menurut ECDC, semua negara Uni Eropa kecuali Siprus, Estonia, Finlandia, dan Yunani termasuk dalam kategori perhatian yang serius.

"Seperti halnya Inggris, naik dari bulan lalu," ujarnya.

Secara global, virus corona penyebab penyakit Covid-19 telah merenggut 1,1 juta nyawa, sekitar seperlima di Amerika Serikat dan menginfeksi hampir 42 juta orang.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Kasus Covid-19 di Amerika

Melansir Reuters, 23 Oktober 2020, jumlah kematian akibat Covid-19 di AS dapat melampaui 500.000 kasus pada Februari, kecuali jika mayoritas orang Amerika mengenakan masker.

Para peneliti memperingatkan hal tersebut pada Jumat (23/10/2020), saat 14 negara bagian mencatatkan rekor baru peningkatan infeksi harian.

Perkiraan terbaru dari Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington yang dikutip secara luas mencerminkan kekhawatiran bahwa musim dingin akan mendorong orang Amerika berada dalam ruangan, di mana lebih memungkinkan virus untuk menyebar.

Baca juga: Inggris Tetapkan 3 Aturan Sistem Baru Lockdown, Ini Rinciannya

"Kami sedang menuju lonjakan musim gugur atau musim dingin yang sangat substansial," ujar Chris Murray yang memimpin penelitian tersebut.

Lebih lanjut, kemungkinan jumlah kematian bisa turun 130.000 kasus, jika 95 persen orang Amerika mengenakan masker.

Sementara itu, Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengaitkan peningkatan kasus yang terjadi dengan perilaku individu, di mana pertemuan-pertemuan yang terjadi di keluarga menjadi vektor utama penyebaran penyakit.

Baca juga: Makanan yang Harus Dihindari Penderita Penyakit Jantung, Apa Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Membedakan Flu dengan Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi