Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Catatkan Rekor Tertinggi, Lebih dari 80.000 Kasus Harian Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Ivan Marc
Ilustrasi: seroang perempuan mengenakan masker di Manhattan, New York, AS.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Amerika Serikat melaporkan lebih dari 80.000 kasus infeksi Covid-19 pada Jumat (23/10/2020).

Angka ini merupakan rekor kasus harian tertinggi sejak pandemi virus corona.

Rekor kasus itu terjadi di tengah meningkatnya pasien rawat inap dan jumlah kematian harian di seluruh negeri.

Melansir CNN, Sabtu (24/10/2020), jumlah kasus yang dilaporkan sebanyak 80.005, melampaui rekor sebelumnya 77.362 yang dicatat pada 16 Juli 2020.

Jenderal Ahli Bedah AS Dr Jerome Adams mengingatkan, pasien yang dirawat di rumah sakit mulai meningkat 75 persen di seluruh negara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sempat Dihentikan, AstraZeneca dan Johnson & Johnson Lanjutkan Uji Coba Vaksin Covid-19 di AS

 

Kabar baiknya, tingkat kematian akibat virus corona di AS telah menurun menjadi sekitar 85 persen karena berbagai faktor, termasuk penggunaan remdesivir, steroid, dan manajemen pasien yang lebih baik.

Ahli penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci, mengungkapkan keprihatinannya atas lonjakan besar kasus Covid-19 di AS.

Ia mendesak agar pemerintah dan warga meningkatkan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus.

"Peningkatan pada peta lebih dari 30 negara bagian tak akan terjadi secara spontan, kecuali kita melakukan sesuatu tentang itu," kata dia.

Negara bagian paling terdampak

Dikutip dari BBC, Sabtu (24/10/2020), Midwest terus menjadi wilayah yang paling terpukul di negara itu dengan lonjakan kasus di beberapa negara bagian, seperti North Dakota, Montana, dan Wisconsin.

Di Ohio, pihak berwenang mencatat peningkatan kasus harian terburuk selama tiga hari berturut-turut.

Negara lain di kawasan itu, termasuk Illinois dan Indiana, juga melihat kenaikan harian mendekati rekor tertinggi sebelumnya.

Sementara itu, kasus di Utah mencapai titik tertinggi seiring pemberlakuan wajib masker di 21 daerahnya.

Gubernur Gary Herbert memperingatkan bahwa dampak virus corona telah terlihat pada kapasitas rumah sakit setempat.

"Hingga saat ini, rumah sakit kami telah mampu memberikan perawatan yang baik kepada semua pasien Covid dan non-Covid yang membutuhkannya. Tapi hari ini kami berada di ambang batas," kata dia.

"Jika orang Utah tidak mengambil langkah serius untuk membatasi pertemuan kelompok dan memakai masker, penyedia layanan kesehatan kami tidak akan memiliki kemampuan untuk memberikan perawatan berkualitas bagi semua orang yang membutuhkannya," lanjut Herbert.

Baca juga: 10.000 Cerpelai di Amerika Serikat Tewas karena Virus Corona

Dampak terhadap Pemilu AS

Pandemi virus corona di AS telah menjadi medan perang kebijakan utama menjelang pemilihan presiden pada November 2020.

Presiden Donald Trump dan Joe Biden berselisih tentang masalah itu selama debat presiden, Kamis (22/10/2020).

Kedua kandidat terus memberikan pandangan yang sangat berbeda soal masa depan.

Pada rapat umum di Florida pada Jumat (23/10/2020), Trump berjanji kepada para pendukungnya bahwa pandemi akan segera berakhir.

Ia juga menuduh Biden melebih-lebihkan krisis untuk menakuti orang agar memilihnya.

Di lain pihak, Biden mengatakan Presiden sudah menyerah untuk menahan virus saat berbicara di sebuah acara di Delaware.

Jika terpilih, mantan wakil presiden itu akan meminta gubernur negara bagian untuk mengamanatkan penggunaan masker, membuat rencana pengujian nasional, dan memesan produksi alat pelindung diri.

Biden juga berjanji untuk membuat vaksin Covid-19 gratis untuk setiap orang Amerika setelah disetujui.

Baca juga: Angka Kemiskinan di Amerika Serikat Naik 8 Juta Setelah Pandemi Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Macam-macam Penularan Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi